Suara.com - Indonesia telah sukses menyelenggarakan dua helatan internasional secara bersamaan. High Level Forum on Multi Stakeholder Partnerships (HLF MSP) dan Indonesia Africa Forum (IAF) ke-2. Acara tersebut menghasilkan 32 kesepakatan bisnis dan kerja sama dengan total nilai mencapai US$3,5 miliar.
Bisnis dan kerja sama yang telah disepakati dalam form tersebut, tentunya harus bersama kita kawal. Tantangan selanjutnya adalah memastikan implementasi efektif dari kesepakatan-kesepakatan yang telah dicapai guna semakin berdampak bagi masyarakat Indonesia.
Untuk itu, Direktorat Informasi dan Komunikasi Politik, Hukum, dan Keamanan, Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik, Kementerian Komunikasi dan Digital, menggelar Forum Literasi Politik, Hukum, dan Keamanan Digital (FIRTUAL) bertema "Mewujudkan Bandung Spirit 2063: Dampak High Level Forum on Multi Stakeholder Partnerships (HLF MSP) dan Indonesia Africa Forum (IAF) ke-2 Bagi Masyarakat Indonesia”.
“Ada banyak sekali pencapaian yang telah kita lakukan dalam forum HLF MSP dan IAF ke-2. Ada kerja sama internasional, kesepakatan bisnis, komitmen bersama untuk pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Bahkan kita bisa menjual pesawat dan peralatan militer,” jelas Pelaksana Harian (Plh.) Direktur Informasi dan Komunikasi Politik, Hukum, dan Keamanan, Kementerian Komunikasi dan Digital, Filmon Leonard Warouw dalam keterangan tertulisnya, Kamis (24/10/2024).
Pertemuan HLF MSP dengan tema "Strengthening Multi-Stakeholder Partnerships: Towards a Transformative Change" berhasil mempertemukan berbagai pemangku kepentingan dari pemerintah, sektor swasta, organisasi internasional, dan masyarakat sipil.
Isu-isu krusial dibahas, termasuk soal perubahan iklim, ketimpangan sosial-ekonomi, dan transformasi digital. Sedangkan IAF ke-2, mengangkat tema ”Bandung Spirit for Africa's Agenda 2063”. Tema tersebut menghidupkan kembali semangat Konferensi Asia-Afrika (KAA) 1955 di Bandung, yang menjadi titik awal solidaritas negara-negara berkembang.
“Juga, ini menjadi spirit untuk tahun depan, kita akan merayakan 70 tahun KAA yang telah diadakan tahun 1955,” pungkas Filmon.
Beberapa tahun terakhir, Indonesia terus memperlihatkan kepemimpinannya dan dipercaya menjadi tuan rumah berbagai helatan internasional. Hal ini tentunya berdampak baik bagi Indonesia, yang berpeluang besar terlibat dalam gelaran internasional di masa mendatang.
Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas), Anak Agung Mia Intentilia menjelaskan bahwa ada beberapa event besar yang dihelat Indonesia sebelum menjadi tuan rumah HLF MSP dan IAF ke-2.
“Tahun 2022 Indonesia memegang posisi presidency di G20. Kemudian tahun 2023 ada ASEAN Chairmanship, sebagai bentuk kepemimpinan Indonesia dalam cakupan regional di Asia Tenggara,” jelas Mia.
Penyelenggaraan HLF MSP dan IAF ke-2 yang, membawa dampak keberlanjutan terkait posisi Indonesia di kancah global. Salah satunya, dengan melanjutkan semangat yang telah dikumandangkan pada IAF ke-2 yakni “Bandung Spirit for Africa’s 2063 Agenda”. Hubungan Indonesia dan Afrika diharapkan dapat semakin erat, terlebih di tahun 2025 akan ada momentum 70 tahun KAA.
“Tahun 1955 dari Konferensi Asia Afrika yang melahirkan non-alignment movement kemudian terus berkembang hingga di tahun 2024, Bandung Spirit dan semangat solidaritas menjadi sesuatu yang sangat relevan dengan dinamika global saat ini,” tambah Mia.
Spirit tersebut dijelaskan Mia diharapkan dapat terus menumbuhkan perdagangan Indonesia dan Afrika. Termasuk peran aktif Indonesia dalam Kerja Sama Selatan-Selatan dan Triangular, yang berfokus pada peningkatan kesejahteraan antarnegara berkembang.
Adapun kerja sama yang terjalin pada bidang transformasi ekonomi, energi, pertambangan, kesehatan, dan sektor pembangunan. Hingga menjalin hubungan untuk mengoptimalkan kerja sama dengan Global South guna bersama-sama mencapai SDGs atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Prosesnya, perlu dikawal dan dipastikan untuk membawa kesejahteraan bagi masyarakat.
“Forum ini juga memberikan dampak bagi pemerintah, para ahli, swasta, akademisi, untuk bertukar ide, gagasan, dan memperluas jejaring,” tambah Mia.
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
6 Fakta Demo Madagaskar: Bawa Bendera One Piece, Terinspirasi dari Indonesia?
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
Terkini
-
Bos Danantara Akui Patriot Bond Terserap Habis, Dibeli Para Taipan?
-
Pemerintah Andalkan Dialog Rumuskan Kebijakan Ekonomi Kerakyatan
-
VIVO dan BP-AKR Batalkan Pembelian BBM dari Pertamina, Kandungan Etanol Jadi Biang Kerok
-
Permudah Klaim, BUMN Pengelola Dana Pensiun Ini Genjot Layanan Digital
-
Viral Menkeu Purbaya Makan Siang di Kantin DJP: Hidupkan Sektor UMKM!
-
Pemerintah Menang Banyak dari Negosiasi Freeport: Genggam 12 Persen Saham Hingga Pembangunan Sekolah
-
Hari Terakhir Kementerian BUMN, Dasco: Revisi UU BUMN Disahkan Kamis Besok
-
Jurus 'Irit' Menkeu Purbaya: Stimulus Akhir Tahun Digeber, Tapi Tanpa Tambahan Anggaran Baru!
-
Libatkan Pengemudi di Tim Revisi UU LLAJ, Dasco Perjuangkan SIM Gratis dan Rumah Subsidi
-
DPR Kejar Tayang Revisi UU LLAJ, Dasco: Target Zero ODOL 2027