Suara.com - Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo berencana mengedarkan benih beras rojo lele srinuk untuk meningkatkan produksi padi daerah. Beras rojo lele srinuk merupakan produk pangan unggulan Jateng asal Klaten yang dikenal berkualitas dan premium.
"Jadi benih srinuk yang bagus itu segera diedarkan. Kalau itu masuk dalam kategori yang unggul dan menarik, kenapa tidak untuk kita pakai," kata Ganjar usai memimpin Rapat Koordinasi Evaluasi Produk Tanaman Pangan dan Holtikultura di Kantor Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Jateng, Kabupaten Semarang, Selasa (14/2/2023).
Adapun, beras rojo lele srinuk telah dimuliakan oleh Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), sehingga masa panen komoditas ini cenderung singkat dan tahan penyakit. Rojo lele srinuk sendiri memiliki keunggulan rasa dan tekstur yang pulen.
Rojo lele srinuk telah mendapatkan SK pelepasan dari Kementerian Pertanian (Kementan) dengan nomor 481/HK.540/C/10/2019. Selain itu, merk ini juga telah mendapat Hak Pelindungan Varietas Tanaman (PVT) dari Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian (PPVTPT) Kementan nomor 00551/PPVT/S/2022.
Secara nasional, Ganjar menyebut Indonesia juga mesti memiliki benih unggul sendiri untuk membantu meningkatkan produktivitas padi daerah. Ganjar pun mendorong Kementerian Pertanian (Kementan) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama-sama menciptakan benih padi yang bagus.
"Kita coba dorong umpama ada banyak lembaga riset yang ada di Kementerian Pertanian, cukup banyak, ada BRIN yuk kita bikin benih unggul. Indonesia untuk tanaman pangan harus punya benih unggul sendiri," kata Ganjar.
Berdasarkan data Distanbun Jateng, produktivitas pertanian untuk tanaman padi berada di kisaran 5,6 juta ton per hektare. Menurut Ganjar, produktivitas ini mesti ditingkatkan agar capaian Jateng sebagai provinsi dengan lumbung beras nasional tetap terjaga.
"Kalau kita bicara produktivitas, ya tantangan kita masih berat. Di tambah sekarang perubahan iklim memang membikin situasi pertanian kita berubah, apakah itu penyakit, apakah kemudian kualitas, dan sebagainya," kata Ganjar.
Dalam upaya meningkatkan produktivitas padi ini, Ganjar juga akan berkomunikasi ke para petani terkait pola tanam masing-masing agar luas panennya merata. Ganjar pun berencana menggabungkan pupuk urea dan organik sebagai bahan produksi padi.
Baca Juga: Tekan Angka Inflasi, Ganjar Targetkan Penurunan Harga Beras dan Minyak Goreng
"Urea untuk kebutuhan kita itu 1.004.750,89 ton, ini kebutuhannya. Alokasi yang bisa diberikan kepada kita 74,05 persen. Artinya kita memang kurang untuk urea. Maka apa yang mesti kita lakukan? Di beberapa tempat mulai kita dorong untuk gabungkan dengan pupuk organik," kata Ganjar.
"Kita juga coba komunikasi pola tanam. Tapi ini butuh komunikasi ke kawan-kawan petani agar mau. Yang kedua juga yang hilirnya nanti pedagang bersanya juga kita ajak komunikasi agar kita jaga bareng-bareng," sambungnya.
Ganjar berharap, stok beras Jateng semakin melimpah dengan peningkatan produktivitas pertanian ini. Ganjar pun akan mengontrol langsung hasil panen padi ke daerah-daerah di Jateng.
"Saya akan cek lagi ke beberapa daerah yang kemarin sudah panen, agar kemudian masyarakat bisa tahu, cadangannya bisa kita pantau termasuk di bakul-bakul," pungkas Ganjar.
Sebagai informasi, Jateng juga memiliki program Peningkatan Indeks Pertanaman. Dengan program itu, luas panen di Jateng juga naik 1,79 persen dibanding tahun 2020. Mulanya hanya sekitar 1,67 juta hektare menjadi 1,70 juta hektare pada 2021 dan terus meningkat di tahun 2022.
Berita Terkait
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Rekomendasi Bedak Waterproof Terbaik, Anti Luntur Saat Musim Hujan
Pilihan
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
Terkini
-
Biaya Pergantian Paspor Korban Banjir Sumatera Gratis!
-
Siap-siap! Bahlil Bakal Beri Sanksi Perusahaan Tambang Jika Terbukti Pemicu Bencana
-
Top CEO Indonesia Award 2025 Tekankan Pentingnya Kepemimpinan Tangguh di Era Transformasi
-
Harga Minyak Dunia Susut Imbas Perundingan Moscow Gagal
-
Saham INET Meroket Hingga Suspend, Efek Ekspansi Jumbo dan Proyek Bisnis Baru?
-
Cadangan Devisa Indonesia Melonjak per November, Tembus Rp 2.500 Triliun
-
Waskita Karya Kembali Raih Nilai Kontrak Baru Rp1,84 Triliun, Garap Kawasan DPR di IKN
-
KADIN: Gas Jadi Pilar Utama Ketahanan Energi dan Pangan Nasional
-
Buruan Cairkan BLTS, Penyaluran via Kantor Pos Ditargetkan Selesai Pertengahan Bulan
-
Berapa Gaji Driver Shopee Food: Pendapatan Harian dan Sistem Insentif Poin