Suara.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan saat ini perekonomian dunia dalam kondisi yang cukup mengkhawatirkan, karena sejumlah faktor mulai dari inflasi, krisis pangan, dan krisis energi.
Hal tersebut dikatakan Sri Mulyani dalam Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (FMCBG) G20 ke-4 di Washington DC, Amerika Serikat secara virtual, Kamis (13/10/2022).
"Kita bertemu lagi karena situasi ekonomi global yang semakin menantang dan saya rasa tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa dunia sedang dalam bahaya," kata Sri Mulyani dalam sambutannya.
Saat ini kata Sri Mulyani situasi ekonomi global semakin menantang karena menghadapi tekanan inflasi yang tinggi di banyak negara, prospek pertumbuhan ekonomi yang melambat, ancaman krisis energi dan pangan, hingga masalah perubahan iklim.
Lebih lanjut mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini perang yang terjadi di Ukraina semakin membuat krisis pangan dan nutrisi terjadi akibat harga-hara energi bergejolak dan harga pangan naik tinggi.
"Membuat adanya kebijakan pembatasan perdaganagn dan disrupsi pada rantai pasok," ujar Sri Mulyani.
Kondisi ini semakin buruk karena negara-negara dunia masih dalam tahap pemulihan dari dampak Pandemi Covid-19. Di tengah pemulihan yang masih rentan, negara-negara di dunia dikejutkan dengan permasalahan perubahan iklim yang membuat harga pangan kian melambung tinggi.
Situasi semakin rumit lanjut Sri Mulyani tatkala negara maju mengubah arah kebijakan moneter. Seperti Amerika Serikat (AS) yang dengan agresif menaikkan suku bunga acuan dan menimbulkan gejolak besar di pasar keuangan.
"Kita telah melihat pengetatan kebijakan moneter global yang lebih cepat dari yang diantisipasi, dengan banyak negara maju dan negara berkembang menaikkan suku bunga mereka secara signifikan yang menciptakan risiko rembesan ke seluruh dunia," katanya.
Baca Juga: Ritual Ngrastiti Bhakti Digelar Untuk Memohon Kelancaran KTT G20 di Bali
Sri Mulyani pun makin khawatir saja dengan kondisi ekonomi global saat ini. Dia bilang risiko menurunnya pertumbuhan ekonomi global semakin nyata.
"Kita sekarang menghadapi risiko yang semakin meningkat, inflasi yang tinggi, pertumbuhan yang lemah, kerawanan energi dan pangan, perubahan iklim, dan fragmentasi geopolitik," kata Sri Mulyani.
Salah satu hal yang menjadi sorotan dirinya adalah masalah inflasi dan pangan. Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menyebut imbas Perang Rusia vs Ukraina terus memperparah krisis ketahanan pangan dan gizi global dengan harga energi dan pupuk yang tinggi.
"Meningkatnya harga pangan di level global, membuat makanan tetap tidak terjangkau bagi banyak orang," kata Sri Mulyani.
Dia memperkirakan konsekuensi dari pandemi dan kejutan dari cuaca ekstrem kemungkinan akan membuat harga pangan tetap tinggi hingga saat ini.
Bukan itu saja, pandemi Covid-19 dan perang di Ukraina telah membuat harga energi juga ikut melonjak tinggi.
"Krisis energi telah mempengaruhi sebagian besar negara, tetapi negara-negara berkembang terutama negara-negara importir bersih menghadapi beban tertinggi," jelasnya.
Sri Mulyani mengatakan dunia melihat pengetatan kebijakan moneter global yang lebih cepat dari yang diantisipasi, dengan banyak bank sentral ekonomi maju dan berkembang menaikkan suku bunga mereka secara signifikan.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
- Ini 5 Shio Paling Beruntung di Bulan Oktober 2025, Kamu Termasuk?
- Rumah Tangga Deddy Corbuzier dan Sabrina Diisukan Retak, Dulu Pacaran Diam-Diam Tanpa Restu Orangtua
- 5 Promo Asus ROG Xbox Ally yang Tidak Boleh Dilewatkan Para Gamer
Pilihan
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Baterai Besar Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Menkeu Purbaya Pernah Minta Pertamina Bikin 7 Kilang Baru, Bukan Justru Dibakar
-
Dapur MBG di Agam Dihentikan Sementara, Buntut Puluhan Pelajar Diduga Keracunan Makanan!
-
Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
-
Harga Emas Antam Terpeleset Jatuh, Kini Dibanderol Rp 2.235.000 per Gram
Terkini
-
Dari Buku Lahir Harapan, Anak TBM Kolong Ciputat Gembira Bersama PNM Peduli
-
Bahlil Sindir Menkeu Purbaya soal Subsidi LPG 3Kg: Mungkin Menterinya Salah Baca Data Itu!
-
Rapat Paripurna Sepakat RUU P2SK Jadi Usulan DPR
-
Setelah Dua Hari Anjlok, Akhirnya IHSG Menghijau Didorong Penguatan Rupiah
-
Profit BUMN Bisa Jadi Modal untuk Investasi di Sektor Energi Terbarukan
-
Kandungan Etanol Bikin Vivo dan BP Gagal Beli BBM Pertamina, Patra Niaga: Sudah Lazim
-
Nasib KFC: Tutup 19 Gerai dan PHK 400 Pekerja
-
Freeport Berhenti Beroperasi Sementara, Fokus Temukan 5 Karyawan yang Terjebak Longsor
-
Kelakar Mau Dipukul Bupati, Menkeu Purbaya: Transfer ke Daerah Dipangkas Biar Bersih dan Efektif
-
Menkeu Purbaya Sebut Pemerintah Mau Buat Kawasan Industri Hasil Tembakau