Suara.com - Setelah mengumumkan dan menandatangani komitmen menuju klaster industri net zero dalam B20 Summit pada rangkaian KTT G20 November 2022 lalu, PT Jababeka Tbk mewujudkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap dan membentuk Jababeka Net Zero (JNZ) Forum.
Adapun acara peresmian PLTS Atap di Kawasan Industri Jababeka-Cikarang dan deklarasi Jababeka Net Zero Forum berlangsung di President Executive Club.
Kawasan Industri Jababeka-Cikarang saat ini tergabung ke dalam grup Kawasan Industri Net Zero yang diprakarsai oleh World Economic Forum (WEF) dan menjadi klaster industri pertama di Asia Tenggara bersama dengan 11 Klaster di berbagai belahan dunia yang sudah berkomitmen mewujudkan net zero emission.
Peresmian PLTS Atap ini sendiri diiringi dengan deklarasi pembentukan JNZ Forum. Tujuan forum tersebut, sebagai wadah bagi perusahaan-perusahaan yang ada di dalam Kawasan Industri Jababeka untuk melakukan sharing knowledge, membangun partnership dan mengadvokasi policy untuk mewujudkan solusi dekarbonisasi di Kawasan Industri Jababeka.
“Aksi nyata untuk mewujudkan dekarbonisasi industri menjadi tantangan kita bersama. Sebuah gerakan besar dimulai dari satu langkah, dan momentum seremoni PLTS Atap Jababeka dan pembentukan Jababeka Net Zero Forum merupakan langkah awal dalam mewujudkan visi dekarbonisasi menuju Kawasan Industri Net Zero,” ungkap Tjahjadi Rahardja, Wakil Direktur Utama PT Jababeka Tbk.
“Dan PLTS Atap Jababeka adalah komitmen dari Jababeka yang berkolaborasi dengan Pertamina melalui Pertamina NRE dengan membangun PLTS atap di Water Treatment Plant satu dan dua dengan total kapasitas 230 kWp. PLTS yang dibangun merupakan tahap satu yang telah dibangun dan akan masih banyak pengembangunan selanjutannya dan teknologi dekarbonisasi lainnya di (Kawasan) Jababeka,” tambah Agung Wicaksono selaku Managing Director PT Jababeka Infrastruktur.
Peresmian terbentuknya JNZ Forum ditandai dengan pemberian plakat apresiasi untuk perusahaan yang menjadi co-signatory net-zero industrial cluster dalam rangkaian B20 Summit lalu yaitu Hitachi Astemo, Unilever, dan L’Oréal bersama Pertamina. Pembentukan JNZ Forum juga merupakan suatu wadah untuk berkolaborasi terkait dekarbonisasi untuk mewujudkan Kawasan Industri Net Zero, di mana target Jababeka Net Zero Forum adalah menjadi karbon netral di tahun 2050.
Dalam sambutannya, Nicke Widyawati selaku Presiden Direktur dan CEO Pertamina, menyampaikan bahwa penggunaan solusi energi terbarukan seperti PLTS dapat menurunkan emisi karbon dari aktivitas industri. Namun, perusahaan industri atau industrialis tidak bisa mendeklarasikan renewable energy 100 persen jika mereka berada di dalam kawasan industri, karena pengelola kawasanlah yang harus mengubahnya.
“Untuk itu, saya ingin mengucapkan selamat kepada Jababeka sebagai motor penggerak yang pertama di Asia Tenggara, yang mendeklarasikan kawasan net zero. Dan dalam hal ini Pertamina melalui Pertamina NRE memberikan komitmen untuk (ikut) membangun ini. Namun, kami bukan hadir sebagai kompetitor tapi kami hadir sebagai kolaborator bagi seluruh perusahaan yang ingin bergerak meningkatkan penetration dalam renewable energy. Ini tentu langkah awal. Kita mulai dari small step dan ini first step. Kita akan terus lanjutkan untuk mewujudkan net zero emission di 2060,” kata Nicke.
Baca Juga: Genjot Potensi EBT, Ganjar Bagikan PLTS ke Sejumlah Ponpes
Chief Executive Officer Pertamina New and Renewable Energy Dannif Danusaputro, menambahkan, “Saya berharap tenant-tenant di Jababeka ini aware atau memiliki kesadaran untuk menurunkan emisi karbon. Karena, kita bagian dari Indonesia yang sudah mencanangkan target net zero emission dan juga berambisi (mencapai) nol emisi karbon. Sehingga, sebagai pelaku usaha dan industrialis yang menghasilkan produk, saya sangat mengharapkan seluruh tenant kawasan memiliki roadmap untuk memerangi emisi karbon.”
