"Waktu pandemi kan butuh restrukturisasi, kasihan mereka (nasabah) pinjaman menjalankan usaha dan harus didukung. Sekarang kita mengalami pemulihan ekonomi, sektor UMKM bisa semakin optimal," kata dia.
Selain fundamental yang kuat, BBRI juga memiliki kebijakan strategis yang menjadi sweetener bagi investor, yaitu Resminya PT Permodalan Nasional Madani (PNM) dan PT Pegadaian menjadi anak usaha PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI).
"Selain fundamental, BBRI ada sentimen positif dengan adanya sinergi PNM dan Penggadaian. Kebijakan strategis ini sweetener bagi investor," kata dia.
PNM dan Penggadaian akan memberikan booster pada pendapatan BBRI.
Secara keseluruhan Nafan optimis Kredit BBRI akan bertumbuh, kualitas kredit juga akan semakin baik, non performing loan (NPL) akan menurun. Net profit pun akan meningkat.
"Top Line botom line, net income BRI akan progresif," ungkapnya. Target harga jangka panjang BBRI Rp 9575 per saham.
Seperti diketahui, performa BRI melesat 78,13 persen di kuartal I-2022 dan membukukan keuntungan Rp 12,22 triliun. Tahun ini BBRI menargetkan keuntungan Rp 45 triliun.
Diketahui di tengah pandemi COVID-19 yang masih berlangsung, BRI terus menorehkan prestasi tingkat dunia.
BRI dinobatkan menjadi perusahaan publik terbesar di Indonesia dalam pemeringkatan Forbes 2022 Global 2000 World’s Largest Public Companies in Indonesia. Adapun secara internasional, BRI menempati ranking ke-349 dunia atau naik peringkat dari urutan ke-362 pada tahun lalu
Baca Juga: Sejumlah Saham Perbankan Diprediksi Terbangkan IHSG ke Posisi 7.000
Bank yang dipimpin Sunarso masuk ke dalam daftar World Best Banks 2022 versi Forbes.
Mengutip laman resmi Forbes, terdapat 6 perusahaan publik di Indonesia yang masuk dalam daftar tersebut, dan BRI menempati peringkat tertinggi diantaranya. Ini menjadikan BRI menempati posisi tertinggi Delapan tahun berturut-turut.
Daftar Global 2000: The World’s Largest Public Companies bersumber dari sistem FactSet Research yang melakukan seleksi terhadap 2000 perusahaan publik terbesar di dunia dalam empat aspek: sales, profit, assets dan market value.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Kemenperin Mau Stop Impor, Dana Belanja Pemerintah Hanya untuk TKDN Tinggi
-
Rendahnya Utilitas vs Banjir Impor: Menperin Ungkap Tantangan Industri Keramik Nasional
-
Kerugian Akibat Bencana di Aceh Timur Capai Rp5,39 Triliun, Berpotensi Bertambah
-
Apa Itu De-Fi atau Decentralized Finance? Ini Penjelasan Lengkapnya
-
IPO SpaceX Ditargetkan 2026, Valuasinya 28 Kali Lebih Besar dari BBCA
-
Di Balik Aksi Borong Saham Direktur TPIA, Berapa Duit yang Dihabiskan?
-
Berkat Pemberdayaan BRI, Batik Malessa Ubah Kain Perca hingga Fashion Premium
-
BSU Guru Kemenag Cair! Ini Cara Cek Status dan Pencairan Lewat Rekening
-
Update Harga Sembako: Cabai dan Bawang Merah Putih Turun, Daging Sapi Naik
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen