Suara.com - Mantan Wakil Presiden RI ke-10 dan 12 Jusuf Kalla (JK) kembali melontarkan kritikan pedas terhadapa Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi)-Maruf Amin.
Kritikan kali ini terkait maraknya Tenaga Kerja Asing (TKA) asal China yang hilir mudik disejumlah proyek pembangunan Tanah Air.
Semisal kata dia dalam proyek pembangunan smelter, dimana kata dia banyak sekali TKA asal China yang memiliki kompetensi sebagai pekerja kasar, seperti tukang las.
"Kita merasa tak percaya diri, yang begitu-begitu masa didatangkan orang luar, yang benar aja. Kapan kita pintar? Kapan kita berpengalaman? Akhirnya kita tergantung kepada luar," kata JK di Universitas Paramadina Cipayung, Jakarta Timur dikutip Rabu (24/5/2023).
Dirinya pun mencontohkan, salah satu proyek smelter yang ia miliki dibawah naungan PT Hadji Kalla berhasil membangun smleter yang dikerjakan oleh anak bangsa sendiri.
"Smelter seperti itu bisa dibikin oleh orang kita. Itu semua yang kerja anak petani, kita didik untuk bagaimana ngelas, pasang, dan lain-lain dilatih sebulan, dua bulan sudah bisa kerja. Ya dari China (TKA) juga kan anak-anak petani juga," katanya.
JK menilai tidak semestinya pemerintahan Jokowi terlalu tunduk pada kemauan investor. "Jadi hanya (masalah) kemauan dan jangan terlalu tunduk pada kemauan investor itu," tegasnya.
Di sisi lain, mantan Wapres era SBY dan Jokowi ini, mengakui, perusahaannya pernah menggunakan TKA asal China. Namun, jumlahnya tidak banyak, waktunya tidak lama. “Saya ingin, bangsa ini percaya diri. Saat jadi wapres, saya lakukan itu. Boleh tanya semuanya. Kami bikin sesuatu, hanya ada dua-tiga orang konsultan dari China. Nanti, setelah itu kita bikin semua (pekerja lokal),” papar JK.
Kegundahan JK, sangat wajar. Keberadaan TKA asal China, bukannya membuat Indonesia cepat menjadi negara maju. Justru banyak masalah yang mencuat. Termasuk kecemburuan sosial karena gaji para TKA China berlipat kali ketimbang pekerja lokal.
Baca Juga: Cak Imin Lapor Presiden Maju Jadi Cawapres Prabowo, Jokowi: Lanjutkan!
JK berpandangan masyarakat Indonesia juga mampu kerja. Jangan sampai apa-apa panggil China sehingga menimbulkan kesan bodoh tenaga kerja Indonesia tidak bisa apa-apa.
"Jadi ini bukan hal yang baru, cuma sekarang makin klasik, seperti kita tidak bisa bikin apa-apa, memberi kesan bodoh. Kenapa? Ya ada interest (conflict of interest), tidak mau didik orang, akhirnya panggil lagi asing karena tidak pernah punya pengalaman," tutupnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Puluhan Siswa SD di Agam Diduga Keracunan MBG, Sekda: Dapurnya Sama!
-
Bernardo Tavares Cabut! Krisis Finansial PSM Makassar Tak Kunjung Selesai
-
Ada Adrian Wibowo! Ini Daftar Pemain Timnas Indonesia U-23 Menuju TC SEA Games 2025
-
6 Fakta Demo Madagaskar: Bawa Bendera One Piece, Terinspirasi dari Indonesia?
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
Terkini
-
Vivo Akui Stok Sudah Habis, Tapi BBM Pertamina Punya Kandungan yang Tak Bisa Diterima
-
BRI Buka Akses Global untuk UMKM di Halal Indo 2025
-
Purbaya Mau Temui CEO Danantara usai 'Semprot' Pertamina Malas Bangun Kilang Minyak
-
Pemerintah Tambah Stimulus Ekonomi Kuartal IV 2025, Sasar 30 juta Keluarga Penerima Manfaat
-
Purbaya Ngotot Sidak Acak Rokok Ilegal di Jalur Hijau: Kalau Ketahuan, Awas!
-
Program Magang Nasional Dibuka 15 Oktober, Pemerintah Jamin Gaji UMP
-
Bos Danantara Akui Patriot Bond Terserap Habis, Dibeli Para Taipan?
-
Dari Meja Makan ke Aksi Nyata: Wujudkan Indonesia Bebas Boros Pangan
-
Pemerintah Andalkan Dialog Rumuskan Kebijakan Ekonomi Kerakyatan
-
VIVO dan BP-AKR Batalkan Pembelian BBM dari Pertamina, Kandungan Etanol Jadi Biang Kerok