Suara.com - Hiruk-pikuk hajatan Piala Dunia 2022 Qatar yang baru saja usai diselenggarakan ternyata membawa dampak yang kurang mengenakkan bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Pasalnya IHSG berpotensi tidak mengalami reli Santa Cluas menjelang tutup tahun.
Reli Santa Claus adalah fenomena kenaikan harga-harga saham di akhir Desember karena banyak investor yang menerima bonus akhir tahun yang dialirkan untuk membeli saham dan optimistis menjelang tahun baru.
Head of Research NH Korindo Sekuritas Liza C. Suryanata mengatakan tidak terjadinya reli Santau Claus dikarenakan sejumlah sentimen negatif, salah satunya gara-gara judi Piala Dunia 2022.
Liza mengatakan setiap ada hajatan sepak bola itu transaksi saham cenderung sepi.
"Nilai taruhan yang bergulir di seluruh dunia mencapai Rp550 triliun. Bisa dibayangkan mungkin duit spekulannya pindah meja ke Piala Dunia,” kata Liza dalam analisanya dikutip Rabu (21/12/2022).
Selain itu kata dia, penurunan harga saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) juga ikut memengaruhi pergerakan IHSG. Liza mengungkapkan 1 persen pergerakan saham GOTO bisa menyumbang 7 poin pada IHSG.
“Keputusan pemegang saham untuk pegang GOTO tidak berlangsung awet, banyak yang memutuskan jual, dan efeknya menyeret turun saham blue chips seperti ASII dan TLKM karena ada investasi mereka di saham GOTO,” ujarnya.
Liza menilai instansi BUMN pun sekarang ketar-ketir sebab keputusan investasinya di GOTO akan dipertanyakan oleh DPR lantaran investasi saham yang turun terus. Menurut analisanya dengan investasi di GOTO, laporan keuangan TLKM kuartal III/2022 mencatat rugi Rp3 triliun pada harga saham GOTO di Rp246.
Sekarang harga saham GOTO berada di level Rp92, maka nilai kerugian TLKM diperkirakan bisa menembus ke Rp7,7 triliun.
Baca Juga: IHSG Dibuka Menguat, Intip Menu Rekomendasi Saham Berikut
“Melihat perkembangan saham ini, pemegang saham GOTO, ASII, dan TLKM akan pikir-pikir layak tidaknya menerapkan investasi jangka panjang di GOTO," paparnya.
Ketiga, relaksasi lockdown di China sangat berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi Negeri Tirai Bambu sehingga pertumbuhan ekonominya sempat turun sampai hanya 3,9 persen. Sekarang dengan lockdown yang mulai dilonggarkan, ada harapan perekonomian China akan mulai bergulir sehingga proses impor dan ekspor mulai lancar.
"Saat lockdown dibuka, bursa saham Hong Kong, Hangseng sedang murah-murahnya. Perbandingan sama di Indonesia, pada waktu itu Hangseng PER-nya di 10 kali sedangkan IHSG 14,7 kali. Jadi setelah pengumuman relaksasi itu banyak dana yang masuk ke sana karena lagi murah-murahnya, jadi masuk akal kalau fund manager masuk ke sana," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Prudential Syariah Bayarkan Klaim dan Manfaat Rp1,5 Triliun Hingga Kuartal III 2025
-
Rupiah Melemah, Sentimen Suku Bunga The Fed Jadi Faktor Pemberat
-
Daftar Pinjol Berizin Resmi OJK: Update November 2025
-
Survei: BI Bakal Tahan Suku Bunga di 4,75 Persen, Siapkan Kejutan di Desember
-
Berapa Uang yang Dibutuhkan untuk Capai Financial Freedom? Begini Trik Menghitungnya
-
Tiru Negara ASEAN, Kemenkeu Bidik Tarif Cukai Minuman Manis Rp1.700/Liter
-
Pemerintah Bidik Pemasukan Tambahan Rp2 Triliun dari Bea Keluar Emas Batangan di 2026
-
BRI Dukung PRABU Expo 2025, Dorong Transformasi Teknologi bagi UMKM Naik Kelas
-
Bunga KUR Resmi Flat 6 Persen dan Batas Pengajuan Dihapus
-
Finex Rayakan 13 Tahun Berkarya