Suara.com - Starlink, perusahaan internet berbasis satelit milik Elon Musk yang telah resmi masuk Indonesia dikabarkan membuat para operator industri telekomunikasi seluler seperti Telkomsel, Indosat, dan XL Axiata ketar-ketir.
Pasalnya, investasi yang dilakukan Elon Musk hanya modal dengkul alias tanpa uang sepeserpun tapi dengan bebas bisa menjual produknya di Tanah Air.
Investasi modal dengkul ini dikarenakan Elon Musk bersedia hadir di acara World Water Forum (WWF) di Bali beberapa waktu lalu bersama dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi), sekaligus meresmikan pengoperasian Starlink untuk sejumlah fasilitas kesehatan/Puskesmas.
Kondisi ini membuat sejumlah pemain seperti Telkomsel, Indosat dan XL Axiata harus gigit jari mengingat investasi real yang telah mereka lakukan tak kecil.
Berdasarkan data, biaya operasional tiga pemain utama selular itu di Indonesia mencapai triliunan rupiah setiap tahunnya.
Telkomsel yang merupakan anak usaha PT Telkom Indonesia Tbk tercatat mengeluarkan biaya operasional paling besar yakni mencapai Rp39,71 triliun, kemudian Indosat harus merogoh kocek sedalam Rp21,08 triliun untuk operasional mereka setiap tahun, dan lalu XL Axiata mengeluarkan sedikitnya biaya operasional sebesar Rp20,35 triliun.
Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Nezar Patria mengaku bakal terus memantau layanan internet Starlink milik Elon Musk yang baru saja resmi masuk Indonesia.
"Saat ini kami lihat ya mulai beroperasi, dan kami masih terus memonitor lah," kata Wamenkominfo saat ditemui di Universitas Paramadina, Jakarta, Jumat (31/5/2024).
Nezar mengakui kalau Starlink sebenarnya lebih cocok di wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal alias wilayah 3T. Namun ia tak menampik kalau layanan internet berbasis satelit ini juga bisa digunakan warga di wilayah non 3T.
Baca Juga: Google Investasi Rp 243 Miliar di Asia Pasifik, Termasuk Indonesia
Nezar turut menegaskan kalau Pemerintah akan terus adil dalam menyikapi Starlink, khususnya dalam bersaing dengan para operator yang sudah ada di pasar telekomunikasi.
"Kami coba jamin adalah fair playing field buat semua ya. Jadi enggak ada anak emas buat Starlink," lanjutnya.
Nezar memaparkan kalau Starlink bisa menjangkau semua wilayah di Indonesia karena berbasis satelit. Namun di Indonesia, penyelenggara internet juga menyediakan layanan berbasis menara BTS hingga fiber optik.
Maka dari itu, masing-masing penyelenggara internet memiliki keunggulan dan kelebihan.
Makanya, ia membebaskan masyarakat untuk memilih opsi yang sesuai kebutuhan, entah itu Starlink ataupun operator yang sudah ada.
Nezar menyebut, apabila masyarakat ingin internet lebih cepat, maka bisa memilih layanan internet berbasis fiber optik.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
Terkini
-
Kenapa Proyek Jalan Trans Halmahera Disebut Hanya Untungkan Korporasi Tambang?
-
Bertemu Wapres Gibran, Komite Otsus Papua Minta Tambahan Anggaran Hingga Dana BLT Langsung ke Rakyat
-
Sambut Bryan Adams Live in Jakarta 2026, BRI Sediakan Tiket Eksklusif Lewat BRImo
-
Kuartal Panas Crypto 2025: Lonjakan Volume, Arus Institusional dan Minat Baru Investor
-
Proyek Waste to Energy Jangan Hanya Akal-akalan dan Timbulkan Masalah Baru
-
Geger Fraud Rp30 Miliar di Maybank Hingga Nasabah Meninggal Dunia, OJK: Kejadian Serius!
-
Laba PT Timah Anjlok 33 Persen di Kuartal III 2025
-
Kala Purbaya Ingin Rakyat Kaya
-
Didesak Pensiun, Ini Daftar 20 PLTU Paling Berbahaya di Indonesia
-
IHSG Berakhir Merosot Dipicu Aksi Jual Bersih Asing