Suara.com - Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) melalui anak usahanya, yakni PTPN I melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) terkait pengelolaan bisnis teh dengan Yang Lou Dong.
Komitmen kolaboraai ini dilakukan di sela kunjungan kerja PTPN I ke salah satu perusahaan teh terbesar di China.
Penandatanganan kerja sama dilakukan oleh Direktur Pemasaran dan Manajemen Aset PTPN I, Landi Rizaldi Mangaweang, dan Yang Lou Dong Tea Industry Co., LTD yang diwakili oleh Board Of Chairman Yang Lou Dong, Zhang Zhaohua.
Rizaldi menyatakan bahwa melalui kerja sama ini, diharapkan pengelolaan bisnis teh PTPN dapat berkembang dari hulu hingga hilir.
“Kami berharap kolaborasi ini dapat menguntungkan kedua belah pihak, serta memungkinkan PTPN I untuk mengadopsi pendekatan modern dalam pengelolaan bisnis teh, dari kebun hingga produk jadi,” ujarnya ditulis Kamis (5/9/2024).
Yang Lou Dong dikenal sebagai perusahaan teh yang mengelola perkebunan secara modern dengan penerapan teknologi tinggi dan sistem monitoring digital. Mereka memiliki berbagai inovasi produk, mulai dari minuman teh, makanan berbahan dasar teh, hingga kosmetik berbahan teh.
Selain itu, perusahaan ini juga mengelola aset dengan optimal seperti dibangunnya exhibition room, museum teh, restoran, dan tea store, serta memiliki strategi promosi yang atraktif melalui iklan, media sosial, dan edukasi.
Sementara itu, Direktur Pemasaran Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), Dwi Sutoro, mengungkapkan bahwa kerja sama ini merupakan langkah strategis yang sangat penting dalam memperkuat posisi PTPN I di pasar teh global.
“Kolaborasi ini tidak hanya akan membuka peluang baru bagi pengembangan produk dan peningkatan kualitas teh Indonesia, tetapi juga akan memungkinkan kami untuk memanfaatkan teknologi dan sistem pengelolaan modern yang dimiliki oleh Yang Lou Dong,” ujarnya.
Baca Juga: SGN Jihad Sesungguhnya untuk Industri Gula
Selain itu, kerja sama ini diharapkan dapat memperluas jaringan distribusi dan memperkenalkan produk teh Indonesia ke pasar internasional yang lebih luas, sehingga berkontribusi pada peningkatan daya saing dan ekspor teh Indonesia.
“Kami optimis bahwa sinergi ini akan membawa dampak positif bagi kedua belah pihak dan meningkatkan kontribusi kami terhadap industri teh global,” ucap Dwi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Kenapa Proyek Jalan Trans Halmahera Disebut Hanya Untungkan Korporasi Tambang?
-
Bertemu Wapres Gibran, Komite Otsus Papua Minta Tambahan Anggaran Hingga Dana BLT Langsung ke Rakyat
-
Sambut Bryan Adams Live in Jakarta 2026, BRI Sediakan Tiket Eksklusif Lewat BRImo
-
Proyek Waste to Energy Jangan Hanya Akal-akalan dan Timbulkan Masalah Baru
-
Geger Fraud Rp30 Miliar di Maybank Hingga Nasabah Meninggal Dunia, OJK: Kejadian Serius!
-
Laba PT Timah Anjlok 33 Persen di Kuartal III 2025
-
Kala Purbaya Ingin Rakyat Kaya
-
Didesak Pensiun, Ini Daftar 20 PLTU Paling Berbahaya di Indonesia
-
IHSG Berakhir Merosot Dipicu Aksi Jual Bersih Asing
-
Riset: Penundaan Suntik Mati PLTU Justru Bahayakan 156 Ribu Jiwa dan Rugikan Negara Rp 1,822 T