Suara.com - Dalam upaya menambah luas tanam dan menaikkan indeks pertanian (IP), Kementerian Pertanian (Kementan) masih mengandalkan Dam Parit. Salah satunya yang dibangun Desa Banjaran, Kecamatan Salem, Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah yang dikelola Kelompok Tani Maju Jaya Abadi.
Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, pembangunan dam parit untuk mengantisipasi musim kering. Pembangunan itu diharapkan bisa menampung air hujan dan mengairi sawah, sehingga mampu meminimalisir kerugian petani.
"Program pembangunan embung itu merupakan program strategis untuk penampungan air hujan atau sumber sumber mata air di tempat lain. Luas layanan minimal 25 Ha (tanaman pangan), 20 Ha (hortikultura, perkebunan, dan peternakan)," ujar SYL, Rabu, (26/4/2023).
Menurut SYL, pembuatan dam parit untuk meningkatkan pendapatan petani melalui penerapan pertanian yang lebih baik. Proyek konservasi lahan juga diharapkan menyelamatkan lahan kritis dengan menanamkan tanaman konservasi produktif.
"Masyarakat dan para petani diharapkan bisa menjaga dan merawat apa yang telah dibangun oleh pemerintah," pintanya.
Direktur Jenderal (Dirjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Ali Jamil mengatakan, pembangunan dam parit di Kabupaten Brebes merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mengantisipasi kekurangan air irigasi pada musim kemarau.
“Dengan adanya dam parit, air sungai dapat ditahan dan ditampung untuk dialirkan ke lahan pertanian,” katanya.
Ali Jamil menambahkan, keberadaan dam parit memang seharusnya bisa meningkatkan luas areal tanam dan angka produksi pertanian.
“Sehingga yang menjadi skala prioritas alokasi kegiatan dam parit pertanian adalah lokasi rawan terdampak bencana kekeringan akibat anomali iklim,” imbuhnya.
Baca Juga: Stok dan Harga Kebutuhan 12 Bahan Pokok di Bengkulu Dipastikan Aman
Direktur Irigasi Ditjen PSP Kementan, Rahmanto menjelaskan, pembangunan dam parit dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan El Nino atau musim kering. Dam parit bisa menampung air hujan dan mengairi sawah, sehingga meminimalkan kerugian petani
“Oleh karena itu, pembangunan dam parit harus dekat kawasan pertanian. Hal ini juga tidak lepas dari pengelolaan dan pemeliharaan yang baik dari poktan di sekitar dam parit. Semua harus menjaganya bersama-sama,” ujarnya.
Berkat pembangunan dam parit ini, indeks pertanaman (IP) di wilayah ini yang rata-rata berjumlah 200, meningkat menjadi 300 dengan luas lahan 28,9 hektare (ha).
"Latar Belakang Permasalahan yang dihadapi Kelompok Tani Air sungai melimpah tapi hanya sedikit yang bisa dimanfaatkan. Begitu juga bangunan dam parit hasil swadaya masyarakat sudah rusak parah. Dan bantuan dari PSP ini dikerjakan anggota poktan secara swadaya," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Waduh! Luhut Binsar Pandjaitan Sebut El Nino Bisa Sebabkan Inflasi
-
Apa Itu El Nino yang Dibahas Luhut Binsar? Simak Pengertian dan Dampaknya
-
Awas, Ada Potensi Kekeringan Parah Mulai Agustus Akibat El Nino
-
Mentan SYL Dorong Alumni Pertanian Unhas Kembangkan Smart Farming
-
Harga Komoditas di Medan Jelang Lebaran Terkendali Berkat PMT
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Babak Baru Industri Kripto, DPR Ungkap Revisi UU P2SK Tegaskan Kewenangan OJK
-
Punya Kekayaan Rp76 M, Ini Pekerjaan Ade Kuswara Sebelum Jabat Bupati Bekasi
-
DPR Sebut Revisi UU P2SK Bisa Lindungi Nasabah Kripto
-
Hotel Amankila Bali Mendadak Viral Usai Diduga Muncul di Epstein Files
-
Ekspansi Agresif PIK2, Ada 'Aksi Strategis' saat PANI Caplok Saham CBDK
-
Tak Ada Jeda Waktu, Pembatasan Truk di Tol Berlaku Non-stop Hingga 4 Januari
-
Akses Terputus, Ribuan Liter BBM Tiba di Takengon Aceh Lewat Udara dan Darat
-
Kepemilikan NPWP Jadi Syarat Mutlak Koperasi Jika Ingin Naik Kelas
-
Kemenkeu Salurkan Rp 268 Miliar ke Korban Bencana Sumatra
-
APVI Ingatkan Risiko Ekonomi dan Produk Ilegal dari Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok