Suara.com - Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Pupuk Indonesia (APPI), Achmad Tossin Sutawikara, menyebutkan bahwa implementasi harga gas bumi tertentu (HGBT) sebesar US$ 6 per juta Britis thermal unit (mmbtu) memiliki dampak positif pada kinerja produsen pupuk. Menurutnya, produksi pupuk nasional konsisten meningkat bahkan di tengah dampak pandemi Covid-19.
“Produksi kami naik sejak tahun 2017, sampai sekarang. Peningkatannya cukup signifikan.” jelas Tossin.
Lebih lanjut Tossin juga menyebutkan bahwa implementasi HGBT atau penyaluran gas murah, khususnya kepada industri pupuk, sejak tahun 2020 relatif berjalan lancar kepada lima anggota APPI. Diantaranya Pupuk Kaltim, Petrokimia Gresik, Pupuk Kujang, Pupuk Iskandar Muda, dan Pupuk Sriwidjadja.
Walaupun sesekali mengalami penurunan tekanan gas di waktu tertentu, namun tidak berdampak signifikan pada proses produksi pupuk secara keseluruhan.
“Misal ke Petrokimia tekanan gasnya turun, tapi kemudian normal kembali. Artinya, HGBT sangat membantu capaian produksi,” kata Tossin.
Senada, Direktur Portofolio & Pengembangan Usaha PT Pupuk Indonesia (Persero) Jamsaton Nababan menyebutkan kebijakan gas murah atau HGBT juga berhasil meningkatkan efisiensi industri pupuk. Menurutnya, produksi pupuk dan non-pupuk di lingkungan Pupuk Indonesia grup naik dalam dua tahun terakhir.
“Sebelum dapat insentif gas murah produksi kami sekitar 18,91 juta ton pada 2019. Setelah dapat insentif, produksi naik sekitar 600 ribu ton menjadi 19,51 juta ton pada tahun 2021,” kata Jamsaton.
Peningkatan produksi tersebut, lanjutnya, merupakan hasil dari efisiensi yang dilakukan pada pabrik eksisting. Efisiensi dilakukan dengan mengganti pabrik tua yang boros dalam konsumsi gas dengan pabrik baru yang lebih efisien dalam konsumsi gas. Sehingga dengan volume konsumsi gas yang sama pabrik dapat memiliki kemampuan produksi yang lebih banyak.
Selain efisiensi terhadap pabrik eksisting, Pupuk Indonesia juga akan menambah kapasitas dengan pengoperasian pabrik baru. Dalam waktu dekat, Pupuk Indonesia akan meresmikan pabrik pupuk NPK PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) di Lhokseumawe, Aceh, dengan kapasitas produksi 500 ribu ton per tahun.
Baca Juga: Pupuk Indonesia Pertahankan Peringkat AAA dari Fitch Ratings
Selain itu, juga proyek pabrik pupuk Pusri 3B dengan kapasitas produksi pupuk urea 907.500 ton per tahun. Pabrik ini akan menggantikan pabrik pupuk Pusri 3 dan 4 yang sudah kurang efisien konsumsi gasnya. Saat ini, proyek Pusri 3B masih dalam tahan evaluasi biding dokumen peserta tender dan diharapkan selesai pada pertengahan tahun 2023.
Kemudian ada juga rencana pengembangan kawasan industri pupuk di Kabupaten Fakfak, Papua Barat, yang merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) dengan kapasitas produksi pupuk urea sebesar 1,15 juta ton. Proyek ini sekaligus dapat menjadi proyek grass root dalam meningkatkan perekonomian masyarakat di Papua.
“Jadi hitungan kita kalau sekarang kapasitas produksi kita 13,97 juta ton, maka pada tahun 2030 setelah proyek tadi selesai akan menjadi 16,87 juta ton, atau naik sekitar 3 juta ton,” ungkap Jamsaton.
Adapun terkait harga pupuk yang mahal, Jamsaton menyebutkan bahwa hal tersebut merupakan dampak perang Rusia-Ukraina. Karena Rusia merupakan produsen dan pemasok bahan baku pupuk dunia.
“Gara-gara perang semua bahan baku diembargo, termasuk fosfat dan potassium. Jadi bukan hanya soal harga, tapi bahan bakunya yang tidak ada di pasar,” jelas Jamsaton.
Berita Terkait
Terpopuler
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Link Download Logo Hari Santri 2025 Beserta Makna dan Tema
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 Oktober 2025: Banjir 2.000 Gems, Pemain 110-113, dan Rank Up
Pilihan
-
5 Laga Klasik Real Madrid vs Juventus di Liga Champions: Salto Abadi Ronaldo
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
Terkini
-
Pasar Seni Bermain 2025: Ruang Kolaborasi Seni, Game Lokal, dan Inovasi Industri Kreatif
-
TEI 2025: Punya 7 Sertifikasi, Permen Jahe Produksi Binaan LPEI Ini Berjaya di Amerika
-
Prabowo Bentuk Satgas Percepatan Program Strategis Pemerintah, Diisi Airlangga hingga Purbaya
-
BRI Salurkan Dana Rp55 Triliun untuk UMKM, Perkuat Likuiditas dan Ekonomi Nasional
-
Ribut-ribut Dana Pemda Ngendon di Bank, Mantu Jokowi Hingga KDM Tunjuk Menkeu Purbaya
-
Usai Dedi Mulyadi, Giliran Bobby Nasution Disentil Menkeu Purbaya
-
BPJS Ketenagakerjaan Lindungi 500 Mahasiswa UIN Gus Dur Pekalongan Lewat Program Jaminan Sosial
-
Menkeu Purbaya Pastikan Iuran BPJS Kesehatan Tidak Naik Tahun Depan: Ekonomi Belum Pulih
-
Kacang Mete Indonesia Sukses Jadi Camilan Penerbangan Internasional
-
Target Inflasi 2,5 Persen, Ini Kata Gubernur Bank Indonesia