Suara.com - Konsep Ibu Kota Nusantara (IKN) adalah sebuah ibu kota baru Republik Indonesia yang memberikan contoh kawasan ramah lingkungan. Menggunakan energi baru terbarukan, serta berjuluk "a ten minutes city". Artinya fasilitas-fasilitas umum dan gedung perkantoran bisa dicapai dalam 10 menit paling lama.
Selain itu mengedepankan pemakaian transportasi massal dibandingkan penggunaan kendaraan pribadi. Seluruhnya menggunakan bahan bakar alternatif atau bukan BBM (Bahan Bakar Minyak).
Dikutip dari kantor berita Antara, sesuai prinsip kota hemat energi dan rendah emisi karbon, untuk pembangunan gedung IKN menggunakan green cement yang dipasok PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG).
SIG ditunjuk untuk memasok bahan bangunan guna kebutuhan pembangunan infrastruktur IKN sejak Desember 2022. Sampai Februari 2024, perseroan telah memasok sekitar 400 ribu ton semen dari fasilitas produksi di Balikpapan dan Samarinda yang letaknya relatif dekat dengan lokasi proyek.
Produk ini digunakan untuk pengerjaan Istana Negara, Kantor Presiden, lapangan upacara di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP), In-take Sepaku, Bendungan Sepaku, serta Jalan Tol IKN Seksi 3A (Karangjoang-KKT Kariangau), Seksi 3B (KKT Kariangau-Simpang Tempadung), dan Seksi 5A (Simpang Tempadung-Jembatan Pulau Balang).
"Sebagai salah satu kementerian yang ditugaskan untuk pembangunan IKN, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) ingin mendorong pasokan sumber daya material dan peralatan konstruksi berbasis industri dalam negeri yang mampu mendukung prinsip pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan," jelas Mohammad Zainal Fatah, Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR di Jakarta.
PUPR mendorong kolaborasi antara berbagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk merealisasikan pembangunan berkelanjutan ini. Yaitu salah satunya kerja sama untuk penyediaan green cement, produk berbahan dasar semen, produk turunan semen, dan bahan bangunan lainnya antara SIG dan PT Bina Karya (Persero).
Donny Arsal, Direktur Utama SIG menjelaskan bahwa green cement menghasilkan emisi karbon yang lebih rendah dibandingkan semen konvensional (OPC) dalam proses produksinya.
Melalui produksi green cement,SIG sejauh ini telah menghasilkan penurunan emisi karbon hingga 38 persen per ton semen lebih rendah dibandingkan OPC.
Baca Juga: Pernikahan Disebut-sebut Nyaris Kandas, Siapa Lebih Cuan: Jennifer Lopez atau Ben Affleck?
Selain produk berkualitas dan rendah karbon, SIGjuga memiliki nilai tambah terkait efisiensi untuk jaminan ketersediaan pasokan dan pengiriman yang tepat waktu.
"Selain memiliki portofolio produk-produk dan solusi bahan bangunan rendah karbon, SIG memiliki keunggulan jaringan produksi dan distribusi yang ekstensif yang mampu memenuhi kebutuhan pembangunan di seluruh wilayah di Indonesia," lanjut Donny Arsal.
Sedangkan Boyke Prasetyanto, Direktur Utama Bina Karya berharap agar kolaborasi antara kedua BUMN ini bisa berjalan dengan lancar.
"Kami harap, melalui kerja sama ini, semua bangunan di Nusantara tidak hanya mengusung konsep green building, namun green construction karena menggunakan bahan bangunan ramah lingkungan," pungkasnya.
Berita Terkait
-
5 Fakta Bobibos: BBM Murah RON 98 Buatan Anak Bangsa, Diklaim Ramah Lingkungan
-
Klaim Ramah Lingkungan Tisu Bambu Dipertanyakan, Produksi Masih Bergantung Batu Bara
-
7 Pilihan AC 1/2 PK Mulai Rp2 Jutaan, Hemat Listrik dan Ramah Lingkungan
-
Genjot Pemanfaatan EBT, RI Targetkan 60 Persen Listrik dari Sumber Terbarukan
-
Green SM Tanam 1000 Pohon Mangrove di Pantai Bahagia Bekasi
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Proyek Waste to Energy Jangan Hanya Akal-akalan dan Timbulkan Masalah Baru
-
Geger Fraud Rp30 Miliar di Maybank Hingga Nasabah Meninggal Dunia, OJK: Kejadian Serius!
-
Laba PT Timah Anjlok 33 Persen di Kuartal III 2025
-
Kala Purbaya Ingin Rakyat Kaya
-
Didesak Pensiun, Ini Daftar 20 PLTU Paling Berbahaya di Indonesia
-
IHSG Berakhir Merosot Dipicu Aksi Jual Bersih Asing
-
Riset: Penundaan Suntik Mati PLTU Justru Bahayakan 156 Ribu Jiwa dan Rugikan Negara Rp 1,822 T
-
Rupiah Terkapar Lemah di Penutupan Hari Ini ke Level Rp 16.700 per USD
-
Emiten Milik Sandiaga Uno SRTG Tekor Rp 2,43 Triliun di Kuartal III-2025
-
Inflasi YoY Oktober 2,86 Persen, Mendagri: Masih Aman & Menyenangkan Produsen maupun Konsumen