Bisnis / Energi
Selasa, 16 Desember 2025 | 17:32 WIB
Ilustrasi sumur minyak. Strategi PHE yang mengandalkan inovasi teknologi terkini dalam mengelola sumur-sumur 'veteran' ini dinilai membuktikan kematangan teknis Sumber Daya Manusia (SDM) perusahaan. Foto ist
Baca 10 detik
  • DPR sebut SDM PHE 'andal' kelola sumur mature pakai teknologi, bukti kematangan teknis nasional.
  • PHE lawan batas alamiah sumur; teknologi deep tech krusial agar produksi tidak 'mentok'. 
  • Produksi PHE jaga pasokan energi & tahan laju impor; optimis capai target 1 juta barel/hari.
  •  

Suara.com - Upaya PT Pertamina Hulu Energi (PHE) sebagai Subholding Upstream Pertamina dalam mengoptimalkan produksi dari lapangan migas mature (dewasa) menuai apresiasi dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan akademisi.

Strategi PHE yang mengandalkan inovasi teknologi terkini dalam mengelola sumur-sumur 'veteran' ini dinilai membuktikan kematangan teknis Sumber Daya Manusia (SDM) perusahaan.

Anggota Komisi XII DPR RI, Sartono Hutomo, menyatakan bahwa langkah PHE ini memberikan sinyal positif bagi kapasitas nasional.

”Ini menunjukkan SDM PHE mampu mengelola sumur-sumur mature dengan teknologi modern, mulai dari work over, perawatan sumur, hingga EOR (Enhanced Oil Recovery). Ini bukti bahwa SDM PHE makin andal, matang secara teknis,” kata Sartono, Selasa (16/12/2025).

Sartono menegaskan bahwa produksi PHE yang saat ini berada di atas setengah juta barel per hari memiliki peran krusial dalam menahan laju impor dan menjaga pasokan energi nasional.

Namun, ia mengingatkan agar PHE tetap berhitung cermat. "Teknologi bukan sesuatu yang mudah. Tidak semua sumur bisa dipaksa menghasilkan minyak besar. Ada batas alamiahnya,” imbuhnya, seraya berharap Pertamina tidak hanya fokus pada sumur eksisting, tetapi juga terus menemukan cadangan baru.

Secara terpisah, pakar eksplorasi geofisika dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Profesor Wawan Gunawan A. Kadir, mengapresiasi pendekatan komprehensif yang diambil PHE. Ia menjelaskan bahwa secara alamiah, lapangan migas hanya mampu menghasilkan 35% hingga 45% minyaknya.

"Setelah itu, rata-rata 60% membutuhkan teknologi untuk meng-improve supaya produksi sumur-sumur mature terus naik,” jelas Wawan.

Profesor Wawan mendefinisikan sumur mature sebagai sumur yang tingkat kenaikan produksinya sudah berada di level 'hampir tidak bisa naik lagi'. Jika teknologi tidak diterapkan, produksi akan mentok dan kemudian turun.

Baca Juga: Aturan Baru, 35 Persen MinyaKita Didistribusikan dari BUMN

“Penerapan inovasi teknologi sekaligus membuktikan bahwa penguasaan teknologi dan pengelolaan lapangan PHE memang andal. Kompleksitasnya memang sangat tinggi,” tutup Wawan.

Keyakinan akan kecanggihan teknologi dan SDM ini membuat Wawan optimistis. Ia termasuk yang meyakini target produksi minyak mentah nasional 1 juta barel per hari pada tahun 2030 bisa tercapai.

Load More