Suara.com - Perusahaan yang belum lama IPO, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) jadi sorotan investor karena turun signifikan meski mencatat rekor baru sebagai nicorn pertama yang melantai di Bursa Efek Indonesia. Investasi yang diperoleh juga sangat besar mencapai Rp21,9 triliun, terbesar dalam sejarah penawaran saham perdana (IPO) di Indonesia.
Berkali-kali saham BUKA auto reject atas (ARA) saat itu. Bahkan harga saham BUKA meroket hingga menyentuh level Rp1.060 per saham yang setara dengan enaikan 24,71% dari harga pembukaan di level Rp850 per saham.
Tren kenaikan ini tidak bertahan lama. Nilai saham BUKA terkoreksi cukup dalam hingga mencapai lebih dari 60%.
Mengutip dari Warta Ekonomi --jaringan Suara.com, harga saham BUKA pernah jatuh lebih dalam, dengan catatan level terendah di Rp314 per saham.
Naik turun harga saham BUKA cukup mencuri perhatian. Pasalnya, ternyata cukup banyak investor retail fomo yang nyangkut di saham BUKA karena beli di harga pucuk.
Saat para investor raksasa mulai menarik diri dengan menjual saham BUKA secara kontinyu, para investor retail yang sudah terlanjur nyangkut akhirnya gigit jari.
Menyadari hal ini, President Bukalapak, Teddy Oetomo, mengaku, harga saham BUKA dipengaruhi oleh mekanisme pasar dan menegaskan potensi volatilitas harga saham BUKA.
Dalam penuturannya dalam wawancara bersama Warta Ekonomi, Teddy Oetomo juga mengatakan, saham BUKA bukan satu-satunya emiten teknologi yang terpuruk.
Ia memberi contoh saham perusahaan teknologi besar lainnya, termasuk Zoom, Peloton, Grab, SEA Ltd, Mercado Libre, Netflix, Alibaba, dan Meituan yang juga senasib dengan BUKA sehingga pihaknya berharap masyarakat dapat melihat penurunan harga saham BUKA dalam konteks yang relatif.
Baca Juga: Edukasi Para Investor Muda, FEB UI Hadirkan Indonesia Capital Market Student Studies (ICMSS) 2022
"Dari sisi kami sebagai manajemen, kami terus meningkatkan kinerja fundamental perusahaan karena kami percaya bahwa dalam jangka panjang, akan terjadi konvergensi harga saham dengan kinerja fundamental. Kami percaya bahwa ada banyak faktor lain di luar fundamental, dan di luar kendali manajemen dalam volatilitas jangka pendek," kata dia.
Teddy menegaskan, manajemen Bukalapak mengusahakan yang terbaik untuk perusahaan dengan fokus terhadap inovasi, baik untuk operasional maupun finansial.
Namun demikian, saat ini Bukalapak masih rugi sebesar Rp1,12 triliun pada kuartal ketiga 2021, nilai kerugian tersebut tercatat membaik dari kinerja kuartal-kuartal sebelumnya.
"Kami terus mengevaluasi peluang dan cara baru untuk meningkatkan nilai pemegang saham dalam jangka menengah hingga panjang dengan terus meningkatkan fundamental dan performa perusahaan. Namun, perihal stabilisasi dari harga saham bukanlah menjadi ranah manajemen karena pergerakan atas nilai saham dari sebuah perusahaan publik adalah murni atas mekanisme pasar," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Saham Bukalapak Kian Hari Terus Merosot, Mengapa?
-
Willix Halim Resmi Jadi CEO Bukalapak, Komut: Kami Optimis
-
Willix Halim Resmi Ditunjuk Sebagai CEO Bukalapak
-
Blak-blakan Bos Bukalapak soal Harga Saham BUKA yang Rontok
-
Edukasi Para Investor Muda, FEB UI Hadirkan Indonesia Capital Market Student Studies (ICMSS) 2022
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman New Balance untuk Jalan Kaki Jauh
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
YES 2025: Ajak Anak Muda Berani Memulai Usaha, Waktu Menjadi Modal Utama
-
YES 2025: Berbagi Tips Investasi Bagi Generasi Muda Termasuk Sandwich Generation
-
Youth Economic Summit 2025 : Pentingnya Manfaat Dana Darurat untuk Generasi Muda
-
Kapan Bansos BPNT Cair? Penyaluran Tahap Akhir Bulan November 2025, Ini Cara Ceknya
-
Youth Economic Summit 2025: Ekonomi Hijau Perlu Diperkuat untuk Buka Investasi di Indonesia
-
Apa Itu Opsen Pajak? Begini Perhitungannya
-
Suara Penumpang Menentukan: Ajang Perdana Penghargaan untuk Operator Bus Tanah Air
-
Youth Economic Summit 2025: Peluang Industri Manufaktur Bisa Jadi Penggerak Motor Ekonomi Indonesia
-
Kapan Kenaikan Gaji Pensiunan PNS 2025 Cair? Ini Kata Kemenkeu dan Realitanya
-
Youth Economic Summit (2025) : Indonesia Diminta Hati-hati Kelola Utang