Suara.com - Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa menyatakan mundur dari jabatannya Senin (11/7/2022). Pengumuman ini disampaikan Juru Bicara Kantor Perdana Menteri negara tersebut. Lalu apakah Indonesia bisa bernasib sama seperti Sri Lanka?
Rajapaksa disebut-sebut akan menyerahkan surat resmi pengunduran dirinya kepada parlemen, Rabu (13/7/2022), sebagai syarat sah seperti disebutkan konstitusi Sri Lanka.
Sebelumnya, keputusan mundur ini terjadi setelah ribuan pengunjuk rasa mengambil alih istana kepresidenan dan menduduki kediaman perdana menteri. Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe sebelumnya juga pernah menyatakan akan mundur dari jabatannya.
Nasib mirip Sri Lanka sebetulnya pernah dialami Indonesia pada krisis 1998 saat pengunduran diri Presiden Soeharto. Saat itu, kabinet Soeharto dinilai tidak becus mengelola keuangan yang menyebabkan krisis ekonomi hebat melanda Indonesia dan Asia.
Tuntutan mundur makin kencang setelah peristiwa Trisakti yang menewaskan empat orang mahasiswa. Peristiwa ini menjadi latar belakang kerusuhan 1998 yang berakhir Soeharto melatakkan jabatannya.
Peristiwa ini bisa saja terulang di Indonesia. Salah satu sinyalnya adalah indeks kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Joko Widodo yang menurun.
Survei yang dilakukan Mei 2022 lalu menunjukkan angka kepuasan publik terhadap kinerja presiden hanyalah 58% atau turun 6% dari survei sebelumnya. Beberapa penyebab ketidakpuasan ini adalah kegagalan menangani pandemi Covid-19, sulitnya mencari pekerjaan, dan harga kebutuhan pokok yang terus melonjak. Indonesia juga menanggung terlalu banyak utang luar negeri setara Rp6,18 triliun.
Sebelumnya, kemarahan rakyat Sri Lanka juga dilatarbelakangi krisis ekonomi berkepanjangan yang menerjang negara itu. Sri Lanka menyatakan diri bangkrut pada Mei 2022 lalu.
Melansir The Guardian, ekonomi Sri Lanka yang sarat utang telah runtuh setelah berbulan-bulan negara tersebut kekurangan makanan, bahan bakar, dan listrik.
Baca Juga: Sebanyak 99 Persen Nasabah Merasa Puas atas Layanan KUR BRI
Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe mengatakan negara berusaha keluar dari krisis ekonomi dengan mencari bantuan lembaga donor internasional.
Sayang, kemarahan rakyat lebih dulu tersulut sebelum penyelesaian krisis selesai. Kini presiden dan perdana menteri tidak bisa lagi duduk di kursi kepemimpinan seletah didemo habis-habisan.
Ekonomi Sri Lanka berada di bawah beban utang yang besar, hilangnya pendapatan pariwisata dan dampak lain dari pandemi Covid-19, serta melonjaknya biaya untuk komoditas.
Hampir tidak ada uang untuk mengimpor bensin, susu, gas, dan kertas toilet. Wickremesinghe mengatakan Sri Lanka tidak dapat membeli bahan bakar impor karena utang besar. Di sisi lain, presiden dan beberapa anggota keluarganya yang membentuk oligarki pemerintahan tetap hidup mewah.
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni
Berita Terkait
- 
            
              Profil Ranil Wickremesinghe, PM Sri Lanka Hadapi Protes sampai Rumah Dibakar Massa
- 
            
              Respon Protes PSSI ke AFF atas Laga Vietnam vs Thailand, Ini Jawaban Federasi Sepakbola Vietnam
- 
            
              Kekerasan Seksual: Julianto Pendiri SMA SPI Dijebloskan ke Lapas
- 
            
              Mata Uang Digital Bank Sentral Dianggap Masih Banyak Masalah, Bank Dunia Singgung BI?
- 
            
              Sebanyak 99 Persen Nasabah Merasa Puas atas Layanan KUR BRI
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- 7 Rekomendasi Lipstik Mengandung SPF untuk Menutupi Bibir Hitam, Cocok Dipakai Sehari-hari
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- 7 Lipstik Halal dan Wudhu Friendly yang Aman Dipakai Sehari-hari, Harga Mulai Rp20 Ribuan
Pilihan
- 
            
              Cerita Danantara: Krakatau Steel Banyak Utang dan Tak Pernah Untung
- 
            
              Gandeng Raksasa Pengembang Jepang, Sinar Mas Land Hadirkan Kota Wisata Ecovia
- 
            
              Harga Emas Turun Empat Hari Beruntun! Galeri 24 dan UBS Hanya 2,3 Jutaan
- 
            
              Jeje Koar-koar dan Bicara Omong Kosong, Eliano Reijnders Akhirnya Buka Suara
- 
            
              Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
Terkini
- 
            
              Danantara Sebut Ekspatriat di Garuda Indonesia Bawa Contoh Sukses yang Wajib Ditiru
- 
            
              Cerita Danantara: Krakatau Steel Banyak Utang dan Tak Pernah Untung
- 
            
              IHSG Naik ke 8.184 di Akhir Bulan, Pasar Saham Mulai Rebound?
- 
            
              BCA dan PMI Dorong Generasi Muda Wujudkan Semangat Kemanusiaan Lewat Aksi Donor Darah
- 
            
              Pertamina NRE Tancap Gas: Produksi Listrik Melonjak 19,2 Persen, Lampaui Target Triwulan III 2025
- 
            
              TelkomGroup Lakukan Topping Off, Operasikan Hyperscale Data Center NeutraDC Nxera Batam
- 
            
              Seminar Telkom AI Connect: Perkuat Sinergi Perguruan Tinggi dan Industri untuk Keunggulan Digital
- 
            
              BRI Peduli Gerakkan Roda Ekonomi Sirkular dari Minyak Jelantah Sisa Rumah Tangga
- 
            
              Peristiwa Ponpes Ambruk Buat Kementerian PU Latih Para Santri Teknik Konstruksi
- 
            
              Harga Emas Turun Empat Hari Beruntun! Galeri 24 dan UBS Hanya 2,3 Jutaan