Suara.com - Meski ketersediaan beras nasional diklaim mencukupi oleh pemerintah, tapi fakta di lapangan menunjukkan bahwa harga beras tampaknya mulai merangkak naik.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sepanjang bulan Oktober 2022, harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani naik 4,13 persen dan harga beras premium di penggilingan naik 1,46 persen.
Dari 1.478 transaksi penjualan gabah di 29 provinsi selama Oktober 2022, tercatat transaksi gabah kering panen (GKP) 61,71 persen, gabah kering giling (GKG) 25,98 persen, dan gabah luar kualitas 12,31 persen.
"Selama Oktober 2022, rata-rata harga GKP di tingkat petani Rp5.354,00 per kg atau naik 16,18 persen dan di tingkat penggilingan Rp5.475,00 per kg atau naik 15,89 persen dibandingkan harga gabah kualitas yang sama pada Oktober 2021," papar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto dalam konferensi persnya di Jakarta, Selasa (1/11/2022).
Sementara rata-rata harga GKG di tingkat petani Rp5.891,00 per kg atau naik 17,44 persen dan di tingkat penggilingan Rp6.006,00 per kg atau naik 17,22 persen. Sedangkan harga gabah luar kualitas di tingkat petani Rp4.846,00 per kg atau naik 12,43 persen dan di tingkat penggilingan Rp4.951,00 per kg atau naik 11,90 persen.
Dibandingkan bulan lalu, rata-rata harga gabah pada Oktober 2022 di tingkat petani untuk kualitas GKP dan GKG masing-masing naik sebesar 4,13 persen dan 1,53 persen, sedangkan gabah luar kualitas turun 1,76 persen.
"Di tingkat penggilingan, rata-rata harga gabah pada Oktober 2022 dibandingkan bulan lalu untuk kualitas GKP dan GKG masing-masing naik sebesar 4,03 persen dan 1,52 persen, sedangkan gabah luar kualitas turun 1,66 persen," paparnya.
Sementara itu selama Oktober 2022, survei harga produsen beras di penggilingan dilakukan pada 894 perusahaan penggilingan di 31 provinsi, dimana diperoleh 1.138 observasi beras di penggilingan.
Pada Oktober 2022, rata-rata harga beras kualitas premium di penggilingan sebesar Rp10.402,00 per kg, naik sebesar 10,08 persen dibandingkan Oktober 2021, sedangkan beras kualitas medium di penggilingan sebesar Rp10.043,00 per kg atau naik sebesar 11,46 persen, dan rata-rata harga beras luar kualitas di penggilingan sebesar Rp9.516,00 per kg atau naik sebesar 10,26 persen.
Baca Juga: Penyebab Harga Beras Naik Berdasarkan Kajian Terkini Pataka
"Dibandingkan dengan bulan lalu, rata-rata harga beras di penggilingan pada Oktober 2022 untuk kualitas premium, medium, dan luar kualitas masing-masing naik sebesar 1,46 persen, 2,64 persen, dan 0,53 persen," pungkas Setianto.
Sebelumnya Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo memastikan bahwa stok atau ketersediaan beras nasional mencukupi hingga akhir tahun ini. Dari data dan neraca yang dimilikinya serta pantauan dari standing crop dengan satelit, ketersediaan beras diklaimnya mencukupi.
"Ini produksi (beras) yang tertinggi kita Maret-April itu di atas 18,3 juta ton, kemudian panen kedua kita pada Agustus-Oktober itu bahkan 13 (juta) sekian, oleh karena itu data BPS juga menunjukkan bahwa stok-stok itu ada, 60 persen di tangan rakyat sendiri," kata SYL panggilan akrabnya di Istana Negara, Jakarta, Senin (31/10/2022).
Meski dari data-data tersebut terlihat mencukupi, namun Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta dirinya untuk memastikan lebih lanjut ketersediaan beras tersebut dilapangan apakah ada atau tidak.
Selain itu, Jokowi juga meminta ketersediaan beras di Gudang Bulog mesti tercukupi.
"Saya diberi waktu oleh bapak presiden satu minggu ini untuk ngecek kembali, memfaktualisasi bersama seluruh jajaran yang ada, bersama Gubernur, para Bupati untuk persiapakan karena ada perintah Bapak Presiden untuk melakukan stocking yang sangat cukup melalui beras cadangan yang ada di Bulog itu, dan itu akan saya kejar dalam waktu yang sangat singkat ini," papar Mentan.
Meski demikian Syahrul Yasin Limpo pun meyakini bahwa ketersediaan beras di lapangan lebih dari cukup dan memastikan stoknya aman hingga penghujung tahun ini.
"Saya sangat yakin ketersediaan cukup bahwa data yang ada inilah saat-saat 2022 ini produktivitas, lahan yang kita tanami sangat besar, boleh tanya semuanya kita tidak pernah ada lahan yang busuk, yang tidak ada lahan yang bencana maksimal, oleh karena itu masih sama hasilnya," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
- 5 Fakta Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Publik Penasaran!
- Profil Komjen Suyudi Ario Seto, Calon Pengganti Kapolri Listyo Sigit Prabowo?
Pilihan
-
Pengumuman Seleksi PMO Koperasi Merah Putih Diundur, Cek Jadwal Wawancara Terbaru
-
4 Rekomendasi HP Tecno Rp 2 Jutaan, Baterai Awet Pilihan Terbaik September 2025
-
Turun Tipis, Harga Emas Antam Hari Ini Dipatok Rp 2.093.000 per Gram
-
Dari LPS ke Kursi Menkeu: Akankah Purbaya Tetap Berani Lawan Budaya ABS?
-
Perang Tahta Sneakers Putih: Duel Abadi Adidas Superstar vs Stan Smith. Siapa Rajanya?
Terkini
-
Harga Pembangunan Hotel Hilton Nepal yang Dibakar Massa Habiskan Rp1,9 Triliun
-
Indodax Catatkan Nilai Transaksi Aset Kripto Tembus Rp 15,24 Triliun
-
Sambut HUT ke-130, BRI Jaring Karya Jurnalistik Inspiratif Melalui News Fest 2025
-
Menkeu Purbaya Diminta Moratorium Cukai Rokok, Pengusaha: Industri Padat Karya Bisa Tergerus
-
Perusahaan Milik Elon Musk Pecat 500 Karyawan Via Email, Pesangon Dibayar Akhir November
-
KPR Rumah Minimal Punya Gaji Berapa? Simak Gambarannya di Sini
-
Dituduh Kartel Bunga Pindar, AFPI: Kami Ikuti Arahan OJK Demi Lindungi Konsumen!
-
Industri Horeka RI Wajib Berubah atau Kehilangan Daya Saing
-
Dari Berantas Stunting Hingga Dukung UMKM, Jadi Jurus Jitu BUMN Dorong Ekonomi Lokal
-
IHSG Masih Menghijau di Awal Sesi Perdagangan Senin, Kembali ke Level 7.900