Tawarkan Paket Wisata
Tidak hanya menjual produk jamu, tingginya minat terhadap Desa Wisata Jamu tradisional Dusun Kiringan juga membuat potensi daerah itu semakin berkembang.
Pasalnya, sejumlah kalangan dari wisatawan hingga peneliti juga tertarik untuk dapat merasakan dan melihat langsung proses pembuatan jamu tradisional tersebut. Mulai dari memilih bahan-bahan alami, meracik jamu, hingga dapat meminum jamu tersebut dengan menggunakan tempurung kelapa. Pengunjung juga dapat membawa pulang hasil racikan jamu yang diajarkan secara turun temurun.
"Resep jamu kami warisan turun-temurun sejak tahun 1950-an. Kami mulai menjualnya pada tahun 90-an, dan terus berlanjut hingga sekarang," kata Kepala Dusun Kiringan, Sudiyatmi.
Bagi pengunjung yang ingin merasakan menjadi peracik serta sehari-hari menjadi penjual jamu gendong juga bisa menginap di Dusun Kiringan karena saat ini sudah tersedia penginapan yang siap menerima tamu atau para peneliti.
Sejarah Desa Wisata Jamu Tradisional Kiringan
Melansir dari laman resmi Kabupaten Bantul, sejarah Desa Wisata Jamu Kiringan ternyata sudah ada sejak Belanda hendak meninggalkan Nusantara pada tahun 1950-an.
Kala itu, seorang ibu bernama Joparto bekerja sebagai buruh pembatik di Kota Yogyakarta. Suatu hari, dia bertemu dengan seorang abdi dalem Kraton Yogyakarta yang menyarankannya untuk beralih profesi menjadi penjual jamu.
Sebagai hasilnya, Ibu Joparto (ibu dari Bu Pur) menjadi peracik dan penjual jamu yang memiliki nilai ekonomi lebih baik daripada menjadi buruh pembatik.
Baca Juga: Bazaar UMKM BRILian: Dukungan BRI Buat Pelaku UMKM Jogja Makin Mapan
Karena penjualan dilakukan dengan cara digendong, awalnya jamu ini disebut "Jamu Gendong". Dari awalnya bertambah dua orang, hingga kini ratusan orang jadi pengrajin jamu dari Kiringan.
Seiring berjalannya waktu pula, kebutuhan bahan baku jam uterus meningkat hingga petani local tidak lagi mampu memasok bahan baku jamu di Dusun Kiringan.
Sudiyatmi mengatakan, hal ini kemudian membuat warganya banyak memilih mendatangkan bahan baku dari daerah lain seperti Sleman, Magelang hingga Purworejo.
Sudiyatmi mengaku tidak khawatir tentang keberlanjutan usaha jamu di kampungnya karena minat masyarakat sekitar, terutama generasi muda, terhadap jamu sangat tinggi.
"Jika ibu-ibu yang menjual jamu sudah lanjut usia, mereka mengajak anak-anak mereka untuk mengantar jamu ke pelanggan sambil memperkenalkan anak-anak mereka," kata dia.
Menurut Sudiyatmi, tidak sedikit para generasi muda yang awalnya bekerja sebagai buruh pabrik kemudian memutuskan untuk berjualan jamu.
Berita Terkait
-
Tak Ada Logo saat Press Conference, BRI Diduga Takkan Sponsori Liga 1, Netizen Sebut Freeport Selanjutnya
-
Ajak Anak Muda untuk Berwirausaha, Pj Wali Kota Pekanbaru: Cari Pola untuk Mengembangkan UMKM
-
Pengakuan Alumni SMK Ma'arif Buka Bengkel Beromzet Rp 100 Juta Perbulan, Dibina Oleh Honda
-
Rencana Pembentukan PLUT UMKM, Fasilitasi Pelaku Usaha di Banjarnegara
-
Bazaar UMKM BRILian: Dukungan BRI Buat Pelaku UMKM Jogja Makin Mapan
Terpopuler
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Jadi Duta Mobile JKN di Kupang, Pemuda Ini Bagikan Edukasi Memanfaatkan Aplikasi Layanan Kesehatan
-
IHSG Tetap Perkasa di Tengah Anjloknya Rupiah, Ini Pendorongnya
-
Sidak Bank Mandiri, Menkeu Purbaya Mengaku Dimintai Uang Lagi untuk Kredit Properti dan Otomotif
-
Ini Dampak Langsung Kebijakan Menkeu Purbaya Tak Naikkan Cukai Hasil Tembakau
-
Bank Indonesia Dikabarkan Jual Cadangan Emas Batangan 11 Ton, Buat Apa?
-
Rupiah Ditutup Ambruk Hari Ini Terhadap Dolar
-
Pertamina Klaim Vivo dan BP Siap Lanjutkan Pembicaraan Impor BBM
-
Singgung Situasi Global, SBY: Uang Lebih Banyak Digunakan untuk Kekuatan Militer, Bukan Lingkungan
-
11 Perusahaan Antre IPO, BEI: Yang Terpenting Kualitas!
-
Kementerian ESDM Sebut Pertamax Green 95 Gunakan Etanol!