Hal senada juga disampaikan oleh Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM RI Dadan Kusdiana, yang hadir mewakili Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia, Ir. Arifin Tasrif. Ia mengapresiasi langkah kolaborasi yang dilakukan oleh Jababeka dan Pertamina atas keberhasilan pembangunan PLTS Atap dan upaya dalam menuju the first net zero industrial cluster di Kawasan Asia tenggara dan menjadi satu diantara 12 kawasan yang ada di dunia. Dadan berharap PT Jababeka Tbk dengan pembangunan PLTS Atap dan JNZ Forum-nya bisa menjadi role model bagi kawasan industri lainnya.
“PLTS bagi Kementerian ESDM, menempatkan PLTS sebagai sesuatu yang strategis. Tidak hanya dari sisi energi, tapi juga (sebagai) penggerak dari sisi ekonomi. Kita sekarang sedang menyiapkan ekosistem. Kami masuk ke hulunya, supaya rantai pasoknya terjadi di dalam negeri dan pemanfaatan terjadi dalam negeri. Kami juga menyiapkan regulasinya juga,” kata Dadan, dalam sambutannya.
Namun demikian, pihak Jababeka menyadari bahwa untuk mencapai dekarbonisasi dibutuhkan sinergi yang kuat dengan perusahaan-perusahaan yang berada di dalam Kawasan Industri Jababeka. Pertemuan berkala di JNZ Forum akan dilakukan untuk bisa menjalin sinergitas antara pengelola Kawasan dan Tenant sehingga pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) di Kawasan Industri Jababeka bisa meningkat.
Lebih dalam, Tjahjadi Rahardja menerangkan bahwa pihak Jababeka akan menggandeng para tenant untuk menyusun peta jalan (roadmap) bersama-sama untuk Kawasan Industri Jababeka mencapai net zero di tahun 2050. Saat ini sudah terdapat 8 perusahaan di kawasan industri Jababeka yang telah mengaplikasikan PLTS Atap dengan total kapasitas lebih dari 3,2 MWp, dan paling tidak lebih dari 4 MWp di dalam proses pembangunan.
Di depan 100-an tenant yang hadir, Tjahjadi Rahardja tak lupa mengajak para tenant dan perusahaan utilitas pemegang wilayah usaha di kawasan industri Jababeka mulai dari PLN, Cikarang Listrindo hingga Bekasi Power untuk berkontribusi dan bersama-sama mewujudkan klaster Jababeka Net Zero.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
- 7 Mobil Bekas di Bawah Rp50 Juta untuk Anak Muda, Desain Timeless Anti Mati Gaya
- 7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah 50 Juta, Irit dan Bandel untuk Harian
- 5 Mobil Mungil 70 Jutaan untuk Libur Akhir Tahun: Cocok untuk Milenial, Gen-Z dan Keluarga Kecil
- 7 Sunscreen Mengandung Niacinamide untuk Mengurangi Flek Hitam, Semua di Bawah Rp60 Ribu
Pilihan
-
Harga Emas Turun Hari ini: Emas Galeri di Pegadaian Rp 2,3 Jutaan, Antam 'Kosong'
-
Trik Rahasia Belanja Kosmetik di 11.11, Biar Tetap Hemat dan Tetap Glowing
-
4 HP Memori 512 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer dan Konten Kreator
-
3 Rekomendasi HP Infinix 1 Jutaan, Speknya Setara Rp3 Jutaan
-
5 HP Layar AMOLED Paling Murah, Selalu Terang di Bawah Terik Matahari mulai Rp1 Jutaan
Terkini
-
Inovasi Keuangan Berkelanjutan PNM Mendapatkan Apresiasi Berharga
-
Harga Emas Turun Hari ini: Emas Galeri di Pegadaian Rp 2,3 Jutaan, Antam 'Kosong'
-
Ekonom Bongkar Strategi Perang Harga China, Rupanya Karena Upah Buruh Murah dan Dumping
-
Sosok Rahmad Pribadi: Dari Harvard Hingga Kini Bos Pupuk Indonesia
-
Laba SIG Tembus Rp114 Miliar di Tengah Lesunya Pasar Domestik
-
Sepekan, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1 Triliun
-
Laba Bank SMBC Indonesia Anjlok Jadi Rp1,74 Triliun
-
Produsen Indomie Kantongi Penjualan Rp90 Triliun
-
OJK Bongkar Maraknya Penipuan Digital, Banyak Pelaku Masih Berusia Muda
-
Bank Mega Syariah Catat Dana Kelolaan Wealth Management Tembus Rp 125 Miliar