Suara.com - Matahari baru saja melewati sepenggalah. Langit cerah, laut biru tosca, angin sepoi-sepoi mengepakkan layar merah maroon serta putih puluhan perahu phinisi dengan latar belakang bukit hijau tua. Itulah pemandangan yang tersuguhkan saat memasuki ruang jamuan kepala negara di lantai tujuh Hotel Meruorah.
Ruang makan para leaders di lantai 7 adalah salah satu sisi hotel dengan pemandangan yang membuat siapapun akan sejenak menahan nafas kesima. Hotel ini adalah venue utama Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asean ke-42 yang digelar 9-11 Mei di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.
Jika melihat hotel ini sekarang, selain penduduk lokal, tak banyak yang mengira bahwa lokasi hotel ini dulu adalah pelabuhan tua yang meluruh, bersebelahan dengan tempat pelelangan ikan dengan bau menyengat.
Meruorah dimiliki oleh IFPRO, anak perusahaan patungan antara dua BUMN, yakni PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) dan PT. PP (tbk), dimana ASDP sebagai pemegang saham mayoritas. Sementara pengelola hotel adalah HIG (Hotel Indonesia Group).
Perjalanan hotel bergaya nusantara adiseni tersebut bukanlah perjalanan biasa. Adalah tekad untuk mengubah sebuah wilayah yang tadinya kusam, menjadi kawasan sentral ekonomi baru di Labuan Bajo. Hingga minggu lalu sukses menjadi venue event seprestise KTT Asean.
Titik awal perjalanan adalah dibangunnya kawasan pelabuhan ferry Labuan Bajo yang pada 1982 dengan luas sekitar 3.649 meter persegi. Kemudian, sebelah pelabuhan dibangun tempat pelelangan ikan Labuan Bajo yang beroperasi sejak tahun 1991.
Pada tahun 2016, pengembangan Kawasan Marina dimulai. Tercatat Presiden Joko Widodo mengunjungi hotel karya arsitek Gregorius Supie Yolodi ini, sebanyak 6 kali yaitu saat peninjauan pembangunan (2019), saat meresmikan hotel yang bernama Inaya Bay (2020), saat perubahan nama hotel menjadi Meruorah pada Oktober (2021), saat meninjau persiapan untuk KTT, saat bersama keluarga sekaligus peninjauan kedua kali dan saat KTT pada 8-11 Mei (2023). Boleh jadi, belum ada hotel lain di yang dikunjungi Presiden sebanyak ini.
Perubahan nama pada 14 Oktober 2021, dari Hotel Inaya Bay Komodo menjadi Meruorah Komodo Labuan Bajo dan diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo bukan saja soal berganti nama. Kata Meruorah sendiri diambil dari kata “Mere” yang berarti puncak, dan “Ora” berarti komodo.
"Nama yang baru, selain memberikan nuansa lokal yang lebih kuat, juga mengandung harapan agar hotel ini selalu berada di puncak dalam memberikan kualitas pelayanan", tutur Ira Puspadewi, Direktur Utama ASDP ditulis Minggu (14/5/2023).
Salah satu keunggulan utama hotel ini adalah multi function room yang berkapasitas 1.000 orang dengan view terbuka menghadap laut, bukit dan lalu lalang pinisi klasik. Ada beberapa event internasional yang sudah menggunakan Meruorah sebagai venue utama.
Antara lain acara untuk International Association Women Police pada 2021 dan enam site event G20 setingkat menteri yakni Asia International Week Water (AIWW), 1st TWG Meeting, SAI20, 2nd ETWG Meeting, 2rd Sherpa Meeting, dan 3rd DEWG Meeting pada 2022, dan kini KTT Asean 2023. Tentu lebih banyak lagi acara nasional, baik pemerintah, perusahaan swasta maupun BUMN.
Kehadiran Hotel Meruorah di pusat kota Labuan Bajo juga membawa nilai budaya tinggi serta experience yang berkesan bagi masyarakat dan juga wisatawan.
Kawasan Marina Terpadu Labuan Bajo ini sukses dikembangkan ASDP sebagai bagian transformasi dan inovasi pengembangan bisnis properti tepi pantai (waterfront destination). Dengan aset yang sebagian besar berada di tepi laut, mendorong ASDP untuk terus melakukan inovasi bisnis, salah satunya waterfront property.
"ASDP sebagai entitas pemilik, memiliki visi untuk mendukung kemajuan pariwisata tanah air melalui diversifikasi bisnis yang berorientasi pada pengembangan kawasan waterfront destination. Hal ini akan mendukung konektivitas dan bisnis hospitality di Labuan Bajo," kata Ira.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan bahwa pemerintah pusat dan daerah harus berkolaborasi dalam menghadirkan akomodasi pariwisata baru.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
- Ini 5 Shio Paling Beruntung di Bulan Oktober 2025, Kamu Termasuk?
- Rumah Tangga Deddy Corbuzier dan Sabrina Diisukan Retak, Dulu Pacaran Diam-Diam Tanpa Restu Orangtua
- 5 Promo Asus ROG Xbox Ally yang Tidak Boleh Dilewatkan Para Gamer
Pilihan
-
Bahlil Vs Purbaya soal Data Subsidi LPG 3 Kg, Pernah Disinggung Sri Mulyani
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Baterai Besar Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Menkeu Purbaya Pernah Minta Pertamina Bikin 7 Kilang Baru, Bukan Justru Dibakar
-
Dapur MBG di Agam Dihentikan Sementara, Buntut Puluhan Pelajar Diduga Keracunan Makanan!
-
Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
Terkini
-
Perusahaan Asal China Kantongi Kontrak Rp15 Triliun, Klaim Mau Jadi Raja Alat Berat Tambang RI
-
Penguatan Rupiah Paling Moncer di Asia
-
Bahlil Vs Purbaya soal Data Subsidi LPG 3 Kg, Pernah Disinggung Sri Mulyani
-
Bos KFC Ungkap Nasib Usahanya di RI
-
Dari Buku Lahir Harapan, Anak TBM Kolong Ciputat Gembira Bersama PNM Peduli
-
Bahlil Sindir Menkeu Purbaya soal Subsidi LPG 3Kg: Mungkin Menterinya Salah Baca Data Itu!
-
Rapat Paripurna Sepakat RUU P2SK Jadi Usulan DPR
-
Setelah Dua Hari Anjlok, Akhirnya IHSG Menghijau Didorong Penguatan Rupiah
-
Profit BUMN Bisa Jadi Modal untuk Investasi di Sektor Energi Terbarukan
-
Kandungan Etanol Bikin Vivo dan BP Gagal Beli BBM Pertamina, Patra Niaga: Sudah Lazim