Suara.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan saat ini sebanyak 28 negara sudah masuk daftar negara yang akan menjadi pasien International Monetery Financial (IMF).
Menanggapi hal ini, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa kondisi saat ini jauh lebih buruk dibandingkan dengan situasi krisis pada tahun 1998.
"Ini magnitudenya lebih besar dari krisis 1998 di mana itu di beberapa negara Asean," ucap Airlangga dalam konferensi persnya di Istana Negara, Jakarta, Selasa (11/10/2022).
Airlangga pun bilang sesuai dengan arahan Presiden Jokowi, agar para pembantunya untuk berhati-hati dalam setiap mengambil kebijakan agar tak senasib dengan negara yang sudah masuk daftar pasien IMF.
"Bapak Presiden mengingatkan untuk mengambil kebijakan secara hati hati, jangan seperti yang terjadi di Inggirs, kebijakan yang dibuat membuat pounds jatuh," katanya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan sebanyak 28 negara tengah mengantre untuk mendapatkan bantuan Dana Moneter Internasional (IMF) karena kondisi ekonomi yang tidak stabil.
"Saya dapat informasi dari pertemuan di Washington D.C, 28 negara sudah antre di markasnya IMF, menjadi pasien," kata Jokowi dalam acara Investor Daily Summit 2022 di Jakarta, Selasa (11/10/2022).
Jokowi mengatakan kondisi ekonomi global saat ini dipenuhi dengan ketidakpastian. Tidak hanya itu, konfrontasi geopolitik dan perubahan iklim juga membuat banyak negara terancam apabila tidak berhati-hati.
"Ini yang sekali lagi kita tetap harus menjaga optimisme tetapi yang lebih penting hati-hati dan waspada," ungkap mantan Walikota Solo ini.
Baca Juga: Jokowi Sebut 28 Negara Sudah Jadi Pasien IMF
Jokowi menyebutkan, prediksi pertumbuhan ekonomi global pada 2023 juga sudah direvisi dari sebelumnya 3 persen kini hanya 2,2 persen secara year on year.
Berbagai bank sentral negara lain juga sudah menaikkan suku bunga acuan untuk menarik investor. Meski demikian, tidak semuanya berhasil menggunakan suku bunga sebagai alat untuk keluar dari krisis dan inflasi yang tinggi.
"Dengan situasi yang ada sekarang ini, negara mana pun dapat terlempar dengan cepat keluar jalur dengan sangat mudahnya apabila tidak hati-hati dan tidak waspada," ucapnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- 5 Pilihan Ban Motor Bebas Licin, Solusi Aman dan Nyaman buat Musim Hujan
- 5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
- 5 Mobil Keluarga Bekas Kuat Tanjakan, Aman dan Nyaman Temani Jalan Jauh
- Cara Cek NIK KTP Apakah Terdaftar Bansos 2025? Ini Cara Mudahnya!
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Mau Bekukan Peran Bea Cukai dan Ganti dengan Perusahaan Asal Swiss
-
4 HP dengan Kamera Selfie Beresolusi Tinggi Paling Murah, Cocok untuk Kantong Pelajar dan Mahasiswa
-
4 Rekomendasi HP Layar AMOLED Paling Murah Terbaru, Nyaman di Mata dan Cocok untuk Nonton Film
-
Hasil Liga Champions: Kalahkan Bayern Muenchen, Arsenal Kokoh di Puncak Klasemen
-
Menkeu Purbaya Diminta Jangan Banyak Omon-omon, Janji Tak Tercapai Bisa Jadi Bumerang
Terkini
-
Serapan Baru 70 Persen, Belanja Pemerintah Dikebut di 1 Bulan Terakhir 2025
-
Kuota LPG 3Kg Ditambah 350.000 Ton Tanpa Anggaran Baru
-
BI dan Kementerian Investasi Integrasikan Layanan Perizinan
-
CEO Danantara Sebut Merger GOTO dan Grab Masih Berjalan: Sinyalnya Positif
-
Forum Ekonomi KB Bank Hadirkan Tokoh Nasional Bahas Arah Ekonomi dan Investasi Jelang 2026
-
Waduh, NIlai Tukar Rupiah Diramal Tembus Rp16.800 di Akhir Tahun
-
Airlangga Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Capai 5,6 Persen, Kalah Optimistis dari Purbaya
-
IHSG Melempem di Akhir Perdagangan Hari Ini Setelah Cetak Rekor, Apa Pemicunya
-
Purbaya Sebut Ekonomi RI Lambat 8 Bulan Pertama 2025 karena Salah Urus, Sindir Sri Mulyani?
-
Harga Cabai Naik Tajam Jelang Libur Nataru