Suara.com - Ekonomi Jepang dalam pertama kalinya mengalami penurunan pada tahun ini. Hal ini disebabkan, inflasi yang tinggi membuat biaya beban hidup semakin mahal di Jepang.
Seperti dikutip dari Nikkei Asia, menurut data yang dirilis oleh Kantor Kabinet, perekonomian negeri matahari terbit itu turun 1,2% pada kuartal III. Kantor kabinet juga merevisi pertumbuhan ekonomi di kuartal II yang sebesar 4,6%.
Anjloknya ekonomi Jepang disebabkan juga oleh biaya energi yang mulai merangkak naik. Selain itu, loyonya kinerja mata uang Yen, membuat harga-harga di dalam negeri semakin tidak terjangkau.
"Peningkatan impor (barang) karena pelonggaran kendala pasokan dan peningkatan sementara pembayaran untuk layanan eksternal berkontribusi pada pertumbuhan negatif," kata Kepala Sekretaris Kabinet Hirokazu Matsuno.
Dari sisi domestik, konsumsi swasta, komponen utama ekonomi Jepang, tumbuh 0,3% pada kuartal III. Meski tumbuh, angka itu mencerminkan konsumsi Jepang masih lemah di tengah inflasi yang tinggi dan kasus Covid-19 yang kembali tinggi.
Namun demikian, Matsuno menekankan bahwa ekonomi Jepang masih terbilang pulih dari pandemi, didorong dari permintaan domestik sektor swasta. Hal ini dilihat dari mulai normalnya kegiatan ekonomi dan sosial serta kemauan perusahaan untuk berinvestasi.
Investasi modal korporasi tumbuh 1,5% dari kuartal sebelumnya, melambat dari ekspansi 2,4% pada kuartal kedua. Investasi perumahan swasta menyusut 0,4%, pulih dari kontraksi 1,9% pada kuartal sebelumnya
"Dengan ekonomi global di ambang resesi, tidak mungkin Jepang bisa bertahan tanpa cedera. Ekspor dari Jepang juga cenderung lebih rendah," kata Yoshiki Shinke, seorang ekonom di Dai-ichi Life Research Institute, dalam sebuah laporan.
Ke depan, para ekonom melihat salah satu faktor positif bagi perekonomian Jepang adalah kebangkitan kembali pariwisata dalam negeri, di mana pada tahun 2019 menghasilkan 4,8 triliun yen (USD 34 miliar dengan nilai tukar saat ini).
Baca Juga: Pasar HP Murah di Indonesia Menciut Akibat Kenaikan Harga BBM
Mulai Oktober, Jepang juga telah melonggarkan sebagian besar pembatasan perbatasan. Selain itu, mengizinkan masuk bebas visa bagi pengunjung perorangan dari 68 negara dan wilayah.
Berita Terkait
Terpopuler
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Media Lokal: AS Trencin Dapat Berlian, Marselino Ferdinan Bikin Eksposur Liga Slovakia Meledak
-
Rieke Diah Pitaloka Bela Uya Kuya dan Eko Patrio: 'Konyol Sih, tapi Mereka Tulus!'
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
Terkini
-
SIG Rogoh Kocek Rp582 Juta untuk Infrastruktur Jaringan Air Bersih
-
7 Bahan Bangunan Tahan Api untuk Rumah di Jakarta yang Rawan Bencana Kebakaran
-
Akhir Bulan Gak Nangis! Pizza Hut Bagi-Bagi Promo Tebus Murah: Pasta, Pizza, Dessert, Mulai 25rb
-
Siap-siap Sobat Indomaret! Banjir Diskon Hingga 40 Persen Menanti Kamu!
-
Malam Minggu Makin Seru dengan Saldo DANA Kaget: 3 Link Siap Diklaim, Hadiah Hingga Rp249 Ribu!
-
Berkat BRI, Produk Diaper Ramah Lingkungan Dari UMKM Asal Surabaya Ini Kian Diminati
-
Long Weekend Maulid Nabi 2025, BRI Pastikan Transaksi Nasabah Lancar dengan Weekend Banking
-
Pastikan Kualitas Terjaga untuk Masyarakat, Dirut Bulog Tinjau Pemeliharaan Gudang & Beras di Sunter
-
Gudang Garam Lakukan PHK Massal, KSPI: Selamatkan Industri Rokok!
-
5 Jenis Bahan Pintu Rumah Terbaik yang Bikin Hunian Nyaman dan Tampak Elegan