Suara.com - Rusia menyita ratusan jet komersial yang dimiliki oleh perusahaan leasing AS dan Eropa. Langkah ini sebagai tanggapan dari sanksi yang diberikan sejumlah negara ke Rusia.
Seperti dilansir CNN Business, Presiden Vladimir Putin menandatangani undang-undang sebagai bagian dari tindakan anti-sanksi pemerintah yang akan memungkinkan maskapai penerbangan Rusia untuk mendaftarkan pesawat yang disewa dari perusahaan asing di Rusia, di mana mereka akan diberikan sertifikat kelaikan udara lokal.
RUU itu akan memungkinkan maskapai Rusia untuk mempertahankan pesawat sewaan asing mereka dan mengoperasikan pesawat di rute domestik, sementara mempersulit perusahaan asing untuk mendapatkan kembali pesawat mereka tanpa persetujuan pemerintah Rusia.
Sanksi AS dan Eropa yang dikenakan pada Rusia mengharuskan perusahaan leasing untuk mengambil alih semua pesawat yang mereka sewakan ke maskapai Rusia pada akhir bulan.
Produsen pesawat dari negara Barat seperti Airbus dan Boeing telah memutuskan akses maskapai Rusia ke suku cadang yang mereka butuhkan untuk memelihara dan menerbangkan jet mereka dengan aman.
Maskapai Rusia mengoperasikan 305 jet Airbus dan 332 jet Boeing, menurut data yang diberikan oleh perusahaan analisis penerbangan Cirium.
Rusia juga memiliki 83 jet regional buatan pabrikan Barat seperti Bombardier, Embraer dan ATR. Hanya 144 pesawat dalam armada aktif maskapai Rusia yang dibangun di Rusia.
Data Cirium menunjukkan bahwa 85% dari pesawat buatan asing tersebut dimiliki oleh perusahaan leasing, dan nilai gabungannya mencapai $12,4 miliar.
Tidak jelas bagaimana perusahaan leasing bisa mengambil alih pesawat-pesawat ini sementara mereka tetap berada di tanah Rusia. Sanksi tambahan yang melarang pesawat Rusia terbang ke sebagian besar negara lain telah membatasi industri penerbangannya pada dasarnya untuk penerbangan domestik.
Baca Juga: Akibat Invasi Rusia, Fasilitas Layanan Kesehatan di Ukraina Porak-Poranda
Pesawat-pesawat itu tidak akan memiliki akses ke suku cadang pengganti dan tidak akan memiliki sertifikat kelaikan udara yang sah yang akan diterima oleh maskapai penerbangan barat.
"Jet-jet ini tidak akan didukung dengan suku cadang dan perawatan lagi. Ini masalah nyata jika mereka kehilangan sertifikat kelaikan udara mereka, yang dapat terjadi jika catatan yang tepat tidak disimpan, atau terutama jika mereka dikanibal untuk suku cadang," kata Richard Aboulafia, direktur pelaksana AeroDynamic Advisory.
Rusia adalah negara terbesar di dunia berdasarkan daratan, lebih dari dua kali ukuran benua Amerika Serikat. Diperlukan industri penerbangan yang layak untuk menjaga ekonominya tetap berjalan, kata Charles Lichfield, wakil direktur GeoEconomics Center di Atlantic Council, sebuah wadah pemikir internasional.
"Ini adalah bagian penting dari ekonomi Rusia. Mereka ingin industri domestik dasar tetap ada. Orang Rusia tidak terbang sebanyak orang Amerika. Mereka tidak terbang ke Siberia untuk liburan," kata Lichfield.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Pengamat Bicara Nasib ASN Jika Kementerian BUMN Dibubarkan
-
Tak Hanya Sumber Listrik Hijau, Energi Panas Bumi Juga Bisa untuk Ketahanan Pangan
-
Jadi Harta Karun Energi RI, FUTR Kebut Proyek Panas Bumi di Baturaden
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
CORE Indonesia Lontarkan Kritik Pedas, Kebijakan Injeksi Rp200 T Purbaya Hanya Untungkan Orang Kaya
-
Cara Over Kredit Cicilan Rumah Bank BTN, Apa Saja Ketentuannya?
-
Kolaborasi dengan Pertamina, Pengamat: Solusi Negara Kendalikan Kuota BBM
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
Daftar Nama Menteri BUMN dari Masa ke Masa: Erick Thohir Geser Jadi Menpora
-
Stok BBM di SPBU Swasta Langka, Pakar: Jangan Tambah Kuota Impor, Rupiah Bisa Tertekan