Suara.com - Peswat komersial buatan China, C919, berhasil dalam melakukan penerbangan perdana ke Singapura Minggu (18/2/2024). Spesifikasi pesawat C919 buatan China yang jauh lebih efisien, terutama secara harga diprediksi bakal menjadi saingan berat boeing dan airbus yang selama ini menguasai transportasi udara. Diproduksi oleh Commercial Aircraft Corporation of China (COMAC), C919 sebenarnya bukan produk baru.
Perusahaan dirgantara negara itu pertama kali memperkenalkan C919 pada 2015 silam. Uji coba penerbangannya pun sudah dimulai sejak 2017.
Pesawat itu dipamerkan dalam sebuah acara besar di pabrik COMAC, di Pudong, Shanghai, China. Spesifikasi peswat C919 buatan China adalah 158 – 174 kursi dengan jangkauan terbang 4,075 juta kilometer. Artinya, pesawat ini mampu terbang tanpa transit dari Shanghai ke Kuala Lumpur, atau dari New York ke Los Angeles.
COMAC belum mengungkap banderol harga untuk pesawat itu. Namun, sebuah laporan China National Radio menyebut, C919 kemungkinan besar akan dipasarkan dengan harga 50 juta Dolar, atau setara Rp677 miliar, 30 persen lebih murah daripada Boeing 737 atau Airbus 320.
Harga miring ini digadang – gadang menjadi salah satu strategi perusahaan agar pesawat asal China tersebut mampu bersaing dengan dua produk seniornya, Boeing dan Airbus.
Terlebih, desain pesawat tersebut mirip dengan Boeing 737 dengan lorong tunggal, mesin ganda, serta sayap yang rendah. Meski harganya lebih miring, kabarnya COMAC sudah mendapat pesanan 517 unit pesawat dari 21 pelanggan dalam dan luar negeri.
Meski diklaim buatan Cina, COMAC juga menggandeng perusahaan-perusahaan asing untuk memenuhi kebutuhan komponen. Salah satunya adalah CFM International, sebuah perusahan kerja sama antara General Electric dari AS dan Safran dari Prancis. CFM memasok mesin untuk C919.
Rincian perusahaan – perusahaan tersebut yakni aluminium pada kerangka dan badan pesawat dibuat Acronic TITAL, Amerika Serikat, sistem navigasi dan komunikasi produksi Rockwell Collins, AS, dan flight data recorder dari perusahaan General Electric (GE) juga dibuat di Negeri Paman Sam.
Selanjutnya, ban dan rem dibuat oleh Honeywell, perusahaan asal Amerika Serikat. Sistem pendaratan dibuat Liebherr Aerospace, Jerman. Mesin dikembangkan CFM International, perusahaan kongsi antara GE (AS) dan Safran (Prancis). Sayap dan ekor dibuat AVIC, perusahaan China.
Baca Juga: Pesawat Wings Air Ditembaki di Yahukimo, Dipastikan Tidak Ada Korban
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni
Berita Terkait
-
Heboh Napi Koruptor Mardani Maming Pelesiran Naik Pesawat, KPK Ungkit Suap Lapas Sukamiskin: Alert Bagi Ditjen PAS!
-
Pesawat AirAsia Tergelincir Saat akan Menuju Apron Bandara Komodo di Labuan Bajo
-
Cara Dapat Tiket Kursi Gratis AirAsia 2024, Pakai Trik Ini Dijamin Berhasil!
-
Pesawat Wings Air Diduga Ditembak TPNPB, Satu Polisi Luka Kena Serpihan Dinding Kabin
-
Pesawat Wings Air Ditembaki di Yahukimo, Dipastikan Tidak Ada Korban
Terpopuler
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 6 Shio Ini Diramal Paling Beruntung dan Makmur Pada 11 Desember 2025, Cek Kamu Salah Satunya?
- Kode Redeem FC Mobile 10 Desember 2025: Siap Klaim Nedved dan Gems Melimpah untuk Player F2P
Pilihan
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
Terkini
-
BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
-
BCA Kembali Menjadi Juara Umum Annual Report Award, Diikuti BCA Syariah pada Klaster Rp1 Triliun
-
ESDM: Rusia-Kanada Mau Bantu RI Bangun Pembakit Listrik Tenaga Nuklir
-
Bos Lippo Ungkap 5 Modal Indonesia Hadapi Ketidakpastian Global 2026
-
Purbaya Larang Bea Cukai Sumbangkan Pakaian Bekas Hasil Sitaan ke Korban Banjir Sumatra
-
Purbaya Sewot Teknologi AI Bea Cukai Dibandingkan dengan Milik Kemenkes: Tersinggung Gue!
-
Purbaya Butuh Rp 45 Miliar buat Investasi Teknologi AI di Pelabuhan
-
Tekan Impor LPG, ESDM Buka Wacana Beri Subsidi Penggunaan DME
-
Pengusaha Hotel Hingga Pedagang Pasar Resah Soal Wacana Kebijakan Rokok Baru
-
Menteri Purbaya Sindir Kinerja Bea Cukai: Orangnya Pintar-pintar, Tinggal Digebukin Aja