Suara.com - Koperasi syariah di Indonesia terus berkembang dalam berbagai sektor usaha, mulai dari keuangan, pertanian, perdagangan, industri, dan sektor lainnya.
Tujuan utama koperasi syariah serupa dengan koperasi pada umumnya yaitu, memajukan kesejahteraan ekonomi dan sosial anggota melalui usaha bersama berasas kekeluargaan.
Perkembangan koperasi syariah di Indonesia juga telah mendapat dukungan penuh dari pemerintah dan regulator keuangan, seperti seperti Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Lembaga-lembaga tersebut bertugas dalam mengawasi, mengatur, dan mendukung perkembangan koperasi syariah di Indonesia.
Demikian pula yang dilakukan oleh Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah Baitul Maal wa Tamwil Damai Amanah Sejahtera (KSPPS BMT DAS).
Koperasi primer tingkat provinsi yang berlokasi di Jalan Raya Kalikajar Nomor 18 Desa Kalikajar Kabupaten Purbalingga Jawa Tengah, memiliki total anggota sebanyak 1.114 orang. Diketuai oleh Toufan Aldian Syah, KSPPS BMT DAS mencatatkan total aset hingga Juni 2023 sebesar Rp5,93 miliar.
Toufan menjelaskan, KSPPS BMT DAS memiliki sejumlah strategi dalam meningkatkan produktivitas usaha dan pendapatan mulai dari pelatihan, pengembangan keterampilan dan pengetahuan anggota meningkat dalam mengelola usaha, serta diversifikasi produk atau jasa.
“Koperasi juga membangun kemitraan dengan pihak-pihak terkait, seperti Dinas Koperasi dan UKM setempat agar koperasi mendapat dukungan dan bimbingan, bergabung dengan asosiasi koperasi atau perkumpulan bisnis,” tutur Toufan.
Akses pembiayaan dengan tarif bagi hasil yang rendah, lanjut Toufan, juga menjadi strategi KSPPS BMT DAS dalam mendukung ekspansi usaha dan meningkatkan pendapatan koperasi, salah satunya melalui akses permodalan dari Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM).
Baca Juga: Produksi Padi di Demak Naik 2X Lipat Berkat Electrifying Agriculture PLN
Koperasi yang berdiri pada tahun 2017, mengetahui LPDB-KUMKM sebagai lembaga keuangan bertarif layanan rendah sejak tahun 2022. Informasi didapatkan juga dari berbagai sumber, seperti sosialisasi, informasi dari perkumpulan koperasi atau organisasi sejenis, serta dari laman resmi LPDB-KUMKM di website https://www.lpdb.go.id/, serta publikasi dari media-media nasional terkait pembiayaan murah kepada koperasi dan UMKM (KUMKM).
“Alasan utama mengakses pembiayaan LPDB-KUMKM adalah penerapan skema bagi hasil yang sangat menguntungkan bagi kedua belah pihak. Di samping itu, kinerja LPDB-KUMKM dikenal sangat baik dan memuaskan, kami merasa dibimbing dan dilayani dengan sepenuh hati,” jelas Toufan.
Tercatat, KSPPS BMT DAS telah dua kali mendapatkan fasilitas pembiayaan LPDB-KUMKM. Pertama, pada tahun 2022 sebesar Rp1,1 miliar melalui pencairan bertahap, pembiayaan kedua didapatkan pada tahun 2023 sebesar Rp2 miliar. Kedua pembiayaan LPDB-KUMKM tersebut hingga kini berstatus kolektibilitas pembayaran lancar.
“KSPPS BMT DAS memiliki rencana pengembangan unit usaha produktif dan mengakses kembali pembiayaan dari LPDB-KUMKM. Rencana lainnya adalah, menambah kantor cabang yang menjadi bagian dari strategi ekspansi usaha koperasi agar mencapai lebih banyak anggota,” tutur Toufan.
Melalui Aplikasi Dompet Digital DAS yang digunakan sejak tahun 2019, Toufan berharap, KSPPS BMT DAS dapat memudahkan dan meningkatkan fungsi layanan kepada anggota, serta menciptakan koperasi modern di Indonesia.
Senada dengan KSPPS BMT DAS, Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo mengatakan, kemajuan teknologi telah mengubah cara koperasi mempromosikan produk dan layanan mereka. Koperasi dapat memanfaatkan media sosial dalam mencapai target anggota secara lebih efektif dan efesien.
Tag
Berita Terkait
-
Asabri Menerima Sertifikat Penetapan Program Kepatuhan Persaingan Usaha
-
Komunitas Warteg Gelar Pelatihan Usaha Mikro Kuliner Bareng Ibu-ibu Prasejahtera di Palmerah
-
Sukses Pecahkan Rekor Omzet Rp8 Miliar di Shopee Live, dr. Richard Lee Punya Kisah Perjuangan Hidup yang Inspiratif
-
Pemerintah Bangun Jalan Usaha Tani di Garut, Wamentan Harap Dapat Tingkatkan Hasil Pertanian Berorientasi Ekspor
-
Puluhan Sopir Angkot Geruduk Balaikota Jakarta
Terpopuler
- Belajar dari Tragedi Bulan Madu Berujung Maut, Kenali 6 Penyebab Water Heater Rusak dan Bocor
- Penampakan Rumah Denada yang Mau Dijual, Lokasi Strategis tapi Kondisinya Jadi Perbincangan
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- Reaksi Kocak Amanda Manopo Ditanya Malam Pertama Usai Menikah: Kita Coba Hari Ini
Pilihan
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Tokoh Nasional dan Kader Partai Lain Dikabarkan Gabung PSI, Jokowi: Melihat Masa Depan
-
Proyek Rp65 Triliun Aguan Mendadak Kehilangan Status Strategis, Saham PANI Anjlok 1.100 Poin
-
Pundit Belanda: Patrick Kluivert, Alex Pastoor Cs Gagal Total
-
Tekstil RI Suram, Pengusaha Minta Tolong ke Menkeu Purbaya
Terkini
-
Drama Saham DADA: Dari Terbang 1500 Persen ke ARB Berjamaah, Apa Penyebabnya?
-
Emiten Afiliasi Haji Isam PGUN Buka Suara Soal Lahan Sawit
-
Resmi! Pansel Dewas dan Direksi BPJS 2026-2031 Dibentuk, Seleksi Dimulai Pekan Ini
-
Menko Airlangga Bongkar Alasan Cabut PIK 2 dari Daftar PSN Prabowo
-
Telkom Dukung Kemnaker Siapkan Program Pemagangan bagi Lulusan Perguruan Tinggi Seluruh Indonesia
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Menkeu Purbaya soal Perang Dagang AS-China: Biar Aja Mereka Berantem, Kita Untung!
-
Dikritik 'Cawe-Cawe' Bank BUMN, Menkeu Purbaya: Saya Dewas Danantara!
-
Jurus Kilang Pertamina Internasional Hadapi Tantangan Ketahanan Energi
-
IFG Catat Pengguna Platform Digital Tembus 300 Ribu Pengguna