Suara.com - Barito Pacific melalui yayasan filantropi Yayasan Bakti Barito, memberikan dukungan kepada organisasi kesiswaan Mapala UI dalam menjalankan kegiatan tahunan mereka yaitu Universitas Indonesia Membangun Nusa (UIMN) yang sangat relevan untuk mendukung pengelolaan sampah terpadu dan ekonomi sirkuler.
Salah satu kegiatan para mahasiswa Mapala UI ini adalah mengadvokasi ekonomi sirkular melalui program Trash to Cash dan community development di Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Program community development lainnya termasuk dengan mengadakan program Rumah Baca Nusantara, serta mendorong kemunculan UMKM baru yang berfokus pada suplai oleh-oleh khas Dusun Prajak yang berbahan dasar rumput laut.
“Universitas Indonesia Membangun Nusa atau UIMN merupakan suatu konsep kegiatan yang visioner, dan memiliki misi untuk menjadi contoh bagi mahasiswa lainnya untuk menjadi pemicu perubahan sosial yang berkelanjutan. Konsep UIMN yang mengusung nilai Efektivitas, Sinergitas, dan Keberlanjutan pada setiap proyek kegiatannya merupakan landasan yang cukup untuk memberikan dampak positif yang berkelanjutan di daerah 3T,” ujar Tries Apriliando, Selaku ketua pelaksana UIMN.
Terkait Trash to Cash, program ini mendukung pengelolaan sampah di Kecamatan Labuhan Badas, Kabupaten Sumbawa, NTB yang selama ini masih belum optimal. Oleh karena itu, dengan adanya Program Trash to Cash, diharapkan terjadinya ekonomi sirkular salah satunya dengan mengelola sampah plastik yang masih memiliki nilai ekonomi tinggi.
Anggota Dewan Pembina Yayasan Bakti Barito, Rudy Suparman mengatakan, Program UIMN ini sejalan dengan salah satu program utama Bakti Barito dalam ekonomi sirkular, yaitu Bakti Kelola Lingkungan yang bertujuan untuk membangung perilaku konsumsi yang bertanggung jawab dan edukasi tentang pengelolaan sampah.
“Melalui Program Bakti Kelola Lingkungan, Bakti Barito berupaya memberikan pemahaman tentang pengelolaan sampah plastik yang tepat kepada masyarakat,” tambah Rudy Suparman.
Yayasan Bakti Barito merupakan Yayasan filantropi yang fokus untuk memberikan manfaat berarti bagi semua kepentingan hari ini dan esok, dengan melalui kegiatan-kegiatan di bidang pendidikan, lingkungan, ekonomi, dan sosial.
Ekonomi sirkular bertujuan untuk membantu mengatasi tantangan global seperti perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, limbah, dan polusi.
Baca Juga: Michelin Ambil Alih 51 Persen Saham RLU dari Barito Pacific Group
Program Yayasan Bakti Barito ini juga sebagai bentuk dukungan terhadap pemerintah Indonesia untuk mengurangi sampah yang tidak terkelola hingga 70 persen pada 2030, dan mengurangi kebocoran plastik laut pada 2025.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Kenapa Proyek Jalan Trans Halmahera Disebut Hanya Untungkan Korporasi Tambang?
-
Bertemu Wapres Gibran, Komite Otsus Papua Minta Tambahan Anggaran Hingga Dana BLT Langsung ke Rakyat
-
Sambut Bryan Adams Live in Jakarta 2026, BRI Sediakan Tiket Eksklusif Lewat BRImo
-
Proyek Waste to Energy Jangan Hanya Akal-akalan dan Timbulkan Masalah Baru
-
Geger Fraud Rp30 Miliar di Maybank Hingga Nasabah Meninggal Dunia, OJK: Kejadian Serius!
-
Laba PT Timah Anjlok 33 Persen di Kuartal III 2025
-
Kala Purbaya Ingin Rakyat Kaya
-
Didesak Pensiun, Ini Daftar 20 PLTU Paling Berbahaya di Indonesia
-
IHSG Berakhir Merosot Dipicu Aksi Jual Bersih Asing
-
Riset: Penundaan Suntik Mati PLTU Justru Bahayakan 156 Ribu Jiwa dan Rugikan Negara Rp 1,822 T