Suara.com - Ancaman resesi global 2023 berpengaruh pada nilai tukar rupiah terhadap dolar yang semakin melemah. Pada Selasa (18/10/2022) rupiah berada di angka Rp15.453 per dolar Amerika. Namun, apakah rupiah akan tembus ke Rp16.000 per dolar?
Pelemahan nilai rupiah bisa saja terjadi tergantung dari kondisi ekonomi yang ada. Peluang pelemahan rupiah masih terus ada. Apalagi angka Rp16.000 tidak terlalu jauh dari nilai tukar saat ini. Melansir laman resmi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) setidaknya ada empat faktor yang menyebabkan pelemahan nilai rupiah sebagai berikut.
1. Turunnya Supply Dolar Amerika Serikat
Dikutip dari Big Alpha, nilai tukar rupiah turun karena faktor supply yang berkurang. Pengurangan supply terjadi karena investor asing menarik diri dari Indonesia guna mengurangi risiko. Apalagi Indonesia sempat dinilai sebagai negara yang tak becus menangani pandemi Covid-19. Hal ini dapat terlihat dari Surat Utang Negara (SUN) yang jatuh dan menurunnya minat beli investor. Jika terus dibiarkan, akan banyak investor asing yang memilih untuk keluar sehingga supply dolar semakin berkurang dan dapat menyebabkan kenaikan harga.
2. Turunnya Harga Komoditas Ekspor
Menurunnya permintaan barang ekspor tentu saja berdampak pada neraca perdagangan. Ekspor sangat penting bagi sebuah negara karena jika ekspor turun, maka rupiah akan semakin melemah.
3. Tingginya Tingkat Impor
Tentu saja nilai ekspor berbanding terbalik dengan impor. Semakin rendahnya nilai impor, maka nilai rupiah akan meningkat. Alasan inilah yang melatarbelakangi masyarakat seharusnya memilih menggunakan produk dalam negeri. Memiliki pola pikir bahwa kualitas produk dalam negeri tidak kalah dengan produk luar tentu saja akan semakin meningkatkan daya beli masyarakat terhadap produk lokal.
4. Perekonomian Amerika Serikat Yang Menguat
Baca Juga: Ikut Rupiah, IHSG Pagi Ini Dibuka Menguat 35 Poin
Faktor perekonomian Amerika Serikat yang semakin menguat tentu saja menjadi hal yang berpengaruh besar terhadap nilai tukar rupiah. Semakin kuat ekonomi Amerika Serikat, akan semakin melemah nilai tukar rupiah.
Terlebih, semenjak Amerika Serikat memberlakukan kebijakan ekonominya yaitu tapering off sebagai langkah pengurangan quantitative easing atau meningkatkan suku bunga negara sehingga suplai dolar berkurang. Indonesia sebagai negara berkembang pun mudah terdepresiasi dengan pengaruh mata uang asing yang terus menekannya.
Meski banyak faktor bisa melemahkan rupiah, masyarakat sebenarnya dapat berkontribusi dalam menjaga nilai mata uang dalam negeri. Hal yang paling mudah yang dapat dilakukan antara lain dengan membeli produk dalam negeri dan berinvestasi di negeri sendiri.
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni
Berita Terkait
-
IMF Minta Negara di Asia Waspada Penurunan Nilai Tukar Mata Uang: Perketat Kebijakan Moneter!
-
Sumsel Sepekan: Petani di Sumsel Kesulitan BBM, Tawuran Remaja Bawa Sajam di Palembang
-
Kurs Rupiah Melemah Lagi, Pengamat Optimis Penguatan Tipis Hari Ini
-
Menguat 0,31%, Rupiah Pagi INi Naik ke Posisi Rp15.200
-
Ikut Rupiah, IHSG Pagi Ini Dibuka Menguat 35 Poin
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Kepala Daerah 'Gruduk' Kantor Menkeu Purbaya, Katanya Mau Protes
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
Terkini
-
Kepala Daerah 'Gruduk' Kantor Menkeu Purbaya, Katanya Mau Protes
-
Gubernur Bank Indonesia Sebut Tiga Pilar Bangun Ekonomi Syariah, Apa Saja?
-
RI Ekspor Kopi Robusta Asal Lampung dan Malang ke Mesir
-
IHSG Terus Meroket, Intip Saham-Saham yang Jadi Primadona Pagi Ini
-
Setelah Cukai, Produsen Kini Resah dengan Maraknya Rokok Ilegal
-
Pithaloka Batik Kini Merambah Pasar Internasional Berkat Rumah BUMN Pekalongan dari Telkom
-
Tak Bosan Pecah Rekor, Harga Emas Antam Tembus Rp 2.284.000 per Gram Hari Ini
-
Bank Mandiri Serap 63 Persen Dana Rp 55 Triliun dari Menkeu Purbaya
-
IHSG Hari Ini: Asing Lepas Rp 472 M, Stimulus 31 Triliun Bakal Jadi Penopang?
-
Bank Indonesia Buka Suara Disebut Jual Cadangan Emas 11 Ton