Suara.com - Perusahaan raksasa teknologi, Google didenda oleh Komisi Persaingan Usaha India (CCI) sebesar US$161,9 juta (sekitar Rp 2,6 triliun) lantaran dianggap bersalah karena menyalahgunakan platform Android.
Reuters melaporkan, Google dituduh mengambil keuntungan sepihak karena 'memaksa' para pengguna untuk menginstal aplikasi Google sebagai bagian dari perjanjian.
"Pasar harus diizinkan untuk bersaing berdasarkan keunggulan dan tanggung jawab ada pada pemain dominan (dalam kasus ini, Google) bahwa perilakunya tidak memengaruhi kompetisi ini berdasarkan keunggulan," tulis CCI dalam pernyataan resmi mereka.
CCI mengatur perusahaan untuk mengekang pasar dan memberi keleluasaan masyarakat untuk melakukan modifikasi tanpa bergantung pada Google.
Selain itu, CCI juga menganggap Google sengaja menggunakan kekuasaan mereka untuk menekan pesaing mereka dalam bisnis mesin pencari, browser dan lain-lain.
Pihak terkait melakukan penyelidikan sejak 2019 lalu usai adanya keluhan dari dua peneliti anti monopoli India dan seorang mahasiswa kampus hukum.
Kasus ini sejatinya mirip dengan yang pernah dihadapi Google di Eropa dimana regulator benua itu menjatuhkan hukumman denda US$5 miliar kepada Google karena memaksa konsumen menginstal aplikasi besutan Google di Android.
CCI pada Kamis (20/10/2022) lalu sudah meminta Google untuk tidak membatasi pengguna ponsel cerdas dari mencopot pemasangan aplikasi pra-instalnya seperti Google Maps dan Gmail.
Mereka juga meminta Google untuk mengizinkan pengguna memilih mesin pencari pilihan mereka untuk semua layanan yang relevan saat menyiapkan telepon untuk pertama kalinya.
Baca Juga: Google Umumkan Android 13 Go Edition Bawa Material You ke Smartphone Kelas Bawah
Sebagaimana diketahui, Google memang membuat para pengguna smartphone Android tidak bisa menghapus aplikasi buatan Google seperti Chrome atau Youtube.
Meski tersedia opsi Android Open Source Project (AOSP) yang menawarkan fleksibilitas lebih baik, namun pengguna tidak lagi bisa mengakses Play Store saat dalam mode AOSP.
Hingga kini, Google belum memberikan tanggapan apapun dan memilih bungkam.
Berita Terkait
-
Google Luncurkan Pembaruan Android 13 QPR1 Beta 3 untuk Pixel 4a ke Seri Pixel 7
-
5 Tips Jaga Keamanan Gmail di Android
-
Hotel TV MediaSuite Terbaru, Android TV Lengkap dengan Fitur Keamanan Canggih
-
Tak Ingin Informasi Pribadi Muncul di Google, Ini Cara Menghapusnya
-
Google Umumkan Android 13 Go Edition Bawa Material You ke Smartphone Kelas Bawah
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
-
4 Tablet RAM 8 GB dengan Slot SIM Card Termurah untuk Penunjang Produktivitas Pekerja Mobile
-
3 Fakta Perih Usai Timnas Indonesia U-22 Gagal Total di SEA Games 2025
-
CERPEN: Catatan Krisis Demokrasi Negeri Konoha di Meja Kantin
-
CERPEN: Liak
Terkini
-
Baksos Operasi Katarak BCA Bangun Harapan, Buka Jalan Hidup Masyarakat yang Lebih Produktif
-
Kamus Istilah Pegadaian Terlengkap, Mulai dari Marhun hingga Surat Bukti Gadai
-
Industri Pindar Tumbuh 22,16 Persen, Tapi Hadapi Tantangan Berat
-
Perilaku Konsumen RI Berubah, Kini Maunya Serba Digital
-
Bagaimana Digitalisasi Mengubah Layanan Pertamina
-
Memahami Pergerakan Harga Bitcoin, Analisis Teknikal Sudah Cukup?
-
BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
-
BCA Kembali Menjadi Juara Umum Annual Report Award, Diikuti BCA Syariah pada Klaster Rp1 Triliun
-
ESDM: Rusia-Kanada Mau Bantu RI Bangun Pembakit Listrik Tenaga Nuklir
-
Bos Lippo Ungkap 5 Modal Indonesia Hadapi Ketidakpastian Global 2026