Suara.com - Kelangkaan minyak goreng di sejumlah ritel modern turut disorot Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon yang menyebut, hal ini terjadi karena tata kelola sawit Indonesia yang buruk.
Hal ini ia sampaikan melalui akun Twitternya @fadlizon, dikutip pada Rabu (23/2/2022), Fadli Zon menyebut, Indonesia yang dikenal sebagai penghasil minyak sawit terbesar di dunia, kelangkaan minyak goreng adalah ironi.
"Pemerintah tentu memiliki segudang alasan. Mulai dari naiknya harga CPO (minyak mentah) di pasar global hingga meningkatnya lonjakan kebutuhan CPO. Namun semua itu problem klise yang sebenarnya sudah dapat diprediksi," tulis dia.
Pemerintah selaku pemangku kebijakan dianggap tidak memiliki persiapan dan antisipasi sehingga masyarakat dibuat susah karena kelangkaan minyak goreng.
Selain itu, menurutnya, kebijakan satu harga, subsidi minyak goreng dan DMO dianggap gagal karena dibuat berdasarkan diagnosa yang keliru sehingga tidak nyambung.
"Kebijakan subsidi harga yang diterapkan pada kenyataannya gagal karena tak tepat sasaran. Konsumsi minyak goreng rumah tangga 61% nya adalah minyak curah, tapi kebijakan yang dilakukan justru subsidi pada minyak kemasan. Artinya kebijakan yang diambil tak nyambung," katanya.
Ia lantas curiga adanya praktik kartel dalam tata kelola sawit di Indonesia yang sudah lama terjadi.
"Berdasarkan catatan KPPU, terdapat konsentrasi pasar sebesar 46,5% di pasar minyak goreng. Artinya hampir setengah pasar, dikendalikan oleh empat produsen minyak goreng. Inilah yg membuat struktur pasar perkebunan sawit cenderung oligopolistik, didominasi sekelompok pelaku usaha," ujarnya.
Ia juga mengutip data KPK tentang sistem pengelolaan komoditas kelapa sawit yang menjelaskan, lebih dari 50% subsidi biodiesel berasal dari dana BPDPKS, dinikmati oleh satu kelompok usaha.
"Dengan model seperti ini, adanya indikasi terjadinya praktik kartel dalam wujud industri yang mampu mengontrol harga di pasar, semakin besar. Tak mengherankan jika mereka ternyata juga memiliki daya tawar yg kuat terhadap pemerintah," ujarnya.
"Sepanjang struktur pasar perkebunan sawit dibiarkan oligopolistik, jangan heran jika kebijakan yg dikeluarkan pemerintah tak akan ada yg efektif untuk mengatasi kelangkaan minyak goreng," tulis dia.
Berita Terkait
-
Polisi Bongkar Gudang Penimbunan Minyak Goreng di Ogan Komering Ulu, Diduga Ada Jaringan Kriminal
-
Dapat Keluhan Minyak Goreng Masih Langka, Ganjar Pranowo Pastikan Operasi Pasar Terus Dilakukan
-
6 Ton Minyak Goreng Ditemukan di Rumah Warga Baturaja, Warganet Emosi: Susah Masak Nah
-
Pemprov Sumut Sebut Minyak Goreng Mencukupi, Warga Tak Perlu Panik
-
Dear Emak-emak di Lebak! Hari Ini Ada Operasi Pasar Minyak Goreng di Plaza Lebak, 2.500 Liter Minyak Dijual Murah
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
-
HUT ke 68 Bank Sumsel Babel, Jajan Cuma Rp68 Pakai QRIS BSB Mobile
-
6 Rekomendasi HP Snapdragon Paling Murah untuk Kebutuhan Sehari-hari, Mulai dari Rp 1 Jutaan
-
7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
Terkini
-
Pengeluaran Riil Orang RI Hanya Rp12,8 Juta Per Tahun
-
Melalui Trade Expo Indonesia 2025, Telkom Dukung UMKM Binaan Tembus Pasar Global
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
-
Rencana Merger BUMN Karya Terus Digas, Tinggal Tunggu Kajian
-
NeutraDC Nxera Batam Jadi Pusat Hyperscale Data Center Berbasis AI dari TelkomGroup
-
Satgas PKH Ambil Alih Sejumlah Tambang Ilegal, Termasuk Milik Taipan Kiki Barki
-
Gara-gara PIK2, Emiten Milik Aguan CBDK Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun di Kuartal III-2025
-
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Batubara Acuan untuk Periode Pertama November!
-
Ramalan Menkeu Purbaya Jitu, Ekonomi Kuartal III 2025 Melambat Hanya 5,04 Persen
-
OJK: Generasi Muda Bisa Bantu Tingkatkan Literasi Keuangan