Suara.com - Harga emas menyentuh level tertinggi dalam hampir sembilan bulan pada perdagangan Selasa, sebelum akhirnya reli tersebut menyusut kembali karena investor menunggu perkembangan dalam krisis Ukraina.
Mengutip CNBC, Rabu (23/2/2022) harga emas di pasar spot turun 0,2 persen menjadi USD1.902,71 per ounce setelah mencapai level tertinggi sejak 1 Juni di USD1.913,89. Sementara, emas berjangka Amerika Serikat ditutup 0,4 persen lebih tinggi menjadi USD1.907,40 per ounce.
Indeks utama Wall Street merosot karena prospek sanksi Barat yang keras terhadap Rusia terkait konflik dengan Ukraina membuat investor gelisah, sementara harga minyak mencapai level tertinggi sejak 2014.
Pemerintahan Presiden Joe Biden dapat menjauhkan Rusia dari penggunaan sejumlah besar barang-barang buatan Amerika dan asing berteknologi rendah dan tinggi, papar narasumber kepada Reuters, jika Moskow lebih lanjut menyerang Ukraina.
"Tidak mengherankan melihat emas didukung dengan baik di lingkungan ini mengingat permainan safe-haven tradisionalnya," kata David Meger, Direktur High Ridge Futures.
"Namun, tekanan inflasi menjadi pendorong utama kinerja emas selama beberapa pekan terakhir dalam tren sideways menjadi tren yang lebih tinggi dan kenaikan suku bunga mungkin tidak menghalangi tren ini," tambah Meger.
Emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan risiko politik. Tetapi kenaikan suku bunga, terutama oleh Federal Reserve, cenderung meredupkan daya tarik emas, yang tidak membayar imbal hasil.
Analis mengaitkan sedikit kemunduran emas dengan beberapa aksi ambil untung. Analis Saxo Bank, Ole Hansen, mengatakan karena pada titik ini ada peningkatan risiko premi yang dimasukkan ke dalam harga emas.
Sementara itu, harga perak di pasar spot melonjak 1,1 persen menjadi USD24,19 per ounce setelah menyentuh level tertinggi dalam sebulan di USD24,35.
Baca Juga: Harga Emas Antam Masih Bertengger di Rp 972.000 per Gram
Sedangkan paladium turun 0,8 persen menjadi USD2.368,84, setelah sebelumnya mencapai level tertinggi sejak 31 Januari di USD2.433 dan Platinum naik 0,1 persen menjadi USD1.075,09 per ounce.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
Neo Pinjam: Bunga, Biaya Admin, Syarat, Tenor, Kelebihan dan Kekurangan
-
Sertifikat Tanah Ganda Paling Banyak Keluaran 1961 Hingga 1997, Apa Solusinya?
-
Optimalkan Nilai Tambah dan Manfaat, MIND ID Perkuat Tata Kelola Produksi serta Penjualan
-
Kasus Sertifikat Tanah Ganda Merajalela, Menteri Nusron Ungkap Penyebabnya
-
3 Altcoin Diprediksi Bakal Meroket Pasca Penguatan Harga Bitcoin US$ 105.000
-
MEDC Mau Ekspor Listrik ke Singapura
-
BRI Peduli Salurkan 637 Ambulans Lewat Program TJSL
-
Tidak Semua Honorer, Hanya Tiga Kriteria Ini Berhak Diangkat Jadi PPPK Paruh Waktu
-
Prediksi Harga Emas Pekan Depan: Was-was RUU Trump, Emas Lokal Bakal Ikut Melemah?
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal