Suara.com - Wakil Presiden Maruf Amin kembali mengingatkan manajemen Bank Syariah Indonesia (BSI) untuk memperbaiki sistem keamanan. Hal ini dilakukan agar tidak kembali terjadi gangguan layanan perbankan akibat serangan siber ransomware.
"Penyelesaiannya tentu memperbaiki sistem dari bank syariah itu sendiri," ujarnya yang dikutip, Selasa (23/5/2023).
Menurut Wapres, perbaikan sistem keamanan merupakan hal yang vital. Sebab, serangan serupa juga pernah terjadi dilayanan perbankan konvensional.
"Sebelumnya juga pernah, di bank konvensional juga pernah mengalami (serangan siber)," kata dia.
Di sisi lain, terkait masyarakat Aceh yang ingin mengembalikan sistem bank konvensional dalam transaksi sehari-hari akibat terjadinya serangan siber pada BSI, Wapres pun mengungkapkan bahwa masih terdapat alternatif-alternatif lain terkait layanan perbankan.
"Kan juga bank syariah bukan hanya BSI," imbuh dia.
Dalam hal ini, Wapres menyerahkan keputusan sepenuhnya kepada warga Aceh dan pemerintah setempat.
"Jadi mungkin saya kira tidak akan ada kesulitan untuk menghadapi hal yang kemungkinan terjadi dari salah satu bank ini, karena banyak alternatif. Saya kira Pemerintah Aceh akan sangat tahu bagaimana cara mengatasinya," kata dia.
Sempat Gangguan
Baca Juga: Layanan Bank Syariah di Aceh Belum Optimal
Layanan Bank Syariah Indonesia (BSI) Mobile sempat alami eror dan tidak bisa digunakan oleh nasabah. Akibatnya, nasabah tidak bisa melakukan transaksi perbankan apapun.
Lewat akun instagram resminya @banksyariahindonesia, manajeman menyebut, errornya BSI Mobile ini karena tengah dilakukannya perawatan sistem. Atas gangguan ini, pihak manajemen BSI meminta maaf kepada nasabah.
"Saat ini BSI tengah melakukan maintenance sistem sehingga tidak dapat diakses sementara waktu dan akan kembali ke kondisi normal secepatnya," tulis manajemen BSI yang dikutip pada Selasa (9/5/2023).
Namun demikian, manajemen BSI memastikan bahwa dana nasabah tetap aman. BSI juga mengimbau nasabah untuk selalu waspada dan berhati-hati terhadap segala bentuk penipuan atau tindakan kejahatan digital yang mengatasnamakan bank.
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Ini Dia Pemilik Tanggul Beton Cilincing, Perusahaan yang Pernah Diperebutkan BUMN dan Swasta
-
Kronologi Gen Z Tumbangkan Rezim di Nepal: Dari Blokir Medsos Hingga Istana Terbakar!
-
Menkeu Purbaya Masuk Kabinet, Tapi Rakyat Justru Makin Pesimistis Soal Ekonomi RI Kedepan
-
Bintang Liga Prancis Rp57,8 Miliar Tak Sabar Bela Timnas Indonesia pada Oktober
-
Inikah Kata-kata yang Bikin Keponakan Prabowo Mundur dari DPR?
Terkini
-
Promo Alfamart Beverages Fair: Serbu Diskonnya, Segarkan Harimu!
-
Cuan Maksimal! 5 Jurus Jitu Investasi Emas Biar Tabungan Tidak Cuma Numpang Lewat
-
Ini Dia Pemilik Tanggul Beton Cilincing, Perusahaan yang Pernah Diperebutkan BUMN dan Swasta
-
BRI Peduli Dukung Pembangunan Rumah Ibadah di Daerah, Wujudkan Komitmen Spiritual
-
Leony Kaget 'Pajak' Balik Nama Mahal! Ini Cara Hitung BPHTB dan PPh dengan Benar
-
Jangan Sampai Kehabisan! 4 Link DANA Kaget Siang Ini, Saldo Rp 299 Ribu Akan Masuk Dompet Digital
-
Hindari Pajak, Orang Kaya Lebih Pilih Sewa Rumah Ketimbang Beli Baru
-
Kekayaan Larry Ellison Melonjak! Kalahkan Elon Musk Jadi Orang Terkaya di Dunia
-
Serbu Promo 4 Hari Indomaret: Belanja Hemat, Dompet Senang!
-
Menkeu Purbaya Masuk Kabinet, Tapi Rakyat Justru Makin Pesimistis Soal Ekonomi RI Kedepan