Suara.com - Di tengah gempuran sanksi dari negara barat, Rusia kini mempertimbangkan untuk bertransaksi menggunakan Bitcoin sebagai alternatif Rubel.
Ketua komite energi kongres Rusia, Pavel Zavalny menyebut, negara itu kini masih berusaha membuka tangan untuk Bitcoin dalam ekspor sumber daya khususnya bagi negara sahabat.
Namun, hal ini tetap merujuk pada penyesuaian agar memberi kenyamanan bagi pembeli, khususnya 'negara sahabat' Rusia yang ia maksud.
Meski demikian, dia mengatakan persyaratan tergantung pada status hubungan luar negeri negara pengimpor dengan Rusia.
"Ketika datang ke negara-negara 'sahabat' kami, seperti China atau Turki, yang tidak menekan kami, maka kami telah menawarkan mereka untuk sementara waktu untuk mengalihkan pembayaran ke mata uang nasional, seperti rubel dan yuan," kata Zavalny, dikutip dari Nasdaq, Minggu (27/3/2022).
Ia memberi contoh, dalam jalinan kerja sama dengan Turki, Rusia membuka transaksi menggunakan lira dan rubel.
"Jika mereka menginginkan Bitcoin, kami akan berdagang dengan Bitcoin," ungkapnya.
Hal ini disampaikan pasca keputusan Presiden Vladimir Putin yang menuntut agar negara-negara yang 'tidak bersahabat' membayar migas dengan rubel.
Dengan arti yang sama, Ketua komite energi Duma Negara menggemakan keputusan Putin, bahwa negara itu menerima pembayaran dengan emas.
Baca Juga: Janji Politik Joe Biden Dalam Pusaran Konflik Rusia-Ukraina Akan Dinyatakan Dalam Pidato di Polandia
"Ketika kita bertukar dengan negara-negara Barat, mereka harus membayar dengan uang tunai," ujar Zavalny.
"Dan uang keras adalah emas, atau mereka harus membayar dalam mata uang yang nyaman bagi kita, dan itu adalah mata uang nasional - rubel. Itu terkait dengan negara kita yang 'tidak bersahabat'," ujar dia.
Keputusan ini diprediksi akan membuat nilai Bitcoin semakin menguat karena mengubah arus perdagangan. Terlebih, tahun lalu Putin menyatakan menolak penggunaan Bitcoin.
"Saya percaya itu (Bitcoin) memiliki nilai," kata Putin saat itu.
"Tapi saya tidak percaya itu bisa digunakan dalam perdagangan minyak," tuturnya.
Saat ini, nilai Bitcoin dan likuiditasnya terus dipertanyakan. Namun, keputusan Rusia terhadap kemungkinan ini dan akhirnya melakukan perdagangan percontohan dengan pihak-pihak yang berkepentingan, mereka bisa menjadi tren ke depannya.
Berita Terkait
-
Presiden Ukraina Minta Negara Penghasil Migas Dongkrak Produksi Demi Tekan Rusia
-
Tak Cuma Bikin Senapan dan Drone Tempur, Produsen Senjata dari Rusia Bernama Kalashnikov Perkenalkan Mobil Listrik Imut
-
9 Negara Bagian di Rusia yang Mayoritas Penduduknya Muslim
-
Janji Politik Joe Biden Dalam Pusaran Konflik Rusia-Ukraina Akan Dinyatakan Dalam Pidato di Polandia
-
Menlu Ukraina Sebut Sulit Berdamai dengan Rusia, Perundingan Mentok Sama-sama Ngotot
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Luhut Turun Tangan, Minta Purbaya Tak Ambil Anggaran MBG
-
Anggaran Makan Bergizi Gratis Tembus Rp20 Triliun, Penyerapan Melonjak Tiga Kali Lipat!
-
Disindir soal Subsidi LGP 3Kg, Menkeu Purbaya: Mungkin Pak Bahlil Betul
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
Dharma Jaya Klaim Bukukan Pertumbuhan Bisnis 190 Persen
-
Sebelum Dilegalkan, 34.000 Sumur Minyak Rakyat Sedang Diverifikasi
-
Santai! Menko Airlangga Yakin Rupiah Kebal Guncangan Shutdown Amerika!
-
Kementerian ESDM: Stok BBM SPBU Swasta Akan Kosong sampai Akhir 2025 Jika Tak Beli dari Pertamina
-
Rupiah Kembali Menguat pada Jumat Sore
-
Rupiah Makin Ganas, Dolar AS Keok Imbas Penutupan Pemerintahan Trump?