Suara.com - Ekonom Faisal Basri melontarkan kritik tajam pada pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Dia menyebut IKN sulit balik modal. Alasannya, proyek tersebut tidak memiliki rencana pembiayaan yang matang. Faisal Basri menyoroti soal ketidakjelasan skema pembiayaan proyek tersebut. Awalnya, pemerintah tidak akan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Namun kemudian, pemerintah mengumumkan skema pembiayaan pembangunan IKN Nusantara hingga 2024 akan lebih banyak dibebankan pada APBN, yakni 53,3 persen. Sisanya, dana didapat dari Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), swasta, dan BUMN.
Faisal Basri menilai hal ini menunjukkan bahwa pemerintah tidak konsisten dan tidak transparan dalam mengelola proyek strategis nasional. Ia juga mengingatkan bahwa proyek IKN harus melibatkan partisipasi publik yang memadai, termasuk melalui referendum. Ia menyarankan agar pemerintah menunda proyek IKN dan lebih fokus pada pemulihan ekonomi dan kesehatan akibat pandemi Covid-19.
Sebelumnya, pembangunan IKN di Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur tak semulus kelihatannya. Para investor menyatakan ragu berinvestasi di IKN. Beberapa alasan yang mencuat lantaran kawasan tersebut hanya memiliki sedikit penduduk, biaya logistik yang mahal, serta regulasi IKN yang berubah-ubah.
Dari segi jumlah penduduk, Staf Ahli Menteri Perencanaan Pembangunan Nasionl (PPN)/Bappenas Velix Vernando Wanggai mengungkapkan, sedikitnya bakal ada 1,9 juta orang akan menjadi penduduk di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Penambahan jumlah penduduk tersebut, menurut Velix, secara bertahap akan terwujud pada 2045 sebagai rencana panjang pemindahan ibu kota dari Jakarta ke IKN Nusantara.
"Desain kotanya, dalam konteks rencana induknya adalah sekitar 1,7 hingga 1,9 juta penduduk yang didesain untuk menempati wilayah di ibu kota," kata Velix dalam diskusi Kosadata pada Kamis (3/3/2022).
Terkait biaya logistik, Ketua umum Indonesia National Shipowners Association, Carmelia Hartoto sempat menyatakan pemerintah bisa menurunkan biaya distribusi logistik.
Carmelia menuturkan, biaya distribusi yang tinggi dipengaruhi oleh infrastruktur dan regulasi yang ada. Ia mengatakan infrastruktur yang dibangun pemerintah Jokowi saat ini dinilai sudah memadai, hanya tata kelola perlu dibenahi.
Baca Juga: Jakarta Jadi Daerah Khusus saat Ibu Kota Resmi Pindah, Ini Penjelasannya
Terakhir, terkait regulasi investasi di IKN Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani pernah menyoroti konsistensi pemerintah dalam penerapan kebijakan.
Terlebih, pemerintahan Joko Widodo akan berakhir pada 2024 mendatang. Para pengusaha mengkhawatirkan pergantian pemerintahan juga akan mempengaruhi kebijakan. Pasalnya sudah menjadi rahasia umum jika setiap pergantian pemerintahan akan berimbas pada pergantian kebijakan di Indonesia.
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni
Berita Terkait
-
Ogah Terlena usai Menang Beruntun, FC Bekasi City Fokus Hadapi Persikab Bandung
-
Ezechiel N'Douassel Tajam Lagi, Putra Siregar Bocorkan Kisi-kisinya
-
DKI akan Ganti Nama Jadi DKJ, Ada 8 Juta Warga DKI akan Cetak Ulang KTP
-
Usai Tekuk PSIS Semarang, Persis Solo Langsung Alihkan Fokus ke Laga Kontra Rans Nusantara FC
-
Jakarta Jadi Daerah Khusus saat Ibu Kota Resmi Pindah, Ini Penjelasannya
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Pilihan Baru BBM Ramah Lingkungan, UltraDex Setara Standar Euro 5
-
Pelanggan Pertamina Kabur ke SPBU Swasta, Kementerian ESDM Masih Hitung Kuota Impor BBM
-
Kementerian ESDM Larang SPBU Swasta Stop Impor Solar di 2026
-
59 Persen Calon Jamaah Haji Telah Melunasi BIPIH Melalui BSI
-
Daftar Lengkap Perusahaan Aset Kripto dan Digital yang Dapat Izin OJK
-
CIMB Niaga Syariah Hadirkan 3 Produk Baru Dorong Korporasi
-
Negara Hadir Lewat Koperasi: SPBUN Nelayan Tukak Sadai Resmi Dibangun
-
Kemenkop dan LPDB Koperasi Perkuat 300 Talenta PMO Kopdes Merah Putih
-
Kantor Cabang Bank QNB Berguguran, OJK Ungkap Kondisi Karyawan yang Kena PHK
-
Sepekan, Aliran Modal Asing ke Indonesia Masuk Tembus Rp240 Miliar