Suara.com - PT Bank Central Asia (BCA) Tbk menemukan adanya pergeseran penggunaan Tunjangan Hari Raya (THR) nasabah saat momentum lebaran 2024. Pada masa tersebut, masyarakat enggan menghabiskan uang untuk berbelanja dan lebih memilih untuk berinvestasi.
Kepala Ekonom BCA David Sumual mengungkapkan pergeseran itu dapat dilihat dari tren menurunnya level belanja masyarakat namun dibarengi dengan kenaikan level mutasi rekening nasabah.
"Periode 2024 ini di bawah 2 tahun terakhir indeks belanjanya, jadi kelihatan memang belanjanya sedikit berkurang, kita lihat indeksnya dibandingkan 2022 atau 2023 kecenderungannya menurun," tutur David dalam diskusi yang diadakan Bank Indonesia di Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, Minggu (28/4).
Level belanja dapat diukur melalui berbagai sistem pembayaran seperti transaksi pada Anjungan Tunai Mandiri (ATM), menggunakan kartu kredit, menggunakan kartu debit, dan transaksi menggunakan QRIS. Diukur dalam dalam rentang 40 hari sebelum dan 40 hari setelah lebaran.
Hasilnya, level belanja masyarakat tahun berada di kisaran 98. Level tersebut lebih rendah daripada periode 2023 yang berada di level 106 dan pada 2022 yang melonjak hingga 111.
David menyebut level belanja yang rendah pada 2024 merupakan normalisasi dari dua tahun sebelumnya yang memiliki level cukup tinggi. Level yang tinggi pada dua tahun sebelumnya terjadi karena masyarakat habis melalui pandemi sehingga banyak melakukan belanja.
Menurunnya level belanja ini justru berbanding terbalik dengan mutasi yang dilakukan nasabah. David berkata mutasi rekening para nasabah sebenarnya cukup banyak pada periode sebelum dan sesudah lebaran.
Hal tersebut tercermin dari indeks mutasi kredit individu rata-rata pada 40 hari sebelum lebaran sampai 40 setelah lebaran yang berada di angka 128. Besaran tersebut tercatat tidak terlalu berbeda dengan dua tahun terakhir, seperti pada 2022 yang tercatat sebesar 131 dan pada 2023 sebesar 130.
Banyaknya mutasi dan sedikitnya belanja, menurut David, mengindikasikan para nasabah lebih banyak menggunakan THR untuk keperluan investasi. Salah satu faktor membuat masyarakat giat berinvestasi karena perkembangan teknologi yang memudahkan masyarakat memakai THR-nya untuk membeli produk investasi seperti saham dan emas online.
Baca Juga: Tak Berlanjut, Menteri-menteri Jokowi Bakal Pensiun
"Kalau lihat dari angkanya tinggi (mutasi) sebenarnya, jadi masyarakat misalnya terima THR itu enggak semuanya dibelanjakan, mereka kalau kita lihat masuk ke instrumen investasi," ucapnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
Pilihan
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
Terkini
-
Efek Domino Logam Mulia, Harga Minyak Dunia Melandai
-
OJK Pastikan Likuiditas Perbankan Masih Tetap Kuat di Tahun 2026
-
Harga Emas Antam Terjun Bebas Hari ini, Dibanderol Rp 2,5 Juta per Gram
-
Rupiah Perkasa di Selasa Pagi, Tembus Level Rp 16.781
-
IHSG Memerah di Perdagangan Terakhir 2025, Cek Saham-saham Ini
-
PPRE Raih Kontrak Baru di Penghujung Tahun Senilai Rp 1,2 Triliun
-
Merger BUMN Berlanjut 2026, Targetnya Karya dan Transportasi
-
OJK Lirik Pekerja Informal untuk Masuk Dana Pensiun
-
Daftar Jadwal Bank Beroperasi saat Tahun Baru 2026
-
Kekayaan Ridwan Kamil dan Atalia Praratya yang Dikabarkan Cerai