News / Nasional
Jum'at, 19 Desember 2025 | 18:19 WIB
Ilustrasi Transisi Energi. [Dok Pertamina NRE].
Baca 10 detik
    • METI menilai target NZE dan pensiun PLTU perlu ditopang kebijakan, pendanaan, dan kolaborasi lintas pihak.
    • Melalui AFJET dan Desa/Pulau Mandiri Energi, METI mendorong pembiayaan dan elektrifikasi berbasis energi terbarukan.
    • METI menyiapkan Peta Jalan 100 GW dan Forum Transisi Energi Berkeadilan untuk memperkuat green jobs dan keadilan sosial.

Suara.com - Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) menegaskan bahwa transisi energi berkeadilan tidak cukup hanya dengan target ambisius, tetapi harus ditopang langkah strategis yang konkret dan kolaborasi lintas pihak.

Dorongan ini sejalan dengan komitmen Presiden Prabowo untuk memensiunkan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) secara penuh demi mencapai Net Zero Emission (NZE) pada 2060 atau lebih cepat.

Ketua METI,  Zulfan Zahar, menilai komitmen politik tersebut adalah titik awal yang penting, namun berisiko mandek jika tidak diiringi pembenahan kebijakan, pendanaan, dan kesiapan sumber daya manusia.

“Transisi energi berkeadilan harus memastikan keberlanjutan, keterjangkauan, dan keadilan sosial. Tanpa kolaborasi multi-pihak, target NZE hanya akan menjadi slogan,” ujar Zulfan dalam pertemuan di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Jumat, (19/12/2025).

Solar Panel.

Sebagai wadah multi-pihak, METI mendorong penguatan kebijakan melalui koordinasi dengan asosiasi energi terbarukan.

Upaya ini diwujudkan lewat pemberian masukan atas revisi Perpres 112/2022, perbaikan mekanisme pengadaan PLN, serta kontribusi substansial dalam RUU Energi Baru dan Energi Terbarukan (EBET) dan RUU Ketenagalistrikan.

Masukan tersebut telah disampaikan dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) Komisi XII DPR pada 1 Desember 2025.

Di sisi pendanaan, METI meluncurkan program Access to Finance for Just Energy Transition (AFJET). Program ini dirancang untuk membuka akses pembiayaan proyek energi terbarukan melalui inovasi skema keuangan dan dialog antara lembaga pembiayaan dengan pengembang.

“Hambatan utama energi terbarukan hari ini bukan hanya teknologi, tapi akses keuangan. AFJET kami rancang untuk menjembatani itu,” kata Zulfan.

Baca Juga: Pakar Ungkap Tantangan Transisi Energi Indonesia, Masih Tersendat Ketergantungan Fosil

METI juga mendorong elektrifikasi desa dan pulau berbasis 100 persen energi terbarukan melalui program Desa/Pulau Mandiri Energi, dengan target 10 lokasi hingga 2028. Salah satu proyek percontohan adalah Nusa Penida 100% Energi Terbarukan, yang mencakup percepatan investasi, penguatan IPP dan EPC lokal, pelatihan SDM, serta peningkatan literasi publik.

Untuk mendukung target nasional !00 GW energi terbarukan, METI bersama pemangku kepentingan akan menyusun Peta Jalan 100 GW Energi Terbarukan sebagai acuan pengadaan, pembiayaan, dan kerangka hukum. Selain itu, METI menekankan pentingnya penciptaan *green jobs* agar transisi energi benar-benar berkeadilan dan tidak meninggalkan siapa pun.

Sebagai penguat kolaborasi, METI akan membentuk Forum Transisi Energi Berkeadilan ruang bersama untuk menjawab hambatan investasi, memperluas pemahaman publik, serta menegaskan peran energi terbarukan sebagai solusi krisis iklim dan mitigasi bencana di Indonesia.

Load More