Suara.com - Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI), I Gede Nyoman Yetna mengungkapkan bahwa sekitar 10 persen dari perusahaan yang mengantri untuk Initial Public Offering (IPO) tahun ini merupakan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
Pada Rabu, Nyoman menyampaikan di Main Hall BEI, Jakarta, bahwa 10 persen dari sektor UMKM yang mengantre IPO tersebut terdiri dari perusahaan dengan nilai aset di bawah Rp50 miliar.
Sementara itu, sisanya sekitar 85-90 persen dari perusahaan yang mengantre IPO masih didominasi oleh perusahaan dengan aset skala menengah, dengan nilai aset antara Rp50 miliar hingga Rp250 miliar, dan skala besar dengan aset di atas Rp250 miliar.
"Memang sekitar 85-90 persen lebih besar, yaitu perusahaan menengah dan besar. Sisanya sekitar 10 persen adalah UMKM dengan skala kecil yang akan diakselerasi," ujar Nyoman.
Mengamati fenomena ini, BEI telah menyediakan papan akselerasi sebagai upaya untuk mendorong lebih banyak UMKM agar melakukan IPO sebagai langkah untuk mengumpulkan dana dan melakukan ekspansi.
"Yang kami masukkan ke papan akselerasi bukan hanya berdasarkan ukuran perusahaan yang kecil. Kami tidak melihat itu, tetapi kami melihat bagaimana perusahaan ini berbeda dari yang lain, artinya, ada inovasi dan ada peluang pertumbuhan di masa depan," kata Nyoman.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, yang juga hadir di Main Hall BEI, mengungkapkan bahwa hingga saat ini sudah ada 33 UMKM yang melaksanakan IPO dari total 864 perusahaan yang telah terdaftar di bursa.
Melalui keterlibatan BEI sebagai inkubator, Teten optimis bahwa 100 UMKM akan lebih cepat menjadi perusahaan go public seiring dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang stabil.
"Sebagai contoh, warung bakso, warteg, dan usaha-usaha lainnya yang dapat kami agregasi, sehingga jika nilai minimumnya adalah Rp50 miliar, saya rasa hal itu memungkinkan, tetapi memang memerlukan keterlibatan inkubator," ujar Teten.
Baca Juga: G-Dragon Resmi Hengkang, Saham YG Entertainment Langsung Anjlok
Hingga 26 Mei 2023, BEI mencatat telah ada 40 perusahaan yang mencatatkan saham perdana di pasar modal Indonesia, dengan total dana yang terhimpun sebesar Rp32,7 triliun.
Berita Terkait
-
Wakil Bupati Sumedang Ajak UMKM Akses KUR untuk Berantas Rentenir
-
Kaos Polos Esperanza Hadir Sejak 1970-an, Ini Rahasianya agar Dapat Respons Positif dari Masyarakat
-
Jeda Siang, IHSG Ambles 0.40% ke 6.592
-
G-Dragon Resmi Hengkang, Saham YG Entertainment Langsung Anjlok
-
Saham GOTO Tiba-tiba Melambung, OJK Sebut Masuk Akal dan Wajar
Terpopuler
- Kumpulan Prompt Siap Pakai untuk Membuat Miniatur AI Foto Keluarga hingga Diri Sendiri
- Terjawab Teka-teki Apakah Thijs Dallinga Punya Keturunan Indonesia
- Bakal Bersinar? Mees Hilgers Akan Dilatih Eks Barcelona, Bayern dan AC Milan
- Gerhana Bulan Langka 7 September 2025: Cara Lihat dan Jadwal Blood Moon Se-Indo dari WIB-WIT
- Geger Foto Menhut Raja Juli Main Domino Bareng Eks Tersangka Pembalakan Liar, Begini Klarifikasinya
Pilihan
-
Nomor 13 di Timnas Indonesia: Bisakah Mauro Zijlstra Ulangi Kejayaan Si Piton?
-
Dari 'Sepupu Raisa' Jadi Bintang Podcast: Kenalan Sama Duo Kocak Mario Caesar dan Niky Putra
-
CORE Indonesia: Sri Mulyani Disayang Pasar, Purbaya Punya PR Berat
-
Sri Mulyani Menteri Terbaik Dunia yang 'Dibuang' Prabowo
-
Surat Wasiat dari Bandung: Saat 'Baby Blues' Bukan Cuma Rewel Biasa dan Jadi Alarm Bahaya
Terkini
-
Soal 17+8 Tuntutan Rakyat, Menkeu: Itu Suara Sebagian Kecil Rakyat
-
Menkeu Baru: Sukar Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Tahun Ini, Pak Presiden
-
Menkeu Purbaya Punya Kekayaan Rp 39 Miliar, Koleksi 4 Mobil Mewah
-
BPJS Kesehatan Boyong Golden Trophy 2025, GRC Jadi Kunci Layanan
-
Saham Emiten Rokok Terbang Tinggi saat Perbankan Ambruk: Efek Sri Mulyani Diganti?
-
Harga Emas Antam Tembus Rp2 Juta per Gram! Ini 5 Fakta di Balik Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah
-
Purbaya: Tidak Terlalu Sulit Memperbaiki Ekonomi yang Lambat
-
Waspada! Rupiah Besok Diramal Merosot Setelah Reshuffle Kabinet
-
Kaget Dilantik jadi Menkeu, Purbaya: Saya Pikir Saya Ditipu!
-
Asing Bawa Kabur Dana Rp 543,7 Miliar dari Pasar Saham di Tengah Reshuffle Kabinet