Suara.com - Perlambatan ekonomi diprediksi akan terjadi di tahun 2023. Meski begitu, ribuan pencari kerja di Asia Tenggara dan Hong Kong tetap optimis dengan situasi pascapandemi ini.
SEEK, perusahaan induk dari aplikasi pengembangan karir dan pencarian kerja ternama di Asia JobStreet dan JobsDB, mewawancarai sebanyak 97.324 responden di Indonesia, Hong Kong, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand, dan menemukan fakta bahwa 34% responden aktif mencari pekerjaan baru.
Tiga motivasi utama para responden untuk mencari pekerjaan baru adalah: mencari posisi yang lebih menarik atau jenjang karir yang lebih tinggi (49%), kurangnya kesempatan perkembangan karir di tempat kerja (30%), dan tidak puas dengan gaji dan tunjangan di tempat kerja (27%).
Hasil temuan ini juga menyebut bahwa pasar tenaga kerja di Indonesia sangat kompetitif, dengan 76% dari responden mengungkapkan bahwa mereka mendapatkan tawaran pekerjaan beberapa kali dalam setahun, dengan tawaran pekerjaan dengan berbagai bidang.
Dan bagi 43% responden di Indonesia, work life balance menjadi prioritas utama dalam memilih pekerjaan.
Walaupun ada kemungkinan terjadinya resesi, para pencari kerja di Indonesia tetap percaya diri dengan daya tarik dan kemampuan mereka untuk mencari peluang karir baru.
Faktanya, studi ini juga menemukan bahwa 74% responden mendapatkan penawaran peluang kerja beberapa kali dalam setahun — dan 75% orang Indonesia merasa bahwa mereka berada dalam posisi tawar yang kuat saat mencari pekerjaan.
Peter Bithos, Chief Executive Officer, Asia, SEEK, menanggapi, “Saat menghadapi kemungkinan terjadinya resesi, perusahaan berada di posisi kuat dalam pasar tenaga kerja karena tren perekrutan semakin ketat. Namun, kami yakin situasinya kali ini berbeda karena banyak perusahaan di Asia masih belum pulih dari pekerjaan yang berkurang selama pandemi."
Survei tersebut juga mengungkapkan bahwa pekerja di bidang IT merupakan talenta yang paling dicari di Indonesia, Hong Kong, Malaysia, Filipina, dan Singapura, karena mereka sering kali mendapatkan penawaran kerja setiap minggu dan bulan.
Baca Juga: Viral TKW Dikurung, Disiksa, dan Tak Diberi Makan di Arab Saudi: Tolong Kami Pak Jokowi
"Meskipun ada gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) oleh perusahaan teknologi di kawasan Asia Tenggara dan di seluruh dunia, kebutuhan tenaga kerja dengan ahli dalam bidang teknologi masih tetap tertinggi berdasarkan temuan di laporan. Ini sesuai dengan pengamatan SEEK tentang peningkatan iklan lowongan pekerjaan untuk peran teknologi sebesar 29% YoY (2021 dibandingkan dengan 2022) di Asia Tenggara, berdasarkan data dari platform JobStreet oleh Seek dan JobsDB kami," tutup Bithos.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
- Kompetisi Menulis dari AXIS Belum Usai, Gemakan #SuaraParaJuara dan Dapatkan Hadiah
- Ini 5 Shio Paling Beruntung di Bulan Oktober 2025, Kamu Termasuk?
- Rumah Tangga Deddy Corbuzier dan Sabrina Diisukan Retak, Dulu Pacaran Diam-Diam Tanpa Restu Orangtua
Pilihan
-
Musim Hujan Tiba Lebih Awal, BMKG Ungkap Transisi Musim Indonesia Oktober 2025-2026
-
Bahlil Vs Purbaya soal Data Subsidi LPG 3 Kg, Pernah Disinggung Sri Mulyani
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Baterai Besar Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Menkeu Purbaya Pernah Minta Pertamina Bikin 7 Kilang Baru, Bukan Justru Dibakar
-
Dapur MBG di Agam Dihentikan Sementara, Buntut Puluhan Pelajar Diduga Keracunan Makanan!
Terkini
-
The Fed Pangkas Suku Bunga! Ini Imbasnya ke Ekonomi Indonesia
-
Karyawan Dapur MBG Dapat BPJS Kesehatan dan TK? Ini Rinciannya
-
Konsumsi BBM Diperkirakan Naik Saat Gelaran MotoGP Mandalika
-
Omongan Menkeu Purbaya Soal Data Subsidi LPG Sejalan dengan Sri Mulyani
-
Soal Penyebab Kilang Minyak Dumai Terbakar, Bahlil: Tanya ke Pertamina!
-
Pertamina Pasok 148 Ribu Tabung LPG Ekstra Jelang Hajatan MotoGP Mandalika
-
Kilang Pertamina di Dumai Terbakar, Kementerian ESDM: Kalau Ini Murni Kecelakaan
-
Perusahaan Asal China Kantongi Kontrak Rp15 Triliun, Klaim Mau Jadi Raja Alat Berat Tambang RI
-
Penguatan Rupiah Paling Moncer di Asia
-
Bahlil Vs Purbaya soal Data Subsidi LPG 3 Kg, Pernah Disinggung Sri Mulyani