Suara.com - Prabowo Subianto telah dipastikan sebagai pemenang pemilihan presiden untuk periode 2024-2029 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Salah satu program utamanya adalah menaikkan gaji para aparatur sipil negara (ASN), Polisi dan TNI.
Peningkatan gaji para ASN telah diamanatkan oleh Prabowo dalam dokumen visi dan misinya yang berjudul "Bersama Indonesia Maju", di mana kebijakan tersebut ditempatkan pada urutan keenam dari delapan program terbaiknya. Prabowo juga telah menegaskan komitmennya untuk merealisasikan kebijakan tersebut dalam debat capres ke-5.
Dalam debat tersebut, Prabowo menggarisbawahi pentingnya peran ASN dalam pembangunan bangsa, sehingga kesejahteraan mereka harus diperbaiki dengan meningkatkan pendapatan. Ia menyatakan keyakinannya bahwa pendidikan memiliki peran strategis, dan oleh karena itu, gaji para guru, termasuk honorer, harus ditingkatkan.
"Seluruh penyelenggara negara, ASN, TNI, Polri, Penyuluh Pertanian, harus kita perbaiki gajinya, sehingga kualitas hidup mereka akan baik. Mereka bisa memberi pelayanan kepada rakyat dengan sebaik-baiknya," tegasnya.
Dalam dokumen visi misinya, Prabowo akan mengarahkan kebijakan atau program peningkatan gaji ASN terutama untuk para guru, dosen, tenaga kesehatan, dan penyuluh, serta TNI/Polri dan pejabat negara.
Peningkatan gaji ini diprioritaskan dengan alasan bahwa pelayanan publik yang berkualitas dapat tercapai jika ASN, khususnya dalam kategori yang disebutkan sebelumnya, berada dalam kondisi sejahtera.
Kebijakan peningkatan gaji akan mengikuti upah minimum provinsi (UMP) dengan rentang gaji tertinggi mengacu pada jabatan profesional, meskipun pelaksanaannya akan dilakukan secara bertahap sesuai dengan kemampuan keuangan negara. Sementara itu, kebijakan rekrutmen akan mengutamakan sistem berbasis meritokrasi.
Namun demikian, belum dapat dipastikan apakah janji politik Prabowo sewaktu menjadi calon presiden itu akan dilaksanakan dalam waktu dekat atau membutuhkan waktu hingga lima tahun seperti program makan siang gratis.
Berita Terkait
-
Dicambuk hingga Ditusuk di Tong Air, Video Viral Orang Papua Disiksa Secara Sadis Diusut TNI
-
Sadis! Viral Orang Papua Disiksa Diduga Sejumlah Tentara di Tong Air, Panglima TNI dan Komnas HAM Didesak Turun Tangan
-
Pesan Titiek Soeharo Usai Prabowo Subianto Menang Pilpres 2024 Bikin Warganet Auto Baper: Yuk Bisa Rujuk
-
Kemampuannya Tak Perlu Diragukan, Jokowi Merasa Tak Perlu Beri Arahan untuk Prabowo
-
Prabowo-Gibran Pemenang Pilpres 2024, Apa Langkah Selanjutnya?
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Profil Wali Kota Prabumulih: Punya 4 Istri, Viral Usai Pencopotan Kepsek SMPN 1
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Pengamat Bicara Nasib ASN Jika Kementerian BUMN Dibubarkan
-
Tak Hanya Sumber Listrik Hijau, Energi Panas Bumi Juga Bisa untuk Ketahanan Pangan
-
Jadi Harta Karun Energi RI, FUTR Kebut Proyek Panas Bumi di Baturaden
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
CORE Indonesia Lontarkan Kritik Pedas, Kebijakan Injeksi Rp200 T Purbaya Hanya Untungkan Orang Kaya
-
Cara Over Kredit Cicilan Rumah Bank BTN, Apa Saja Ketentuannya?
-
Kolaborasi dengan Pertamina, Pengamat: Solusi Negara Kendalikan Kuota BBM
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
Daftar Nama Menteri BUMN dari Masa ke Masa: Erick Thohir Geser Jadi Menpora
-
Stok BBM di SPBU Swasta Langka, Pakar: Jangan Tambah Kuota Impor, Rupiah Bisa Tertekan