Suara.com - Investasi Telkomsel di GoTo yang mencapai 450 juta dolar AS dinilai wajar dan strategis karena dibutuhkan dalam memperkuat pertumbuhan bisnis usaha. Selain juga melewati tahapan proses ketat.
Menurut Analis Pasar Modal sekaligus CEO Finvesol Consulting, Fendi Susiyanto, investasi yang dilakukan oleh Telkomsel di GoTo sudah sesuai prosedur dan mekanisme yang berlaku di kedua perusahaan.
Sementara bagi Telkomsel, SingTel selaku pemegang saham, tentu tidak akan mengizinkan investasi tersebut jika tidak dilakukan secara prudent, penuh kehati-hatian dan memberikan benefit yang optimal kepada perusahaan.
Terlebih, Pemerintah Singapura sebagai pemilik Singtel selama ini dikenal tegas dan tidak berkompromi dalam hal pelanggaran terhadap pelaksanaan good corporate governance (GCG).
Hal serupa berlaku bagi GoTo yang menurutnya, pemegang saham saham seperti Google, Visa, AIA, Astra International, Blue Bird dan nama-nama besar tidak akan sembarangan dalam mengambil keputusan investasi.
“Kalau dibaca di Anggaran Dasar GoTo di websitenya, jelas sekali disebutkan bahwa penambahan modal melalui pengeluaran efek bersifat ekuitas, seperti obligasi konversi yang dilakukan oleh Telkomsel ke GoTo, harus dengan persetujuan paling sedikit 2/3 pemegang saham. Mustahil rasanya kerja sama investasi seperti dengan Telkomsel itu hanya diputuskan oleh direksi apalagi seorang komisaris GoTo,” ujar Fendi dalam sebuah diskusi pada Selasa (12/7/2022) di Jakarta, bertajuk Isu Investasi Telkomsel, Fakta atau Fitnah?
Terkait potensi kerugian investasi yang dialami PT Telkom pada kuartal I-2021 sebagai akibat investasi Telkomsel di GoTo, menurutnya, hal itu mekanisme pasar biasa yang terjadi di pasar modal. Buktinya di akhir semester I-2022, Telkom justru berpotensi mencatat potensial gain hingga Rp2,7 triliun.
Dengan asumsi jumlah saham Telkomsel sebanyak 23,7 miliar saham dan harga penutupan saham GoTo pada 30 Juni sebesar Rp388 per saham, maka nilai investasi Telkomsel di GoTo sudah bernilai Rp9,91 triliun.
Sementara dengan harga beli saham di kisaran Rp270 per saham, total investasi Telkomsel di GoTo hanya sebesar Rp6,39 triliun.
Baca Juga: 2 Bulan Kabur karena Kasus Penipuan, Buluk Superglad Akhirnya Ditemukan
Tidak hanya bisnis jangka panjang, menurut Fendi, investasi Telkomsel juga memperlihatkan dukungan BUMN terhadap pengembangan ekonomi digital dan keberpihakan terhadap ekonomi kecil.
“Sebagai ekosistem bisnis yang menaungi lebih dari 16 juta UMKM dan transaksi ratusan triliun per tahun, keberadaan GoTo sangat penting bagi ekonomi Indonesia. Peran BUMN (Badan Usaha Milik Negara) justru akan terasa nyata jika mereka bisa berinvestasi riil dan berdampak ke seluruh pelosok Indonesia seperti di GoTo ini,” kata Fendi.
Langkah Telkomsel masuk ke industri digital diperkirakan akan mampu mendorong kinerja perusahaan tetap tumbuh positif dalam jangka panjang.
“Jadi sinergi ini sangat tepat, klop karena saling membutuhkan. Inilah yang menjadikan investasi Telkomsel di GoTo menjadi sangat strategis, karena dimensinya untuk berbisnis bersama dalam jangka panjang dengan mengoptimalkan setiap peluang dalam ekosistem,” kata Fendi dikutip via Antara.
Pada masa pandemi dua tahun belakangan, pendapatan perusahaan telekomunikasi secara global hanya naik tipis, yakni 3,5 persen pada 2020 dan 2,8 persen pada 2021.
Bahkan di beberapa negara seperti Amerika Latin, Jepang dan Korea justru perusahaan-perusahaan telekomunikasinya sudah mengalami pertumbuhan negatif.
Berita Terkait
-
Analis Pasar Modal Beberkan Makna Nominal Saham Rp1 di GOTO
-
GoTo Gandeng Kementerian PPPA untuk Melatih Wirausaha Perempuan
-
Investasi Telkomsel di GoTo Strategis, Karena Libatkan Banyak Pihak
-
2 Bulan Kabur karena Kasus Penipuan, Buluk Superglad Akhirnya Ditemukan
-
Banyak Keunggulan, Kawasan Tematik Rukan Capcay PIK2 Tawarkan Potensi Bisnis Menggiurkan
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Bukan Sekadar Bantuan, Pemberdayaan Ultra Mikro Jadi Langkah Nyata Entaskan Kemiskinan
-
BEI Rilis Liquidity Provider Saham, Phintraco Sekuritas Jadi AB yang Pertama Dapat Lisensi
-
Ekonomi RI Melambat, Apindo Ingatkan Pemerintah Genjot Belanja dan Daya Beli
-
Pakar: Peningkatan Lifting Minyak Harus Dibarengi Pengembangan Energi Terbarukan
-
Pertamina Tunjuk Muhammad Baron Jadi Juru Bicara
-
Dua Platform E-commerce Raksasa Catat Lonjakan Transaksi di Indonesia Timur, Begini Datanya
-
KB Bank Catat Laba Bersih Rp265 Miliar di Kuartal III 2025, Optimistis Kredit Tumbuh 15 Persen
-
Ekspor Batu Bara RI Diproyeksi Turun, ESDM: Bukan Nggak Laku!
-
IHSG Berhasil Rebound Hari Ini, Penyebabnya Saham-saham Teknologi dan Finansial
-
Pengusaha Muda BRILiaN 2025: Langkah BRI Majukan UMKM Daerah