Suara.com - Presiden Joko Widodo menyebut, Indonesia tidak lagi impor beras usai sebelumnya mengimpor hingga 2 juta ton beras tiap tahun.
Capaian ini, ia minta tidak hanya dipertahankan tapi juga ditingkatkan dengan cara meningkatkan produksi dari petani dalam negeri guna memenuhi kebutuhan masyarakat.
"Yang biasanya kita impor 1,5 juta sampai 2 juta ton per tahun, sudah 3 tahun ini kita tidak. Ini yang harus dipertahankan, syukur stoknya bisa kita perbesar. Artinya, produktivitas petani itu harus ditingkatkan," kata Jokowi dalam Rapat Kerja Nasional V Projo, dipantau melalui YouTube Palti West, Minggu (22/5/2022).
Meski dengan kemajuan tersebut, Presiden mengakui Indonesia hingga kini masih melakukan impor beras, diantaranya Jepang, Korea hingga India.
"Meskipun ada impor, kecil, tapi itu beras-beras khusus," lanjut Presiden Jokowi.
Harga beras dalam negeri, ujar Jokowi, saat ini juga berada di bawah rata-rata harga di sejumlah negara, yakni sekitar Rp 10.700 per kilogram.
Nilai ini tentu jauh lebih murah dibandingkan dengan Korea Selata, dimana tiap kilogram beras diharga Rp53.000, atau negara Asia Tenggara lainnya, yaitu Filipina yang memiliki harga beras Rp 18.000 per kilogram.
"Ini harus kita syukuri dan kita sudah 3 tahun ini tidak impor, yang namanya beras tidak impor sama sekali sudah tiga tahun," kata Jokowi.
Baca Juga: Meraba Kontestasi Pemilu 2024, Pengamat Politik Sebut Jokowi Punya Pengaruh Kuat Menangkan Capres
Berita Terkait
-
Jokowi: Beras Indonesia Lebih Murah Dibanding Negara Lain
-
Presiden Jokowi Ingin Produktivitas Petani Dalam Negeri Terus Digenjot
-
Charta Politika: Pernyataan Jokowi Di Rakernas Projo Simbol Dukungan Ke Ganjar Pranowo
-
Puji Keputusan Jokowi Buka Ekspor CPO, Petani Kelapa Sawit Harap Harga TBS Turun Rp3.500 per Kg
-
Meraba Kontestasi Pemilu 2024, Pengamat Politik Sebut Jokowi Punya Pengaruh Kuat Menangkan Capres
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
Terkini
-
Program AND untuk 71 SLB, Bantuan Telkom Dalam Memperkuat Akses Digitalisasi Pendidikan
-
Dari Anak Tukang Becak, KUR BRI Bantu Slamet Bangun Usaha Gilingan hingga Bisa Beli Tanah dan Mobil
-
OJK Turun Tangan: Klaim Asuransi Kesehatan Dipangkas Jadi 5 Persen, Ini Aturannya
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Buat Tambahan Duit Perang, Putin Bakal Palak Pajak Buat Orang Kaya
-
Bank Mandiri Akan Salurkan Rp 55 Triliun Dana Pemerintah ke UMKM
-
Investasi Properti di Asia Pasifik Tumbuh, Negara-negara Ini Jadi Incaran
-
kumparan Green Initiative Conference 2025: Visi Ekonomi Hijau, Target Kemandirian Energi Indonesia
-
LHKPN Wali Kota Prabumulih Disorot, Tanah 1 Hektare Lebih Dihargai 40 Jutaan
-
Masyarakat Umum Boleh Ikut Serta, Pegadaian Media Awards Hadirkan Kategori Citizen Journalism