Suara.com - Dua e-commerce raksasa di Indonesia, Shopee dan Lazada berkomitmen untuk menutup impor sejumlah produk guna meningkatkan pasar Indonesia.
Hal ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman antara dua layanan toko daring terbesar itu dengan pemerintah beberapa waktu terakhir.
Disampaikan oleh Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Teten Masduki penandatanganan nota kesepahaman itu dilakukan usai diketahui lebih dari 50 persen barang yang diperdagangkan di Shopee dan Lazada ternyata impor.
“Harus diakui 50 persen lebih barang yang diperdagangkan di e-commerce itu produk impor, kita sudah kerja sama dengan dua crossed border e-commerce Shopee dan Lazada,” kata Teten.
Teten mengatakan, Shopee saat ini sudah menyatakan komitmen untuk menutup impor 13 kategori barang terutama yang berkaitan dengan pakaian muslim mulai dari hijab, atasan dan bawahan muslim perempuan, gaun, pakaian pria, dan mukena.
Ditambah lagi, kini Lazada juga sudah menyepakait untuk menutup impor bagi tiga klaster produk besar seperti tekstil atau pakaian, kuliner dan kriya atau kerajinan.
“Sudah ada MoU dengan mereka, tolong dicek kalau mereka masih jualan itu ya kita tegur karena kita sudah berkomitmen dengan mereka,” kata dia, dikutip dari Solopos.com --jaringan Suara.com.
Keputusan ini diambil lantaran pemerintah ingin Usaha skala kecil dan menengah (UMKM) dalam negeri justru kesulitan lantaran disaingi produk luar.
“Ini sudah sepakat tidak lagi diimpor dari China, ini penting untuk dijaga market digital dalam negeri bukan anti perdagangan bebas tapi untuk melindungi UMKM kita,” kata dia.
Baca Juga: Parfum Jo Malone London Sekarang Punya Flagship Store di Asia Tenggara
Diwartakan sebelumnya, barang impor yang membanjiri Indonesia melalui platform marketplace menimbulkan kekhawatiran.
Pasalnya, ekonomi digital yang diikuti peningkatan transaksi lintas batas negara melalui daring makin ramai hingga secara perlahan apabila tanpa kendali bisa mematikan UMKM.
Data dari Bank Indonesia menunjukkan bahwa transaksi e-commerce sepanjang 2020 mencapai Rp253 triliun dan diperkirakan bisa mencapai Rp337 triliun pada 2021.
Berita Terkait
-
Butuh Gotong Royong Untuk Tingkatkan Ekspor UKM Jawa Tengah
-
JNE Yogyakarta Gelar Goll..Aborasi Bisnis Online, Jadi Wadah Tukar Pikiran Pegiat UKM
-
Dari Malang, Komite BPH Migas Tegaskan BBM Aman Sampai Akhir Tahun
-
Data BPS: Ekspor Impor di September 2021 Melejit
-
Dorong Pengusaha Lokal, Shopee dan Lazada Komitmen Tutup Barang Impor
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman New Balance untuk Jalan Kaki Jauh
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
YES 2025: Ajak Anak Muda Berani Memulai Usaha, Waktu Menjadi Modal Utama
-
YES 2025: Berbagi Tips Investasi Bagi Generasi Muda Termasuk Sandwich Generation
-
Youth Economic Summit 2025 : Pentingnya Manfaat Dana Darurat untuk Generasi Muda
-
Kapan Bansos BPNT Cair? Penyaluran Tahap Akhir Bulan November 2025, Ini Cara Ceknya
-
Youth Economic Summit 2025: Ekonomi Hijau Perlu Diperkuat untuk Buka Investasi di Indonesia
-
Apa Itu Opsen Pajak? Begini Perhitungannya
-
Suara Penumpang Menentukan: Ajang Perdana Penghargaan untuk Operator Bus Tanah Air
-
Youth Economic Summit 2025: Peluang Industri Manufaktur Bisa Jadi Penggerak Motor Ekonomi Indonesia
-
Kapan Kenaikan Gaji Pensiunan PNS 2025 Cair? Ini Kata Kemenkeu dan Realitanya
-
Youth Economic Summit (2025) : Indonesia Diminta Hati-hati Kelola Utang