Suara.com - Tarif internet di Indonesia, menurut Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan masuk kategori mahal sehingga menyebabkan terjadinya kesenjangan internet di Tanah Air.
Menurut dia, internet kini hanya dinikmati kalangan tertentu karena alasan ekonomi. Namun demikian, ia tidak merinci nilai ideal untuk tarif internet di Indonesia.
“Kesenjangan internet juga terjadi karena biaya yang mahal, memungkinkan internet hanya bisa diakses mereka yang mampu secara ekonomi,” kata Luhut dalam Jasa Keuangan.
Melansir dari Solopos.com --jaringan Suara.com, Luhut juga menyoroti salah satu penyebab ekonomi digital belum berkembang secara merata karena akses internet yang belum menjangkau seluruh wilayah Indonesia.
Saat ini, ada lebih dari 12.000 desa yang belum mendapat akses internet 4G. Ia lantas menyebut, pada 2022, seluruh desa ditarget memiliki akses internet 4G.
“Selain itu rendahnya tingkat kecepatan jaringan juga menjadi kendala dalam menumbuhkan ekonomi digital,” kata Luhut.
Merujuk data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 2019, kata Luhut, saat ini indeks literasi keuangan Indonesia baru 30,03 persen dan indeks inklusi keuangan 76,19 persen.
“Angka ini berbanding jauh dengan Singapura yang sudah mencapai 98 persen, Malaysia 85 persen, dan Thailand 82 persen. Tingkat inklusi yang dengan literasi rendah menunjukkan potensi risiko yang begitu tinggi karena meskipun masyarakat memiliki akses keuangan sebenarnya mereka tidak memahami dengan baik fungsi dan risikonya,” ujar Luhut dalam Indonesia Fintech Summit 2021, Minggu (12/12/2021) lalu.
“Pemerintah juga terus mendorong kesenjangan digital yang terjadi. Akses layanan telekomunikasi masih belum menjangkau seluruh desa di Indonesia. Selain itu, rendahnya percepatan jaringan menjadi kendala ekonomi digital. Belum lagi kesenjangan internet juga terjadi karena biaya yang mahal mungkin internet hanya bisa diakses oleh mereka yang mampu secara ekonomi. Hal ini yang menjadi fokus pemerintah ke depan,” sambung dia.
Baca Juga: Menko Marves Luhut Belum Berani Bilang Indonesia Sudah Lewati Krisis Pandemi Covid-19
Ia mengaku optimis, ekonomi digital di Indonesia memiliki prospek menjanjikan sehingga pemerintah harus mendukung akselerasi perkembangan ekonomi digital dengan berbagai inovasinya.
“Proyeksi pertumbuhan ekonomi digital diperkirakan mencapai US$124-US$146 miliar di 2025. Tentu ini menjadi momentum yang tidak bisa dilewatkan untuk membawa Indonesia menjadi negara yang kompetitif di Asean maupun dunia,” ujarnya.
Berita Terkait
- 
            
              Luhut Binsar Pandjaitan: PPKM di Jawa-Bali Diperpanjang hingga 3 Januari 2022
- 
            
              Luhut Ungkap Penurunan Penggunaan Aplikasi PeduliLindungi
- 
            
              Bantuan Kuota Internet Kemendikbud Desember 2021 Bertambah, Ini Perubahannya
- 
            
              Pemerintah Resmi Perpanjang PPKM Jawa-Bali Hingga Tahun Depan
- 
            
              Menko Marves Luhut Belum Berani Bilang Indonesia Sudah Lewati Krisis Pandemi Covid-19
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- Suzuki Ignis Berapa cc? Harga Bekas Makin Cucok, Intip Spesifikasi dan Pajak Tahunannya
- STY Siap Kembali, PSSI: Tak Mudah Cari Pelatih yang Cocok untuk Timnas Indonesia
Pilihan
- 
            
              Indonesia Ngebut Kejar Tarif Nol Persen dari AS, Bidik Kelapa Sawit Hingga Karet!
- 
            
              Prabowo Turun Gunung Bereskan Polemik Utang Whoosh
- 
            
              Jokowi Klaim Proyek Whoosh Investasi Sosial, Tapi Dinikmati Kelas Atas
- 
            
              Barcelona Bakal Kirim Orang Pantau Laga Timnas Indonesia di Piala Dunia U-172025
- 
            
              Menkeu Purbaya Pamer Topi '8%' Sambil Lempar Bola Panas: Target Presiden, Bukan Saya!
Terkini
- 
            
              Pemerintah Dorong Investasi Lab & Rapid Test Merata untuk Ketahanan Kesehatan Nasional
- 
            
              Indonesia Ngebut Kejar Tarif Nol Persen dari AS, Bidik Kelapa Sawit Hingga Karet!
- 
            
              Prabowo Turun Gunung Bereskan Polemik Utang Whoosh
- 
            
              Transaksi Belanja Online Meningkat, Bisnis Logistik Ikut Kecipratan
- 
            
              Regulator Siapkan Aturan Khusus Turunan UU PDP, Jamin Konsumen Aman di Tengah Transaksi Digital
- 
            
              Kredit BJBR Naik 3,5 Persen, Laba Tembus Rp1,37 Triliun
- 
            
              Jokowi Klaim Proyek Whoosh Investasi Sosial, Tapi Dinikmati Kelas Atas
- 
            
              MedcoEnergi Umumkan Pemberian Dividen Interim 2025 Sebesar Rp 28,3 per Saham
- 
            
              Penyeragaman Kemasan Dinilai Bisa Picu 'Perang' antara Rokok Legal dan Ilegal
- 
            
              Meroket 9,04 Persen, Laba Bersih BSI Tembus Rp 5,57 Triliun di Kuartal III-2025