Suara.com - SIRCLO Group melakukan riset terhadap 500 pengusaha perempuan di seluruh Indonesia untuk menangkap lanskap demografi, karakteristik, tantangan, hingga kebutuhan para womenpreneur atau pelaku bisnis wanita.
Berikut ini merupakan beberapa temuan menarik dari survey tersebut:
- Mayoritas womenpreneur (65%) adalah reseller yang usia bisnisnya berkisar antara 1 hingga 2 tahun.
- Mayoritas womenpreneur menjalankan tipe usaha mikro, dimana lebih dari setengah (56%) menjalankan usahanya sendiri tanpa karyawan, 26% memiliki 1-2 karyawan, dan 10% memiliki 3-5 karyawan.
- Sebagian besar usaha yang dijalankan womenpreneur termasuk di bidang fesyen (32%), kuliner (27%), ritel (26%), kecantikan (17%), dan beberapa usaha lainnya di bidang kesehatan, kerajinan, pendidikan agrobisnis, serta travel.
- Jenis usaha yang paling banyak dijalankan mereka adalah usaha rumahan (49%) dan sebanyak 46% tidak memiliki toko/gudang/badan usaha.
- Omzet yang diperoleh womenpreneur Indonesia sebagian besar (87%) berada di bawah 15 juta per bulan atau di bawah 200 juta setahun.
- Menurut data, motivasi terbesar womenpreneur dalam membangun dan menjalankan usaha adalah: tidak ingin terlalu bergantung pada pasangan dalam hal finansial (52%), mencari kesibukan dan aktualisasi diri (50%), dan menambah pemasukan utama yang dirasa kurang cukup dalam memenuhi kebutuhan (44%).
Faktanya, peningkatan jumlah womenpreneur memiliki dampak yang cukup signifikan terhadap penguatan pemberdayaan perempuan di Indonesia jika dilihat dari aspek: kapasitas personal, kapasitas relasional, dan kontribusi ekonomi. Secara personal, mereka lebih berani memimpin, merencanakan hidup, dan mengejar passion.
“Dalam bisnis, selalu ada berbagai fase tantangan yang harus dilalui. Contohnya, pemecahan masalah, saya dulu mudah panik dan pusing kalau ada masalah. Melalui berbagai proses yang ada membuat saya jadi lebih terbiasa untuk memfokuskan diri mencari solusi sehingga masalah jadi cepat selesai. Kemudian seiring pertumbuhan bisnis dan tim bertambah besar, giliran kemampuan kepemimpinan dan manajemen SDM saya yang diuji. Di balik tantangan selalu ada hal menarik yang bisa dipelajari di setiap fase bisnis yang mendewasakan dan membuat saya semakin berkembang bukan hanya dari sisi bisnis tapi juga secara pribadi,” ungkap Marcella Yanita, Founder Varesse dan pengguna toko online SIRCLO Store dalam keterangannya, Kamis (21/4/2022).
Secara relasional, para womenpreneur dapat berlatih negosiasi, menjaga kepercayaan, dan bersosialisasi lebih luas, seperti yang dialami oleh Aya Choiriyah, anggota dari komunitas pemasaran IbuSibuk dari SIRCLO.
“Saya sangat senang bisa menjadi influencer, karena bisa berbagi ilmu yang saya miliki. Ada rasa bangga ketika ada saudara atau teman yang menanyakan rekomendasi produk kepada kami. Pada dasarnya, saya sangat menikmati menjadi first adopter, dimana pengetahuan yang saya miliki bisa bermanfaat bagi orang lain. Di saat yang sama, dengan berbagi ilmu, saya juga merasa mendapat banyak pelajaran untuk diri sendiri,” jelasnya.
Sementara secara ekonomi, para perempuan lebih aktif berpartisipasi dalam manajemen keuangan rumah tangga serta menambah pendapatan.
