Suara.com - Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) siap mendukung pengembangan ekosistem komoditas pertanian yakni cabai merah melalui koperasi di Kabupaten Batu Bara, Provinsi Sumatera Utara.
Direktur Utama LPDB-KUMKM, Supomo mengatakan, dukungan ini diberikan lantaran Pemkab Batu Bara memiliki komitmen yang kuat untuk mengembangkan komoditas pertanian di wilayahnya.
"Ini bagus karena ada komitmen dari pemerintah daerah bahwa sebenarnya kalau sudah jalan bisnis ini, sudah matching dan ekosistemnya jalan, mereka tidak ragu lagi untuk mengeluarkan APBD-nya untuk membuat pabriknya, yang istilahnya factory sharing, jadi dia akan berjalan (ekosistem)," ujar Supomo.
Menurut Supomo, Pembda Kabupaten Batu Bara dapat mendukung ekosistem komoditas cabai dengan mengucurkan dana APBD untuk pembangunan pabrik pengolahan cabai.
Sedangkan LPDB-KUMKM bisa masuk kepada kebutuhan modal kerja dari koperasi yang menaungi para petani-petani cabai.
"LPDB-KUMKM akan masuk untuk working capitalnya atau modal kerja, memang yang terjadi di Kabupaten Batu Bara
ini supply chainnya bagus tetapi di hilirnya ini belum bagus," kata Supomo.
Supomo menegaskan, LPDB-KUMKM dalam memberikan pembiayaan dana bergulir saat ini harus memastikan pembiayaan tersebut sesuai prinsip Trisukses LPDB yakni tepat penyaluran, tepat pengembalian, dan tepat pemanfaatan.
"Kami dalam memberikan pembiayaan harus ada analisa bisnisnya yang jelas dan lengkap, mulai dari tahap produksi, offtakernya, hingga para pengurus koperasinya, jadi kami jelas untuk memberikan pembiayaan ini, dan ini ayo kita kolaborasikan bersama," tegasnya.
Factory Sharing Komoditas Cabai
Baca Juga: Wali Kota Bobby Nasution Tekankan Pos Bloc Medan Jadi Wadah Pelaku UMKM dan Komunitas Kreatif
Sementara itu, Bupati Kabupaten Batu Bara Zahir menjelaskan, saat ini Kabupaten Batu Bara merupakan wilayah sentra produksi cabai merah terbesar di Provinsi Sumatera Utara, setelah Kabupaten Karo.
"Kami bangun klaster bersama cabai merah karena ini pengaruh utama terhadap inflasi, dan saat ini saya ke LPDB-KUMKM mengharapkan koperasi di wilayah kami bisa mendapatkan permodalan dari LPDB-KUMKM," kata Zahir.
Menurutnya, selain untuk pengendalian laju inflasi, pengembangan factory sharing ini juga dalam rangka membebaskan para petani cabai dari jeratan para tengkulak yang cenderung dominan memainkan harga cabai saat panen raya dan juga memberikan permodalan dengan bunga yang tinggi.
"Ini juga merupakan cara sebagai upaya melepaskan petani dari jeratan tengkulak, dan kami butuh pendampingan dari sisi pembelinya atau marketnya dari LPDB-KUMKM, ketika semua sudah inline dari hulu ke hilir, LPDB-KUMKM bisa masuk memberikan pembiayaan kepada koperasinya," jelas Zahir.
Zahir berharap dengan dilakukannya audiensi dengan LPDB-KUMKM maka akan memberikan sinergi program komoditas pertanian yang lebih baik dan berkembang.
"Kami berharap pembinaan terhadap pencari buyer, jadi nanti ditemukan siapa offtakernya, kita punya jenis produk pertanian yakni cabai merah dan kita minta pendampingan dari LPDB-KUMKM untuk mencari siapa offtakernya, sehingga nanti bukan hanya untuk Kabupaten Batu Bara tetapi juga di Provinsi Sumatera Utara.
Berita Terkait
-
Jumlah Peminjam di Amartha Tembus 1 Juta Borrower
-
Dinilai Mampu Tingkatkan Perekonomian dan UMKM, Sandiaga Dapat Dukungan dari Relawan di Sumbar
-
Indonesia Fashion Week Kembali Digelar Offline Setelah Dua Tahun Vakum
-
Berburu Makanan Buka Puasa di Festival Kuliner Nusantara
-
Sinergi BRI Bersama LPEI Sejalan dengan Upaya Pemerintah untuk Memperbesar Kontribusi UMKM
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Nama Pegawai BRI Selalu Dalam Doa, Meski Wajahnya Telah Lupa
-
Pemerintah Siapkan 'Karpet Merah' untuk Pulangkan Dolar WNI yang Parkir di Luar Negeri
-
Kartu Debit Jago Syariah Kian Populer di Luar Negeri, Transaksi Terus Tumbuh
-
BRI Dukung JJC Rumah Jahit, UMKM Perempuan dengan Omzet Miliaran Rupiah
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Bahlil 'Sentil' Pertamina: Pelayanan dan Kualitas BBM Harus Di-upgrade, Jangan Kalah dari Swasta!
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Program AND untuk 71 SLB, Bantuan Telkom Dalam Memperkuat Akses Digitalisasi Pendidikan
-
Dari Anak Tukang Becak, KUR BRI Bantu Slamet Bangun Usaha Gilingan hingga Bisa Beli Tanah dan Mobil
-
OJK Turun Tangan: Klaim Asuransi Kesehatan Dipangkas Jadi 5 Persen, Ini Aturannya