Suara.com - Sukarelawan Gerakan Panrannuangku (GP) Takalar dukung Ganjar kembali menggalakkan kegiatan pemberdayaan masyarakat. Kali ini mereka menggelar pelatihan pembuatan pupuk kompos.
Simpatisan Ganjar Pranowo ini menghadirkan penyuluh pertanian, Abdul Azis Daeng Tobo sebagai pemateri pada kegiatan pelatihan yang dihelat di Kelurahan Bontokadatto, Kecamatan Polombangkeng Selatan, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan.
Proses pembuatan pupuk kompos ini tergolong mudah. Hanya dengan bahan-bahan mudah didapat seperti sampah rumah tangga, dedaunan kering, hingga kotoran hewan ternak masyarakat bisa membuat kompos untuk membantu produktivitas tanaman.
Koordinator GP Takalar, Amir Irwan mengatakan pelatihan ini sangat bermanfaat bagi masyarakat sekitar yang bekerja sebagai petani dengan beragam komoditas pangan seperti padi, kacang hijau, dan jagung.
"Pada hari ini, Gerakan Panrannuangku Takalar dukung Ganjar mengajak masyarakat untuk mengolah kotoran sapi dan sampah menjadi berkah dengan membuat pupuk kompos," ucap Amir ditulis Senin (19/6/2023).
"Karena secara umum masyarakat masih kurang memahami proses pengelolaan sampah dengan baik. Selama ini, sampah hanya dikelola dengan cara dibakar atau dikumpulkan dan dibuang," imbuh dia.
Amir membeberkan sejumlah kelebihan pupuk kompos di antaranya lebih ramah lingkungan karena dapat menggemburkan tanah dan meningkatkan kemampuan tanah dalam menyimpan air sehingga menjaga kesuburannya.
Pemakaian pupuk kompos yang tergolong organik secara berkelanjutan dapat memicu perkembangan organisme tanah. Dari sisi kesehatan, kompos lebih aman dan menyehatkan bagi manusia karena terdiri dari susunan bahan-bahan organik.
Masyarakat tampak begitu antusias mengikuti acara tersebut. Mereka memerhatikan setiap proses yang dijelaskan pemateri untuk membuat pupuk kompos dari limbah organik.
Baca Juga: 5 Manfaat Cangkang Telur dan Cara Menggunakannya pada Tanaman
"Cukup baik ya, tadi mereka (masyarakat) sangat senang karena kehadiran kami membawa dampak baik kepada masyarakat juga lingkungan," jelas dia.
Salah satu masyarakat yang berprofesi sebagai petani, Nurlena (40) mengaku antusias mengikuti pelatihan pupuk kompos ini, apalagi ini kali pertama dirinya mengetahui cara membuatnya.
"Merasa puas kami dapat pengalaman untuk cara membuat pupuk kompos. Buat saya sebelum ini belum pernah ada pelatihan ini. Nanti saya ingin aplikasikan buat kebun dan sawah, biasanya nanam jagung," ucap Nurlena.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 17 Oktober: Klaim 16 Ribu Gems dan Pemain 110-113
- Jepang Berencana Keluar dari AFC, Timnas Indonesia Bakal Ikuti Jejaknya?
- Here We Go! Peter Bosz: Saya Mau Jadi Pelatih Timnas yang Pernah Dilatih Kluivert
- Daftar HP Xiaomi yang Terima Update HyperOS 3 di Oktober 2025, Lengkap Redmi dan POCO
- Sosok Timothy Anugerah, Mahasiswa Unud yang Meninggal Dunia dan Kisahnya Jadi Korban Bullying
Pilihan
-
Hasil Drawing SEA Games 2025: Timnas Indonesia U-23 Ketiban Sial!
-
Menkeu Purbaya Curigai Permainan Bunga Usai Tahu Duit Pemerintah Ratusan Triliun Ada di Bank
-
Pemerintah Buka Program Magang Nasional, Siapkan 100 Ribu Lowongan di Perusahaan Swasta Hingga BUMN
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori Besar untuk Orang Tua, Simpel dan Aman
-
Alhamdulillah! Peserta Magang Nasional Digaji UMP Plus Jaminan Sosial dari Prabowo
Terkini
-
Pemerintah Tegaskan: Gunung Lawu Tak Masuk Area Kerja Panas Bumi
-
Mengubah Daster Jadi Fashion Elegan, UMKM Binaan BRI Findmeera Buktikan Perempuan Bisa Berdaya
-
PNM & Menteri PKP Berikan Pembiayaan Terjangkau untuk Renovasi Rumah Usaha Nasabah Mekaar di Malang
-
Merdeka dari Kegelapan, Cerita Warga Musi Banyuasin Akhirnya Nikmati Terang Lewat BPBL
-
Cara Mengecek BLT Rp900 Ribu Oktober 2025, Kapan Cair? Ini Jadwal Penyalurannya
-
Cakap Digital, Bijak Finansial: Sinergi Suara.com dan Bank Jago untuk Tingkatkan Kualitas Guru
-
Guru Besar UGM Prof Nindyo Pramono: Kerugian BUMN Bukan Korupsi, Asal Penuhi Prinsip Ini
-
Pengusaha Logistik Catat Pengiriman Barang Besar Tumbuh Double Digit
-
Suara.com Gandeng Bank Jago, Ajak Guru Cerdas Kelola Finansial dan Antisipasi Hoaks di Era Digital
-
Siapa Pemilik Indonesia Investment Authority? Luhut Usul Dana Rp50 Triliun untuk INA