“Menurut saya, sangatlah penting bagi kita para perempuan dan kaum ibu untuk memiliki penghasilan sendiri. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan, namun setidaknya dengan mengeksplorasi peluang bisnis yang ada, kita bisa lebih siap secara finansial dan tidak selalu bergantung pada penghasilan pasangan. Dan yang paling menyenangkan, kerja keras saya pun juga memberikan dampak baik kepada anak, yang sekarang bisa bersekolah ke Jepang berkat beasiswa,” cerita Mama Des, Juragan Warung Pintar.
Womenpreneur Indonesia Butuh Banyak Dukungan
Baca Juga: Cerita Womenpreneur Bertahan di Tengah Pandemi, Tekankan Pentingnya Inovasi
Untuk bisa mengembangkan bisnisnya ke tingkat yang lebih tinggi, womenpreneur di Indonesia membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, baik secara finansial maupun non-finansial.
Secara finansial, beberapa hal utama yang paling dibutuhkan responden adalah: dukungan pemerintah dalam hal permodalan dan kemudahan akses pinjaman/modal, baik pada institusi formal seperti perbankan maupun institusi informal seperti P2P lending.
Sementara itu, dukungan non-materiil yang paling banyak diminta oleh womenpreneur adalah pelatihan digital marketing, program pemerintah untuk UMKM, dan pelatihan pemanfaatan media sosial.
Dalam rangka memberdayakan dan menumbuhkan lebih banyak womenpreneur di Indonesia, SIRCLO Group pun terus meningkatkan jumlah keterlibatan pengusaha perempuan di dalam ekosistemnya. Hingga saat ini, sebanyak 65% dari pengusaha berskala mikro, kecil hingga menengah dalam ekosistem SIRCLO Group adalah perempuan.
Melalui tiga lini bisnis yakni SIRCLO Store, IbuSibuk, dan WarungPintar, SIRCLO fokus meningkatkan pertumbuhan bisnis sesuai dengan spesialisasi masing-masing. SIRCLO Store berfokus membantu womenpreneur yang memiliki brand sendiri, IbuSibuk dikhususkan bagi womenpreneur yang mempromosikan produk/brand pada khalayak luas, sementara Warung Pintar memberdayakan womenpreneur yang memiliki toko dan menjual beragam produk/brand.
Secara konsisten, SIRCLO Group telah sukses menjalankan lebih dari 100 inisiatif pemberdayaan womenpreneur, mulai dari pemberdayaan kelompok, stimulus modal usaha, pemberian bantuan usaha produktif, dan peningkatan literasi digital.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
-
4 Tablet RAM 8 GB dengan Slot SIM Card Termurah untuk Penunjang Produktivitas Pekerja Mobile
-
3 Fakta Perih Usai Timnas Indonesia U-22 Gagal Total di SEA Games 2025
-
CERPEN: Catatan Krisis Demokrasi Negeri Konoha di Meja Kantin
-
CERPEN: Liak
Terkini
-
Baksos Operasi Katarak BCA Bangun Harapan, Buka Jalan Hidup Masyarakat yang Lebih Produktif
-
Kamus Istilah Pegadaian Terlengkap, Mulai dari Marhun hingga Surat Bukti Gadai
-
Industri Pindar Tumbuh 22,16 Persen, Tapi Hadapi Tantangan Berat
-
Perilaku Konsumen RI Berubah, Kini Maunya Serba Digital
-
Bagaimana Digitalisasi Mengubah Layanan Pertamina
-
Memahami Pergerakan Harga Bitcoin, Analisis Teknikal Sudah Cukup?
-
BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
-
BCA Kembali Menjadi Juara Umum Annual Report Award, Diikuti BCA Syariah pada Klaster Rp1 Triliun
-
ESDM: Rusia-Kanada Mau Bantu RI Bangun Pembakit Listrik Tenaga Nuklir
-
Bos Lippo Ungkap 5 Modal Indonesia Hadapi Ketidakpastian Global 2026