Suara.com - Perusahaan e-commerce asal Singapura, Shopee masuk dalam daftar yang diawasi Kantor Perwakilan Dagang Amerika Serikat atau United States Trade Representative (USTR). Shopee jadi salah satu dari 18 online markets yang masuk dalam daftar 2021 Review of Notorious Markets for Counterfeiting and Piracy (Notorious Markets List).
Melalui siaran pers mereka, USTR merilis temuan mereka, perwakilan USTR, Katherine Tai menjelaskan, perdagangan global barang palsu dan bajakan merusak inovasi dan kreativitas penting AS, serta merugikan pekerja Amerika.
Ia menambahkan, perdagangan ilegal juga meningkatkan kerentanan terhadap pekerja yang terlibat dalam pembuatan barang palsu. Mereka terancam jam kerja yang berlebihan, barang palsu hingga keselamatan mereak bahkan konsumen di seluruh dunia.
Total 42 pasar online dan 35 pasar fisik diidentifikasi oleh USTR dalam Daftar Pasar Terkenal mereka.
Untuk diketahui, Shopee adalah pasar e-commerce online dan seluler yang berbasis di Singapura dengan platform yang berfokus pada masing-masing negara yang terutama melayani Asia Tenggara, Amerika Latin, dan Eropa.
Para pemegang lisensi merk di Amerika Serikat melaporkan tingkat pemalsuan yang sangat tinggi yang dijual di semua platform Shopee, kecuali platform Shopee Taiwan.
Mereka lantas melaporkan hal ini pada pihak Shopee, namun respon mereka sangat tidak efektif, dan lambat.
Prosedur Shopee untuk memeriksa penjual dilaporkan tidak membuat penjual barang palsu keluar dari platformnya atau mencegah pelanggar berulang untuk mendaftar ulang.
Pemegang hak atau lisensi merk menganggap Shopee tidak serius dalammenciptakan lingkungan yang memastikan penjual tidak menawarkan barang palsu dan merugikan pemilik lisensi asli.
Baca Juga: Blak-blakan Bos Bukalapak soal Harga Saham BUKA yang Rontok
Namun demikian, mengutip dari SingaporeUncensored, Shopee diklaim sudah meningkatkan keterlibatan dengan pemegang hak dalam upaya untuk mengatasi masalah ini.
Selain Shopee, platform e-commerce di Indonesia yang turut ada di dalam daftar ini adalah Tokopedia dan Bukalapak.
Berita Terkait
-
Saham BUKA Ambles Terus Bikin Investor Nyangkut di Pucuk, Begini Tanggapan Presiden Bukalapak
-
Saham Bukalapak Kian Hari Terus Merosot, Mengapa?
-
Willix Halim Resmi Jadi CEO Bukalapak, Komut: Kami Optimis
-
Willix Halim Resmi Ditunjuk Sebagai CEO Bukalapak
-
Blak-blakan Bos Bukalapak soal Harga Saham BUKA yang Rontok
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
RKUHAP Resmi Jadi UU: Ini Daftar Pasal Kontroversial yang Diprotes Publik
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
Terkini
-
BCA Hadirkan Festival STEM di Sorong untuk Dorong Kreativitas Siswa dan Unggul Berdaya Saing
-
Total Harta Rp39 Miliar, Gaya Hidup Menkeu Purbaya Jadi Sorotan: Punya Motor 'Sejuta Umat'
-
Promo Superindo Hari Ini 18 November 2025: Banjir Diskon 50 Persen dan Harga Spesial!
-
Himbara Ramai-ramai Buyback, DPR Nilai itu Aksi yang Wajar
-
Pasar Kripto Goyang, Bitcoin Anjlok 30 Persen di Bawah USD90.000
-
Menkeu Purbaya Kembali Guyur Likuiditas Bank Himbara Rp76 Triliun
-
Tarif Listrik PLN per kWh Periode November Hingga Desember 2025
-
Hasil Pertemuan Empat Mata Prabowo - Dasco: Genjot Ekonomi 8 Persen
-
IHSG Sesi I Tergelincir ke Zona Merah, APEX Masih Ngacir Meroket
-
Harga Minyak Anjlok Dipicu Pembukaan Pemuatan Rusia