Suara.com - Ismail Haniyeh, pemimpin Hamas, menyatakan ketersediaannya untuk mendukung terbentuknya pemerintahan tunggal di wilayah Palestina, termasuk di Tepi Barat dan Jalur Gaza. Saat ini, Hamas memiliki kendali di Gaza, sedangkan Fatah mengurus pemerintahan di Tepi Barat.
"Kami menerima banyak masukan terkait situasi saat ini dan terbuka pada tiap masukan untuk pemerintahan Teoi Barat dan Gaza," kata dia dalam pidato yang disiarkan stasiun televisi Aljazirah, Selasa (2/1/2024) kemarin.
Pesan ini disampaikan saat Hamas dan Israel terus bersitegang di Gaza dan beberapa wilayah Palestina.
Sementara, PM Israel, Benjamin Netanyahu dalam beberapa kali kesempatan menegaskan Israel tidak akan berhenti menyerang Palestina jika Hamas belum musnah.
Dua kelompok utama di Palestina, yaitu Hamas dan Fatah, telah terlibat dalam perselisihan yang berlangsung selama lebih dari sepuluh tahun. Perselisihan ini dimulai ketika Hamas memenangkan pemilihan umum Palestina pada tahun 2006. Namun, Fatah dan masyarakat internasional menolak untuk mengakui kemenangan Hamas.
Pada Juni 2007, Hamas mengambil alih kendali pemerintahan di Jalur Gaza, sementara Fatah dan Otoritas Palestina menjalankan pemerintahan di Tepi Barat. Sejak saat itu, Hamas dan Fatah berada pada posisi berseberangan.
Meskipun beberapa upaya rekonsiliasi telah dilakukan antara keduanya, namun upaya tersebut selalu gagal karena Hamas sering menetapkan syarat-syarat khusus kepada Otoritas Palestina untuk mencapai perdamaian. Pada Oktober 2017, Hamas dan Fatah menandatangani kesepakatan rekonsiliasi di Kairo, Mesir, menunjukkan keinginan keduanya untuk berdamai setelah 10 tahun perselisihan.
Hamas kini kabarnya siap berdamai dengan Fatah tanpa syarat dan akan membahas pengelolaan di jalur Gaza. Hal itu dilakukan agar Otoritas Palestina dapat mengambil alih tugas pemerintahan di daerah yang diblokade tersebut.
Sayangnya, belum ada jawaban dari Fatah yang berada di Tepi Barat dan hingga kini Hamas masih menjadi pemegang kekuasaan di Jalur Gaza.
Baca Juga: Ini Profil Saleh Al Aroui, Wakil Petinggi Hamas Yang Tewas Dibunuh Israel Di Lebanon
Berita Terkait
-
Wakil Ketua Hamas Tewas, Harga Minyak Global Kian Panas
-
BRI Liga 1: Mohammed Rashid Latihan Yoga di Bali Jelang Bela Palestina di Piala Asia
-
Bukan Cuma dari Timnas Indonesia, Ini Daftar Pemain BRI Liga 1 yang Bakal Mentas di Piala Asia 2023
-
Jeda BRI Liga 1: Gelandang Bali United Mohammed Rashid Dipanggil Timnas Palestina
-
Ini Profil Saleh Al Aroui, Wakil Petinggi Hamas Yang Tewas Dibunuh Israel Di Lebanon
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Kartu Debit Jago Syariah Kian Populer di Luar Negeri, Transaksi Terus Tumbuh
-
BRI Dukung JJC Rumah Jahit, UMKM Perempuan dengan Omzet Miliaran Rupiah
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Bahlil 'Sentil' Pertamina: Pelayanan dan Kualitas BBM Harus Di-upgrade, Jangan Kalah dari Swasta!
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Program AND untuk 71 SLB, Bantuan Telkom Dalam Memperkuat Akses Digitalisasi Pendidikan
-
Dari Anak Tukang Becak, KUR BRI Bantu Slamet Bangun Usaha Gilingan hingga Bisa Beli Tanah dan Mobil
-
OJK Turun Tangan: Klaim Asuransi Kesehatan Dipangkas Jadi 5 Persen, Ini Aturannya
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Buat Tambahan Duit Perang, Putin Bakal Palak Pajak Buat Orang Kaya