Suara.com - Gaya hidup sehat kini semakin menjadi pilihan masyarakat. Apalagi setelah munculnya pandemi Covid-19 beberapa tahun lalu, masyarakat semakin sadar dalam menjaga asupan makanan untuk dikonsumsi.
Berangkat dari hal tersebut, Great Giant Foods (GGF) akan meluncurkan jus kaleng Sunpride. Jus kaleng Sunpride akan hadir dengan lima varian rasa antara lain nanas, nanas guava (jambu kristal), nanas markisa (tropical fruit), nanas apel dan nanas mango.
CEO of Consumer Branded Business, Stephanie V Gondokusumo menjelaskan, jus kaleng Sunpride mengandung 100 persen buah segar, bukan dari konsentrat serta tanpa bahan pengawet, air, maupun pemanis tambahan.
"Produk ini sangat sehat, gulanya sendiri gula alami yang berasal dari buahnya jadi bukan tambahan," tutur Stephanie saat berbincang-bindang dengan media di Booth Sunpride, Jakarta Fair Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu, (3/7/2024).
Proses pembuatannya pun melalui standar food safety yang sangat tinggi dengan teknologi pasteurisasi. Teknologi ini memungkinkan produk jus kaleng Sunpride tidak menggunakan bahan pengawet dan pemanis buatan, namun memiliki masa kadaluwarsa yang lama.
Oleh karena itu, GGF optimistis jus kaleng sunpride bisa bersaing dengan kompetitor yang sudah terlebih dahulu terjun.
"Kompetitor produknya tidak 100 persen buah, yang sekarang 100 persen jus murni di Indonesia itu tidak ada, kompetitor cuma 20 persen, 15 persen, bahkan ada juga yang hanya 5 persen. Kalau kami 100 persen," ucap CEO GGF, Tommy Wattimena seraya menunjukkan komposisi yang terdapat dalam jus kaleng Sunpride.
Meski memiliki kualitas yang tinggi dan ditunjang dengan teknologi yang modern, jus kaleng Sunpride hanya dibanderol di harga Rp12.000 per kaleng. Bahkan di Jakarta Fair, jus kaleng Sunpride dibanderol dengan harga Rp50.000 per 5 kaleng. Nantinya,jus kaleng sunpride akan didistribusikan di ritel.
Tekan Impor dengan Aktif Perkenalkan Buah Lokal
Baca Juga: Duar!! Kena Ledakan Granat, Raisa Dilarikan ke Rumah Sakit
Dalam kesempatan tersebut, Tommy Watimena menjelaskan, inovasi-inovasi yang dilakukan oleh GGF untuk menekan banjirnya produk buah impor di dalam negeri. Sebab, jika impor buah-buahan terus dibiarkan, petani lokal menjadi tidak berdaya. Akibatnya, neraca perdagangan Indonesia akan terus mengalami defisit dan menyebabkan nilai rupiah terhadap dollar terus melemah.
"Impor buah-buah dingin Rp19,1 triliun, tahun lalu. Bayangkan, inikan banyak banget. Jadi salah satu tujuan kita sebelum ekspor (produk GGF), kita pastikan dulu di Indonesia terpenuhi. Itu saja dulu. Ya harapannya dengan kita memenuhi kebutuhan pasar, kita tidak perlu defisit buah-buahan. Rupiah turun terus, kita impor terus. Anak-anak kita sudah enggak makan buah Indonesia lagi, makannya apel Mandarin, pir, anggur. kesemek dan kedondong sudah lupa," imbuhnya.
Langkah lain yang dilakukan GGF untuk menekan impor adalah dengan terus memperkenalkan kepada masyarakat tentang buah-buah lokal. Adapun untuk memenhui kebutuhan buah dalam negeri, GGF menggandeng petani plasma demi memproduksi buah-buahan berkualitas. Untuk pisang sunpride, GGF telah memberdayakan sekitar 1.200 petani.
"Kami sekarang sudah mempunyai 1.200 petani, rencana ke depan kami butuh 10.000 petani untuk memenuhi kebutuhan buah dalam negeri," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Duar!! Kena Ledakan Granat, Raisa Dilarikan ke Rumah Sakit
-
Bahaya Memberi Pisang dan MPASI Sebelum 6 Bulan, Orang Tua Wajib Tahu!
-
Terungkap! Rahasia di Balik Kebiasaan Atlet Makan Pisang Setelah Pertandingan
-
BRI dan Himbara Kompak Kucurkan KUR, Geliatkan Ekonomi Kerakyatan di Sulbar
-
Warga Teriakkan Dukungan Anies Maju Pilkada Jakarta 'Tanpa Tukang Pisang'
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
MEDC Mau Ekspor Listrik ke Singapura
-
BRI Peduli Salurkan 637 Ambulans Lewat Program TJSL
-
Tidak Semua Honorer, Hanya Tiga Kriteria Ini Berhak Diangkat Jadi PPPK Paruh Waktu
-
Prediksi Harga Emas Pekan Depan: Was-was RUU Trump, Emas Lokal Bakal Ikut Melemah?
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
BUMI Jadi Incaran Asing, Bukukan Net Buy Terbesar Ketiga di BEI Sepekan Terakhir
-
Harga Perak Mulai 'Dingin' Setelah Penguatan Berturut-turut
-
Perbaikan Jalan Tol Cipularang dan Padaleunyi Diperpanjang Sepekan, Cek Rutenya
-
YES 2025: Ajak Anak Muda Berani Memulai Usaha, Waktu Menjadi Modal Utama
-
YES 2025: Berbagi Tips Investasi Bagi Generasi Muda Termasuk Sandwich Generation