Suara.com - Harga emas dunia 'berkilau' ke level tertinggi satu bulan pada penutupan perdagangan Senin, dengan hampir tembus di level USD2.000 per ounce.
Kenaikan logam mulia ini dipicu kekhawatiran seputar konflik Rusia-Ukraina dan meningkatnya tekanan inflasi sehingga mendongkrak penawaran safe-haven bagi logam tersebut.
Mengutip CNBC, Selasa (19/4/2022) harga emas di pasar spot naik 0,1 persen menjadi USD1.976,56 per ounce, setelah sebelumnya mencapai level tertinggi sejak 11 Maret di USD1.998,10 per ounce.
Sementara harga emas berjangka Amerika Serikat ditutup 0,6 persen lebih tinggi menjadi USD1.986,4 per ounce.
Kenaikan emas dibatasi pada akhir sesi oleh lonjakan imbal hasil US Treasury 10-tahun dan penguatan dolar AS, yang menumpulkan selera untuk logam kuning di antara pembeli di luar negeri.
"Peningkatan kecil dalam ketegangan karena perang Rusia-Ukraina dengan tekanan inflasi mendorong permintaan safe-haven bagi emas," kata David Meger, Direktur High Ridge Futures.
Kekhawatiran atas pukulan ekonomi dari pembatasan akibat Covid di China juga mendukung logam tersebut, tutur Meger.
Meski kekhawatiran akan melonjaknya inflasi meningkatkan daya tarik safe-haven emas, kenaikan suku bunga untuk meredam harga yang lebih tinggi dapat merusak permintaan logam kuning karena opportunity cost yang lebih tinggi untuk menahan bullion yang tidak memberikan imbal hasil.
Federal Reserve diperkirakan mempercepat laju pengetatan kebijakan, dengan kenaikan 50 basis poin yang diprediksi pada pertemuan Mei dan Juni.
Baca Juga: Naik Lagi, Harga Emas Antam Hari Ini Rp 1.010.000/Gram
"Dari perspektif teknikal, emas spot mungkin menghadapi sedikit resistance setelah mencapai level USD2.000. Namun, kemampuan emas untuk mempertahankan posisinya di atas USD2.000 dapat tertekan begitu imbal hasil riil menembus wilayah positif," ungkap Han Tan, Kepala Analis Exinity.
Sementara harga perak di pasar spot naik 0,5 persen menjadi USD25,80 per ounce, setelah sebelumnya mencapai level tertinggi dalam lebih dari sebulan di USD26,21.
Platinum melonjak 2,2 persen menjadi USD1.011,89 per ounce, level tertinggi sejak 25 Maret, sementara paladium melambung 2,2 persen menjadi USD2.419,30.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Rumahnya Dijadikan Tempat Kebaktian, Apa Agama Krisna Mukti?
- Tak Cuma di Indonesia, Ijazah Gibran Jadi 'Gunjingan' Diaspora di Sydney: Banyak yang Membicarakan
Pilihan
-
Misi Bangkit Dikalahkan Persita, Julio Cesar Siap Bangkit Lawan Bangkok United
-
Gelar Pertemuan Tertutup, Ustaz Abu Bakar Baasyir Ungkap Pesan ke Jokowi
-
Momen Langka! Jokowi Cium Tangan Abu Bakar Ba'asyir di Kediamannya di Solo
-
Laga Klasik Timnas Indonesia vs Arab Saudi: Kartu Merah Ismed, Kemilau Boaz Solossa
-
Prabowo 'Ngamuk' Soal Keracunan MBG: Menteri Dipanggil Tengah Malam!
Terkini
-
Inalum Akan Ambil Alih Tambang Bauksit Antam
-
Indonesia Pasar Kripto Terbesar Kedua di Asia Pasifik
-
Antrean Haji Semakin Panjang, Perencanaan Keuangan Sejak Belia Kian Penting
-
BRI Resmikan Regional Treasury Team Medan untuk Perkuat Layanan Keuangan di Sumatera
-
Mengenal Cropty Wallet, Dompet Kripto bagi Pemula yang Antiribet dan Hadirkan Berbagai Keunggulan
-
Penambangan Tanpa Izin Jadi Ancaman, Kopsindo Dukung Pemerintah untuk Lakukan Penertiban
-
Rupiah Ditutup Menguat Senin Sore, Ini Pemicunya
-
Adrian Gunadi Telah Ditangkap, Daftar Tersangka Kasus di Sektor Keuangan yang Masih Buron
-
Antam Impor 30 Ton Emas dari Singapura dan Australia
-
Begini Strategi Investasi Kripto Akhir Tahun, Jangan Hanya Andalkan Momen