Suara.com - Sebagai perusahaan yang menerapkan prinsip ramah lingkungan, SCG di Indonesia mendukung strategi pemerintah terkait pembangunan rendah karbon dan ketahanan iklim. Strategi tersebut diharapkan dapat mengurangi emisi gas rumah kaca secara tajam dimulai dari tahun 2030 untuk mencapai Net Zero Emission 2060 atau lebih cepat.
Sejalan dengan komitmen global, SCG Indonesia mengumumkan kampanye advokasi ESG 4 Plus secara internal maupun eksternal. ESG 4 Plus merupakan sustainability development framework yang menjadi acuan perusahaan dalam menjalankan operasi bisnisnya yang menyeimbangkan aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial.
Prinsip ESG 4 Plus yang diusung SCG Indonesia berfokus dalam mencapai empat objektif: 1) tercapainya Net Zero Emission, seperti yang ditargetkan oleh pemerintah Indonesia, 2) menciptakan produk dan industri hijau (Go Green), 3) mereduksi kesenjangan sosial (Reduce Inequality), dan 4) merangkul kolaborasi dengan berbagai stakeholder (Embrace Collaboration). Aspek tambahan (Plus) pada prinsip ini merupakan keadilan dan transparansi baik di dalam maupun di luar perusahaan.
Country Director SCG di Indonesia, Warit Jintanawan, menyatakan bahwa tujuan SCG dalam melaksanakan ESG 4 Plus adalah untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, konsumsi energi, dan eksploitasi sumber daya alam yang berlebih serta merangkul kolaborasi dengan banyak pihak yang terkait.
“Urgensi kami dalam melaksanakan prinsip ESG 4 Plus adalah karena SCG telah menjadi bagian dari Indonesia. Kami telah hadir hampir 30 tahun di Indonesia dan terus berkomitmen untuk berkontribusi pada lingkungan sehingga lingkungan lestari, bisnis pun demikian,” kata Warit dalam keterangannya, Kamis (16/6/2022).
Penerapan ESG 4 Plus ini dimanifestasikan pada tiga bidang:
Environment
SCG Indonesia menerapkan prinsip Ekonomi Sirkular (membuat, menggunakan, dan kembali ke kita) sehingga SCG menjaga agar tidak ada produk atau bahan baku yang terbuang. Dengan memperhatikan siklus dari produk yang dihasilkan, perusahaan konglomerasi ASEAN ini berharap dapat meminimalisir buangan pada lingkungan.
Secara global, SCG telah menciptakan inovasi SCG Hybrid Cement sesuai dengan standar SCG GREEN CHOICE yang mengedepankan prinsip ramah lingkungan dalam proses manufakturnya. Seperti penggunaan energi alternatif yang menggantikan batu bara sebesar 18% dan menggunakan kembali udara panas pada proses produksi untuk menghemat konsumsi energi sebesar 38%.
Baca Juga: Upbit Indonesia Menuju Jejak Nol Emisi Karbon
Dengan strategi tersebut, SCG berhasil mereduksi emisi CO2 sebesar 0.05 ton di setiap satu ton produksi semen hybrid tersebut. Meski menggunakan cara produksi di luar proses konvensional, semen ini dapat digunakan untuk pembangunan jalan, jembatan, hingga mega proyek pada pembangunan gedung dan perumahan.
SCG melalui anak perusahaannya, PT Semen Jawa, menginisiasikan pengembangan teknologi RDF (Refuse-Derived Fuel) guna mendukung pemerintah dalam mengatasi permasalahan sampah yang ada di Kabupaten Sukabumi. Sampah di TPA Cimenteng akan diubah menjadi energi baru yang akan digunakan sebagai pengganti bahan bakar fosil pada proses pembuatan semen sehingga produksi menjadi lebih ramah lingkungan.
Penandatangan kolaborasi antara PT Semen Jawa dan Pemda Sukabumi untuk pengolahan sampah ini diselenggarakan pada hari ini (07/06) di Sukabumi. Pembangunan sarana dan prasarana untuk teknologi RDF ini diharapkan rampung tahun ini dan pengolahan sampah dapat dimulai pada 2023.
SCG berkolaborasi dengan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk untuk mengembangkan SCG GREEN POLYMER™, yaitu produk plastik yang ditargetkan untuk dapat mereduksi pemanasan global, meningkatkan nilai sirkulasi daur produk yang mengedepankan prinsip 4R (Reduce, Recyclable, Recycle, dan Renewable).
Di industri kemasan, SCG sudah melakukan pengumpulan kertas-kertas bekas dan menjadikannya sebagai bahan baku untuk memproduksi kertas coklat yang akan menjadi kemasan kotak serta corrugated carton box. Hal-hal tersebut merupakan upaya SCG dalam menerapkan prinsip membuat, menggunakan, dan akhirnya akan kembali ke SCG untuk diproduksi kembali.
Social
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Prudential Syariah Bayarkan Klaim dan Manfaat Rp1,5 Triliun Hingga Kuartal III 2025
-
Rupiah Melemah, Sentimen Suku Bunga The Fed Jadi Faktor Pemberat
-
Daftar Pinjol Berizin Resmi OJK: Update November 2025
-
Survei: BI Bakal Tahan Suku Bunga di 4,75 Persen, Siapkan Kejutan di Desember
-
Berapa Uang yang Dibutuhkan untuk Capai Financial Freedom? Begini Trik Menghitungnya
-
Tiru Negara ASEAN, Kemenkeu Bidik Tarif Cukai Minuman Manis Rp1.700/Liter
-
Pemerintah Bidik Pemasukan Tambahan Rp2 Triliun dari Bea Keluar Emas Batangan di 2026
-
BRI Dukung PRABU Expo 2025, Dorong Transformasi Teknologi bagi UMKM Naik Kelas
-
Bunga KUR Resmi Flat 6 Persen dan Batas Pengajuan Dihapus
-
Finex Rayakan 13 Tahun Berkarya