Suara.com - Harga emas dunia bertahan di dekat level terendahnya sejak pertengahan Oktober pada perdagangan Rabu, setelah Bank Sentral AS The Federal Reserve mengumumkan pengurangan langkah-langkah stimulus era pandemi dalam sebuah keputusan yang diperkirakan secara luas.
Mengutip CNBC, Kamis (4/11/2021) harga emas di pasar spot turun 0,9 persen menjadi USD1.770,61 per ounce. Sebelumnya, emas mencapai level terendah sejak 13 Oktober di USD1.757,63 per ounce.
Sementara itu, emas berjangka Amerika Serikat ditutup merosot 1,4 persen menjadi USD1.763,9 per ounce.
The Fed akan mulai memangkas pembelian obligasi bulanan pada November, dengan rencana untuk mengakhirinya pada 2022, kata bank sentral dalam sebuah pernyataan di akhir pertemuan dua hari.
"Emas menuju pertemuan tersebut semacam mempersiapkan yang terburuk dan itulah mengapa turun di sekitar USD1.758 sejak saat itu," kata Phillip Streible, Chief Market Strategist Blue Line Futures, di Chicago.
"Kita akan menunggu sebelum menetapkan posisi apa pun pada emas, baik di sisi long atau short position , dan jangan berharap terlalu banyak pergerakan karena berikutnya kita akan mendapatkan data ketenagakerjaan (minggu ini)," tambahnya.
Laporan ketenagakerjaan Departemen Tenaga Kerja AS untuk Oktober akan dirilis Jumat. Data sebelumnya pada Rabu menunjukkan penggajian swasta meningkat lebih dari ekspektasi pada Oktober.
The Fed juga menunjukkan pemulihan dalam kegiatan ekonomi dan lapangan kerja dalam pernyataannya sambil berpegang pada keyakinannya bahwa inflasi yang tinggi akan terbukti "sementara", dan kemungkinan tidak memerlukan kenaikan suku bunga yang cepat.
"Kendati kebijakan suku bunga mungkin nomor satu dalam benak semua orang, yang kedua adalah tekanan inflasi yang kita miliki di pasar saat ini," kata David Meger, Direktur di High Ridge Futures.
Baca Juga: Harga Emas Antam Hari Ini Turun Jadi Rp 929.000 per Gram
Kebijakan moneter AS yang sangat longgar membantu mendorong emas naik tajam sejak krisis keuangan akhir 2000-an, dengan suku bunga rendah memangkas opportunity cost memegang aset yang tidak memberikan imbal hasil dan kekhawatiran inflasi memicu permintaan untuk lindung nilai.
Sementara itu logam lainnya perak turun 0,4 persen menjadi USD23,43 per ounce, platinum melemah 0,7 persen menjadi USD1.030,94 per ounce dan paladium berkurang 0,6 persen menjadi USD1.999,77 per ounce.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI
-
Mengenang Sosok Ustaz Jazir ASP: Inspirasi di Balik Kejayaan Masjid Jogokariyan
-
Gagal di Sea Games 2025, Legenda Timnas Agung Setyabudi Sebut Era Indra Sjafri Telah Berakhir
Terkini
-
Krisis Energi di Pengungsian Aceh, Rieke Diah Pitaloka Soroti Kerja Pertamina
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Bank Mega Syariah Salurkan Pembiayaan Sindikasi Senilai Rp870 Miliar
-
PPN Buka Suara Soal Rencana Pemerintah Stop Impor Solar pada 2026
-
Tarif Ekspor Indonesia ke AS 'Dipangkas' dari 32% ke 19%, Ini Daftar Produk Kebagian 'Durian Runtuh'
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
-
Fenomena Discouraged Workers: Mengapa Jutaan Warga RI Menyerah Cari Kerja?
-
Prabowo Mau Temui Donald Trump, Bahas 'Kesepakatan Baru' Tarif Dagang?
-
Di Balik Tender Offer Saham PIPA Oleh Morris Capital Indonesia
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI