Suara.com - Schneider Electric, perusahaan otomasi energi menggandeng Poltikenik negeri utuk mengembangkan SDM di sektor energi. Khusunya, SDM yang bisa menerapkan teknologi untuk mendukung transisi energi terdesentralisasi.
Dalam kerja sama ini, Schneider Electric juga memberikan hibah solusi PIX12 dan RM6 kepada perwakilan politeknik dan penandatanganan Perjanjian Kerjasama yang diwakili oleh Surya Fitri, Business Vice President Power Systems Schneider Electric Indonesia, dan Direktur dari ke-15 politeknik yang bekerja sama.
Surya Fitri, Business Vice President Power Systems Schneider Electric Indonesia, mengatakan teknologi digital untuk sistem kelistrikan terus berkembang, karena itu perlu diimbangi dengan pengetahuan dan kapabilitas sumber daya manusia dalam mengoperasikan teknologi tersebut.
"Schneider Electric aktif dalam pengembangan pendidikan dan peningkatan kapasitas melalui berbagai jenis pelatihan di sektor kelistrikan, otomasi industri dan energi baru terbarukan. Komitmen kami tertuang dalam Schneider Sustainability Impact dimana kami memiliki target untuk memberikan pelatihan terkait manajemen energi kepada 1 juta orang di seluruh dunia hingga tahun 2025," ujarnya dikutip Kamis (7/12/2023).
Dalam Perjanjian Kerjasama ini, Schneider Electric akan menjadi mitra pendidikan Perguruan Tinggi Vokasi (PTV) khususnya politeknik jurusan Elektro dalam hal dukungan sarana prasarana, penyelarasan kurikulum berbasis industri, pelatihan untuk pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik, sertifikasi kompetensi hingga praktik kerja lapangan bagi peserta didik.
Adapun, Politeknik yang bekerja sama dengan Schneider Electric diantaranya, Politeknik Negeri Bandung, Politeknik Negeri Batam, Politeknik Negeri Bali, Politeknik Negeri Banjarmasin, Politeknik Negeri Bengkalis, Politeknik Bosowa, Politeknik Negeri Cilacap, Politeknik Negeri Jakarta, Politeknik Negeri Lhokseumawe, Politeknik Negeri Malang, Politeknik Negeri Madiun, Politeknik Negeri Madura, Politeknik Negeri Padang, Politeknik Negeri Samarinda, dan Politeknik Negeri Ujung Pandang.
"Di Indonesia sendiri, kami sudah cukup lama menjadi mitra Kemendikbud Ristek dalam pengembangan SDM muda Indonesia utamanya di pendidikan vokasi. Hari ini, kami kembali mengukuhkan komitmen jangka panjang kami dalam mencetak ahli-ahli kelistrikan muda Indonesia yang siap mengikuti perkembangan sektor kelistrikan masa depan," kata Surya.
Solusi PIX12 dan RM6 yang dihibahkan ini merupakan bagian dari solusi distribusi listrik berkelanjutan dan digital yang dimiliki oleh Schneider Electric. Melalui solusi ini, para peserta didik dapat mempelajari sistem/perangkat distribusi listrik tegangan menengah yang kerap digunakan pada jaringan kelistrikan di Indonesia.
Suplai energi terbarukan membutuhkan hubungan jaringan kelistrikan dengan konfigurasi yang kompleks, sehingga membutuhkan peralatan hubung listrik yang fleksibel dan aman.
Baca Juga: Transformasi Energi Indonesia, PLN dan Peran Pentingnya dalam Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca
Adanya fitur digital pada sistem listrik dapat dikembangkan untuk memudahkan pemantauan berkelanjutan, yang dapat meningkatkan masa guna perangkat dan keamanan jaringan listrik. Hal ini mendukung transisi energi terdesentralisasi yang akan terjadi di Indonesia dalam beberapa tahun kedepan.
RM6 merupakan Panel Hubung Bagi Tegangan Menengah (PHB TM) yang memenuhi kebutuhan distribusi hingga 24kV. RM6 merupakan Panel PHB TM dengan insulasi gas yang mengkombinasikan beberapa fungsi untuk memungkinkan koneksi, suplai dan proteksi trafo pada jaringan radial. RM6 dapat memenuhi kebutuhan pada distribusi tegangan menengah yang memungkinkan fungsi untuk menghubungkan jaringan dengan konfigurasi kompleks yang terhubung dengan suplai energi baru terbarukan. Sebagai tambahan pada Gardu Induk, yang digunakan untuk membatasi efek dari kesalahan jaringan, operasi pada jaringan distribusi terkadang membutuhkan beberapa titik peralihan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 - 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
 - 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
 
Pilihan
- 
            
              Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
 - 
            
              Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
 - 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 
Terkini
- 
            
              Bertemu Wapres Gibran, Komite Otsus Papua Minta Tambahan Anggaran Hingga Dana BLT Langsung ke Rakyat
 - 
            
              Sambut Bryan Adams Live in Jakarta 2026, BRI Sediakan Tiket Eksklusif Lewat BRImo
 - 
            
              Proyek Waste to Energy Jangan Hanya Akal-akalan dan Timbulkan Masalah Baru
 - 
            
              Geger Fraud Rp30 Miliar di Maybank Hingga Nasabah Meninggal Dunia, OJK: Kejadian Serius!
 - 
            
              Laba PT Timah Anjlok 33 Persen di Kuartal III 2025
 - 
            
              Kala Purbaya Ingin Rakyat Kaya
 - 
            
              Didesak Pensiun, Ini Daftar 20 PLTU Paling Berbahaya di Indonesia
 - 
            
              IHSG Berakhir Merosot Dipicu Aksi Jual Bersih Asing
 - 
            
              Riset: Penundaan Suntik Mati PLTU Justru Bahayakan 156 Ribu Jiwa dan Rugikan Negara Rp 1,822 T
 - 
            
              Rupiah Terkapar Lemah di Penutupan Hari Ini ke Level Rp 16.700 per USD